Remedial [9]

860 144 4
                                    

"Makasih Yong, udah nemenin aku trus juga udah nganter aku pulang gini. Maaf ya ngerepotin, kamu pasti cape kan?" Ujar Yeri ketika gadis itu turun dari motor Taeyong.

"Sama-sama Yer, gapapa elah ga ngerepotin. Lagian gua seneng kok jalan sama lo gini, jangan ngerasa lo ngebebanin idup gua gitu deh" balas Taeyong.

"Yaudah deh kalo gitu, sekali lagi makasih ya Yong"

"Iya sama-sama, gua pamit ya Yer"

"Hm iya, hati-hati di jalan" ujar si cantik.

Taeyong mengangguk dan kembali memakai helm full face nya, kemudian pria itu mengendarai motornya menjauh dari area perumahan Yeri. Yeri menatap punggung Taeyong yang perlahan menjauh dari pandangannya, setelah itu ia masuk kedalam rumahnya.

"Assalamualaikum" ujarnya serasa masuk kedalam rumah.

Sepi

Itulah kata yang tepat untuk keadaan rumahnya itu, bahkan lampu nya pun belum dinyalakan. Yeri yakin kedua orang tuanya belum pulang dari tadi, makanya rumah ini sepi tak berpenghuni.

Yeri itu anak tunggal, makanya rumah si cantik itu sepi. Tidak ada pembantu juga di rumah itu, benar-benar hanya ia dan kedua orang tuanya yang menghuni rumah yang terbilang luas itu.

Yeri berjalan ke arah dapur, tak sengaja gadis itu mendapati sebuah stick note di pintu kulkasnya. Tempat biasa sang mama menitipkan pesan.

Yeri sayang, mama pulang telat hari ini, papa kamu juga berangkat ke luar kota tadi siang. Kamu makan malam di rumah Jungwoo aja ya? Mama udah bilang ke Jungwoo nya tadi. Baik-baik di rumah ya sayang.

-mama

Yeri menghela nafasnya, orang tuanya itu bisa dibilang gila kerja. Tapi Yeri tak mau menyalahkan mereka, toh orang tua Yeri kerja juga untuk ia dan pendidikannya.

Yeri memilih membersihkan badannya terlebih dahulu, baru setelah itu ia pergi ke rumah kakak sepupunya itu. Kebetulan ia juga ingin membicarakan suatu hal dengan Saeron, adik sepupu sekaligus adik kandung Jungwoo.

Rumah Jungwoo tak terlalu jauh dari rumah Yeri, masih terbilang satu kompleks. Jadi yeri hanya perlu berjalan sedikit saja untuk sampai di rumah Jungwoo.

Sesampainya disana, Yeri langsung saja masuk tanpa mengetuk pintu ataupun menekan bel. Itu salah satu kebiasaannya jika berkunjung ke rumah sepupunya itu.

"Kak Jungwoo!! Kata mama Yeri makan malem disi--"

"--ni..." ucapan Yeri memelan ketika ia tak sengaja melihat teman-teman Jungwoo di ruang tamu.

Malu

Itu yang Yeri rasakan, pasalnya ia terlihat tak sopan di rumah orang. Walau emang benar ia tak sopan karna tak membaca salam dulu.

Disana ada Doyoung, Jaehyun, Renjun, dan juga...

Jeno.

Yeri membulatkan matanya, baru sadar kalau ada Jeno juga disana yang tengah menatapnya datar. Dan sepertinya kelima pria tampan kuadrat itu tengah membicarakan suatu hal yang serius.

"Eh Yer, udah dateng rupanya. Mau makan malem kan? Tuh langsung aja ke meja makan, Saeronnya juga lagi makan disana" sahut Jungwoo.

"Ha? Oh iya kak, kalo gitu Yeri ke ruang makan dulu. Permisi semuanya" ujar si cantik canggung.

"Dasar Yeri bodoh" umpatnya dalam hati.

○●○●○

Karna kejadian tak terduga kemarin malam, Yeri jadi lupa untuk menanyakan suatu hal ke Saeron. Rencananya pagi ketika di sekolah, ia ingin menghampiri Saeron. Tapi lagi-lagi tertunda karna Yeri dapat piket di UKS.

Yeri itu selain anak osis, dia juga anak PMR. Sebenarnya dia juga mau ikut ekskul sastra, tapi tidak jadi karna takut jadwalnya padat. Belum lagi ia ngawas anak remedial.

Di UKS sepi, pak Xiumin a.k.a guru yang bertugas di UKS juga tak hadir karna ada acara keluarga. Jadinya Yeri tinggal sendiri di UKS yang bisa dibilang cukup luas itu.

Yeri yang bosan, milih untuk memainkan handphonenya aja. Biasanya kalau dia piket PMR, ada pak Xiumin yang selalu nemenin dia ngobrol.

Jam udah nunjukkin waktunya istirahat, tapi Yeri tak bersemangat dan memilih tetap di UKS. Nanti juga Joy akan membawakan makanan untuknya ke UKS.

Brak!

Pintu UKS dibuka dengan kasar oleh seseorang, membuat Yeri terlonjak kaget. Ternyata pelakunya adalah Lee Jeno, yang wajahnya dipenuhi lebam dan juga ada darah di sudut bibirnya.

Yeri kaget melihat kondisi Jeno, sebuah situasi yang sangat tidak di inginkan oleh Yeri.

Jeno menatap Yeri datar, padahal niat awalnya dia ke UKS itu mau ngobatin lukanya dan langsung ke kelas lagi supaya nggak ketemu Yeri. Tapi nyatanya takdir berkata lain.

"Jen--" belum juga Yeri selesai dengan ucapannya, Jeno malah mau pergi.

"Jeno! Tunggu!" Tahan si cantik.

Jeno berhenti, tapi masih belum menatap Yeri.

"Luka kamu parah, sini aku obatin dulu" ujar Yeri.

"Nggak perlu kak, gua bisa obatin nanti" balas Jeno.

Yeri sedikit terkejut, ini kali pertamanya Jeno menggunakan lo-gue dengannya.

"Biar kakak obatin disini aja Jen, nanti infeksi. Ayo" Yeri menarik Jeno ke salah satu bangkar.

Jeno hanya menurut, matanya tak beralih dari si cantik itu. Yeri kemudian meraih kotak p3k di atas nakas, setelah itu ia mengambil tempat di depan Jeno.

Yeri mulai mengobati lebam Jeno, tak lupa ia membersihkan luka di ujung bibir Jeno.

"Ssttt.." ringis pria itu ketija Yeri sedikit menekan lukanya.

"Maaf, sakit ya?" Tanya Yeri tepat di wajah Jeno.

"Sedikit" jawab pria itu singkat.

"Kenapa berantem?" Tanya Yeri tapi matanya masih fokus ke wajah Jeno.

"Tau darimana gua berantem?" Jeno balik tanya, tapi nadanya dingin.

"Ini, ini, dan ini. Itu semua bekas di tinju, nggak mungkin kamu nyakitin diri kamu sendiri" ujar Yeri sambil menunjuk lebam di wajah Jeno.

Jeno diam, tak membalas ucapan kakak kelasnya itu. Akhirnya Yeri selesai mengobati luka Jeno, setelah itu ia mengembalikan kotak p3k itu ke atas nakas.

"Makasih kak" ujar Jeno dan hendak pergi lagi.

"Jen..." tahan Yeri.

Jeno berbalik dan menatap kakak kelasnya itu.

"Kamu... apa kabar?" Tanya Yeri pelan.

Jeno diam, ia menghela nafas pelan kemudian kembali menatap Yeri.

"Kabar gue buruk kak, gue kangen lo, kangen banget malah. Bahkan sekarang gue rasanya pengen meluk lo, tapi maaf kak, ada perasaan yang harus gue jaga"

Dan setelah itu, Jeno pergi meninggalkan UKS.








-; TBC

Baper ak gais :)

Remedial [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang