Tujuh

13.6K 1.2K 21
                                    


Makan, main game, tidur, makan, main game. Tugas sekolah? Nyontek kan bisa.

Eheheh.

Definisi minggu menurut Kim Taehyung.

Sejak kemarin sore entah karena hal apa. Taehyung jadi suka senyum-senyum tidak jelas persis orang sinting. Padahal malamnya sedikit menyesal bertemu Park Jimin di cafe yang menadadak ingin membicarakan tentang cinta-cintaan, moodnya jadi semacam ada hancur-hancurnya. Padahal bukan salahnya, memang sudah kronologinya begitu. Beruntung Jimin jadi sahabat karibnya kalau tidak sudah Taehyung giling jadi adonan mochi, seenak jidat membicarakan soal cinta padahal dirinya jomblo.

Tapi sebenarnya bukan itu yang membuat seorang Kim Taehyung badmood.

Ini hari minggu, rencana ingin mengajak pacar berkencan. Tapi lupa dia kan tak punya.

Benar kata Jeon Jungkook semalam, dia belum laku. Tapi bukan! Taehyung hanya sedang pilih-pilih. Mana ada mahluk tampan kuadrat semacamnya tidak laku. Mulut Jungkook memang tak sepolos wajah bayinya.

Sementara di ruangan lain, Jungkook tengah tersenyum puas menatap seluruh pekerjaannya selesai. Menyapu, mengepel, mengerjakan tugas, mencuci baju sampai menjemurnya. Lain halnya dengan mahluk satunya yang sibuk rebahan di kamar.

Memikirkannya saja membuat Jungkook emosi.

"Kau mau kemana?" Tanya Taehyung tanpa mengalihkan perhatiannya dari buku.

Jungkook hanya melewatinya tanpa berniat menjawab, meraih hoody merahnya dan berlalu dari kamar.

"Yak! Mau kemana?" Tanya Taehyung lagi.

"Kenapa? Aku ingin berbelanja! Kau mau ikut? Tidak mung-"

"Aku ikut! Biar ku temani, bisa hancur hidupku jika Namjoon hyung tahu aku menelantarkanmu."

Jungkook hanya menjejakkan kakinya kesal meninggalkan Taehyung yang tengah bersiap.

"Kau memang menelantarkanku alien jelek! Mesum! Cabul! Aku bahkan tak di beri makan!"

Jungkook belum menyadari kalau Taehyung sudah berdiri di belakangnya dengan wajah datar.

"Julukanku semakin panjang saja.." lirihnya.









Jungkook berjalan kesana kemari mencari barang yang ia inginkan, dominan makanan sebab kulkas di apartemen mereka kosong melompong.

Ya. Kini baik Taehyung maupun Jungkook sudah pasrah kalau apartemen ini milik keduanya.

"Aku mau ke toko buku dulu, nanti bertemu di parkiran." Celetuk Taehyung. Jungkook langsung menghadang langkahnya sembari menadahkan tangan dengan mata berkedip lucu.

Taehyung sampai menahan nafasnya sejenak.

"Namjoon hyung dan Seokjin hyung bilang aku boleh minta uang belanja dan uang jajan pada Tae- hyung. Jadi.." ucapnya.

Taehyung sedang memastikan telinganya tak tuli, Jeon Jungkook merengek padanya? Yang benar saja.

"Ti-"

"Namjoon hyung bilang aku juga boleh melaporkan perbuatan Taehyung kalau-" ucapannya mendadak terhenti ketika Taehyung menyodorkannya salah satu limit kartu berisi nominal uang yang cukup fantastis bagi pemuda Jeon yang langsung berjingkrak senang.

"Aaaa~  gomawo!"

"Tidak lebih dari satu juta won atau ku ikat kau di ranjang!"

Jungkook hanya mengangguk patuh, Seokjin sepupunya saja tak pernah memberi ia kebebasan memegang uang dan Taehyung kini mengijinkannya menggunakan salah satu kartu di dompetnya.

Tidak tahu saja Jeon Jungkook kalau Kim Taehyung sedang terserang rasa gemas level maksimum. Dalam hati membenarkan ucapan Jungkook kalau Namjoon berpesan agar ia menghandle seluruh keuangan pemuda Jeon.

Sempat terlintas dibenaknya kenapa ia sudah seperti suaminya? Atau lebih tepatnya papanya?

Sampai keuangan dan segala macam kebutuhan Jungkook dia yang tanggung.

"Sebenarnya apa rencanamu hyung?" Tanya Taehyung pada Namjoon yang tak mungkin membalasnya.





TBC

💜💜💜💜💜

RIVAL, REALLY?-VKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang