Happy reading! Enjoy.Semenjak kejadian di rumah sakit, hubungan zefan, fia, bama dan anya semakin merenggang. Yang tadinya mulai membaik, padahal malam itu tampak jelas dari mata fia bahwa ia ingin mengatakan yang sejujurnya ia ingin menjelaskan kekacauan itu kepada bama.
Tapi mungkin fia tidak seberani itu untuk mengatakan semuanya kepada sang mama. Yang bahkan menghakimi tanpa mengetahui kebenarannya.
"Fia, mama pulang." Suaranya menggema hingga ruang tamu tempat fia berada sekarang.
"Mama bawa makan, ayo makan dulu panggil kakak mu."
"Gausah ma, fia sama ka zefan baru beres makan. Fia ke kamar ya ma." Izin nya yang lantas meninggalkan mamanya yang baru saja pulang dari kerja.
Ia menaiki tangga namun tidak ke kamarnya melainkan ke kamar zefan, sang kakak.
Membuka pintu, memasukinya dan duduk di tepian kasur dimana zefan sedang bersandar didashboard sambil membaca buku.
"Ka, belum inget semuanya?." Tanya nya yang membuat fokus zefan buyar.
"Fia gasuka kaya gini sebenernya, tapi fia takut. Fia takut mama marah sama apa yang udah fia lakuin selama ini." Sambungnya.
Melihat adiknya sedang mengajaknya serius, zefan menutup buku yang sedang dibaca dan menggeser tubuhnya dekat fia dan lantas memeluk bahu fia.
"Fi, kakak ngerti. Kakak juga kaget pas tau kamu bohong tentang bama, kakak merasa bersalah banget sama bama. Tapi Dengan kamu jujur aja sekarang itu udah bagus kok." Jelas zefan.
"Kak- kakak kan belum tau cerita sebenarnya kakak masuk rumah sakit tu karena apa, kaka mau ke rumah bama ga?."
Zefan tersenyum dan mengangguk pelan sambil mengusap rambut fia. "Ayo ke sana, kakak juga mau sekalian minta maaf."
Mereka beranjak keluar dari kamar, namun sesuatu yang tak terduga mengejutkan mereka berdua. Sang mama yang berdiri di depan pintu kamar zefan dengan tangan yang dilipat di dada dan tatapan sinis.
"Mama udah denger, mau kemana? Ke rumah si breng*ek itu?." Tanya sang mama penuh benci.
"Ma, fia sama ka zefan cuma mau minta maaf ke bama. Karena fia sama ka zefan merasa bersalah. Juga mama, maaf fia bohong sama mama soal bama, sebenernya-"
"Udah ya, mama gaperduli kamu bohong atau engga tentang bama toh mama memang sebenarnya ga suka sama dia dari dulu." Selak nya.
"Yaudah, fia juga ga peduli sama mama mau izinin fia sama ka zefan ke rumah bama atau engga. Fia sama ka zefan tetep mau ke rumah bama." Tegasnya sambil menarik tangan zefan untuk pergi.
"Oh jadi gitu, udah mulai berani ya sama mama nya." Ia menaikan suara beberapa oktaf.
"Ma tau ga sih fia bohong, fia pura-pura gila, fia ga mau sekolah itu kenapa? Yang mama tau cuma cerita bohongnya fia aja kan? Mama ga nyari tau tuh kebenarannya yakan?."
"Kamu ya bener-bener fia–"
Plak!
Satu tamparan lolos dari tangan anjali tepat di pipi sebelah kanan fia. Sedangkan fia menatap anjali nyalang sambil merasakan panas dan perih di pipi kanannya.
"Liat kan ma liat, mama udah berani tampar fia!." Fia menunjuk-nunjuk bekas tamparan mama nya dan meloloskan sebuah cairan dari matanya.
"Gapapa ma gapapa,Tapi asal mama tau, fia lakuin itu semua karena fia mau mama perhatian lagi sama fia dan ka zefan. tapi nyatanya mama pura-pura buta mama pura-pura tuli sama fia dan ka zefan." Ucapnya tegas dan menekankan kalimat terakhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My senior's
RomanceAnya Salsabila, perempuan dan siswi biasa yang dapat membuat kakak-beradik menjadi bermusuhan merebutinya. Siapa yg akan dipilih? Started, 05 nov 19