Jungkook menatap area parkir apartemen mereka bingung, jika Taehyung memarkirkan mobilnya disini itu berarti dia akan pulang ke apartemen. Bukan sekedar mengantarnya.
Waduh, hancur sudah masa damai Jungkook.
Tapi tak bisa dibohongi jika ia senang juga.
Jadi tak merasa kesepian lagi.
"T-taehyung?" Yang dipanggil hanya berdehem sembari memejamkan matanya, kepalanya pening bukan main yang bisa ia lakukan hanyanlah mendongak dengan bersender pada kursi mobil. Jungkook yang mendadak peka langsung panik seketika. "Tae-hyung?! Kau sakit?"
"Hhm.."
Jungkook langsung keluar dari mobil dan berjalan menuju sisi Taehyung, "Ayo ku bantu jalan." Katanya, ia melingkarkan lengan Taehyung di lehernya dan berusaha membantu pemuda itu berjalan.
Bagaimanapun Jungkook juga human yang punya rasa iba.
Taehyung yang sedang pusing hanya pasrah saja, ia menyusupkan kepalanya di bahu sempit Jungkook hingga si Jeon dapat merasakan nafasnya dari dekat.
"T-taehyung.."
Satu langkah tak masalah.
"Ungh- berat!"
Dua puluh langkah masih kuat.
Dua puluh tujuh langkah-
Berat.
Ini sudah berat.
Jungkook sudah tak kuat-
Wajah Taehyung begitu dekat dengan wajahnya, Taehyung membenamkan hidung mancungnya di tengkuk Jungkook hingga ia merasakan hawa panas yang membuatnya sulit bernapas.
Ia malu demi apapun! Dan degup jantungnya yang abnormal membuat Jungkook tak nyaman.
Sungguh tak kuat. Ini sangat berat.
Bukan cuman Taehyung yang berat badannya, tapi iman Jungkook juga keberatan.
Bagaimana kalau Jungkook khilap?
"Aku bisa mendengar suara jantungmu Jung.."
Diambang kesadaran saja masih bisa bicara begitu Taehyung sialan!
Umpat Jungkook dalam lambung.
Karena hatinya sibuk bergetar tak karuan kala Jungkook iseng menoleh kesamping yang mana justru membuat dirinya seolah mencium Taehyung.
Panas..
Pipinya panas..
"Cium saja." Gumam Taehyung ringan. Jungkook kembali menatap lurus dan menyeret langkahnya menuju lift.
Lalu, sapaan ramah beberapa tetangga dan satpam disana sukses membuat wajahnya lebih merah daripada Taehyung yang sepertinya demam.
"Aigoo aigooo~ apa suamimu sedang sakit Jungkook-ah?"
Jungkook tak heran lagi, sebagian besar penghuni apartemen mewah ini memang setengah waras.
Sudah jelas dirinya dan Taehyung itu masih sekolah, tapi sering dianggap suami istri.
Badebah tingkat satu ya begini.
"Astaga!" Pekik seorang noona-noona."Taehyung kenapa Kook-ah? Dia sakit? Cepat bawa dia masuk dan obati kekasihmu-"
"Aku bukan kekasihnya!" Teriak Jungkook tak terima, wajahnya sudah sakit menahan rona merah yang kian menjalar sampai telinga.
"Jung.." mata bulat Jungkook makin membulat kala beban dipundaknya bertambah berat, diliriknya Taehyung yang sudah memejamkan matanya damai.
Oke. Ini lebih berat dari dosa Jungkook selama hidup, lebih menakutkan dari pada hantu kesemek, dan tentu lebih mengkhawatirkan dari pada celana dalam tangguh pemuda Kim yang robek akibat ulah nakal tangan si Jeon montoQ.
"YA YA YA!! KENAPA KAU PINGSAN DISINIIIII!!!"
Ia reflek memeluk tubuh jangkung Taehyung yang merosot ke bawah karena dirinya sudah tak kuat menyanggah. Jungkook menoleh kanan kiri meminta bantuan dengan bibir mencebik khawatir melihat wajah tampan Taehyung semakin pucat.
"Tolong aku..." harusnya Jungkook berteriak seperti tadi, tapi suaranya bergetar kelewat panik. "Hiks.." oke, Jungkook memang sangat panik.
Tetangganya tadi terlihat memasuki area lobi kembali, ia langsung bergegas menuju Jungkook dan Taehyung yang terduduk dilantai.
"Aigoo?! Kenapa suamimu Kook-ah? Dia pingsan?!"
"Ahjumma~ tolong suamiku-"
Tolong suamiku-
Tolong-suami-ku
Suamiku
Suami-ku
SUAMIKU.
SUAMIKU.
Apartemen langsung gonjang-ganjing diterpa semilir angin kelewat syahdu.
Ahjumma tadi nyaris menjatuhkan rahangnya karena terkejut sekaligus terharu bersamaan, karena ia tinggal tepat disebelah apartemen kedua bujang ini tentu tau bagaimana rusuhnya mereka. Sampai-sampai beberapa tetangga lain menjulukinya pasutri baru.
Mereka hapal sekali pertengkaran-pertengkaran serta KDRT apa saja yang dilakukan setiap hari.
Jungkook yang berteriak membangunkan Taehyung.
Taehyung yang berteriak mencari seragamnya.
Jungkook yang menyiapkan bekal untuk Taehyung.
Taehyung yang memanaskan mobil untuk ke sekolah berdua.
Suwit sekali.
Kalau kekerasan dalam rumah tangganya itu, ketika Taehyung berteriak agar Jungkook tidak membanting pintu.
Jungkook yang menjambak rambut Taehyung saat kesal.
Atau Taehyung yang mencubit pipi tembam Jungkook saat gemas.
Iya. Katanya rival tapi kok-
Taehyung sudah berangsur sadar dari tingkah absurdnya menentang Jungkook berkat ceramahan Jimin, Hosoek dan Namjoon yang seolah mengeja cypher pt.1, cypher pt.2, cypher pt.3, sampai cypher pt.4 setiap hari 24/Heaven tiada henti hanya untuk menyadarkan Taehyung atas perasaannya terhadap si Jeon montoQ.
Beda lagi kalau Jungkook yang habis dicekoki drama picisan oleh Bambam dan Lisa yang semua isinya sama saja. Cinta dan benci, benci dan cinta seolah mereka berteriak pada Jungkook-
Kook let me know..
Kook let me know..
imi da kkeutnan geon algo itjiman miryeonirado namji ankeman....
Kook let me know...
Kook let me know...
Kook let me know mworado malhaejwo..
Lalu Jimim menyambung menyauti Bambam dari kelas sebelah.
I just wanna know know know....
I just wanna know know know....
HeeeehIiyaaaaaaaa...... owow..o..owowooooo.....
Agar Jungkook jujur dan mengungkapkan The truth untold.
Alias kebenaran yang tak terungkap.
Tapi sayangnya Jungkook masih Everybody say no!
Dan saat Ahjumma tadi mendengar si Jeon mengakui candaannya tentu membuatnya bahagia sejahterah syalalalala.
"AHJUMMA TOLONG SUAMIKU!"
Kemudian-
TBC
Suami😌
Bacanya jangan bernada🙄
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL, REALLY?-VKOOK
FanfictionKim Taehyung dan Jeon Jungkook itu rival sejati. 'Benarkah?' BXB, BTS CASH. BOYSXBOYS