Lima Belas

11.9K 1.1K 4
                                    

"Kau yakin akan tinggal dengan Namjoon hyung? Berapa lama?" Tanya Jungkook gamang, bukan dia tak rela Taehyung pergi dari apartemen mereka. Tapi keputusan mendadak Taehyung yang membuatnya bingung sekaligus dirundung curiga.

Bagaimana kalau Taehyung memiliki rencana busuk dengan pergi dari rumah lalu memfitnah Jeon muda telah mengusirnya.

Ini gawat.

Jungkook tak bisa tinggal diam, ia mendekati Taehyung yang sibuk dengan ranselnya. "Hyung! Kau tak akan macam-macam kan? Aku curiga!" Sarkasnya.

Taehyung langsung mendengus, "Otak kecilmu itu hanya berisi itu-itu saja! Aku tak sebodoh itu atau- Eeh?! Aku mengerti sekarang." Seringainya menatap sinis Jungkook.

Langkah kaki Taehyung semakin mendekat, Jungkook reflek mundur. Ia merasa dejavu namun tak ingin tertipu lagi dengan berharap Taehyung menciumnya.

"M-mwo?!"

"Kau khawatir aku meninggalkanmu heh?"

"A-apa?! Tidak mungkin! Dari pada khawatir kau meninggalkanku, aku lebih khawatir jika kau kembali lagi kesini!"

"Sialan!" Pekik Taehyung, ia tak menyangkah Jungkook sejujur itu. "Tentu saja aku akan kembali! Ini kan apartemenku!"

"Tuh kan! Apa ku bilang kau pasti kembali, makannya ku tanya berapa lama kau akan pergi? Setidaknya persiapan agar aku tau sampai kapan waktu tenangku disini tanpa dirimu." Tanya si Jeon penasaran, Taehyung berkali-kali memastikan bahwa Jungkook tidak sedang mengerjainya. Tapi entah mengapa perkataan Jungkook sedikit melukai harga dirinya, disamping itu dia sedang dalam kondisi tak baik. Wajar saja ia mudah tersulut emosi.

Mungkin efek celana dalam tangguh miliknya dilecehkan Jungkook.

Atau karena omelan Bambam bersama Hosoek yang menyalahkannya siang tadi gara-gara puisi kesemek ciptaan Bambam?

Helaan nafas Taehyung hembuskan pelan, berusaha setenang mungkin atau ia akan melukai Jungkook. "Mungkin seminggu."

"Kok lama!"

"Memangnya kenapa sih?! Bukannya kau senang aku pergi dari sini, kau jadi bebas menguasai apartemen sendirian."

Pernyataan Taehyung sontak membuat Jungkook merasa bersalah, sedikit saja sebenarnya. Jungkook menunduk memejamkan matanya sejenak menghalau rasa aneh yang kini menjalar sebelum menatap Taehyung lagi.

"Lalu uang jajan ku bagaimana?"

"Kau-" Taehyung reflek menunjuk Jungkook tepat di wajahnya. Kini keduanya hanya berjarak beberapa senti. "Kau masih pegang platinumku, gunakan itu selama aku tidak disini." Finalnya.

Jungkook langsung menatap kepergian Taehyung dengan pandangan sulit diartikan, beberapa minggu tinggal bersama dengan diselingi adu mulut dan pertengkaran membuatnya terbiasa akan hal itu.

Kata Bambam sih itu wajar dalam rumah tangga.

Jungkook hampir saja melemparnya dengan buku tapi Taehyung lebih dulu melempar Bambam dengan penghapus kelas waktu itu.

Jungkook tak pernah tinggal sendirian, di seoul ia juga tinggal bersama sepupunya Seokjin sebelum akhirnya dipaksa tinggal bersama pemuda Kim.

Bayangan buruk langsung melintas kala Taehyung bilang bahwa dirinya harus pulang dan mengurus beberapa hal. Jungkook tak tahu maksudnya apa, yang ia tahu hanyalah ia akan tinggal seorang diri di apartemen mewah ini.

Bayangkan.

Tidak.

Jungkook tidak kuat biar kalian saja.

"Jangan hancurkan apartemen berhargaku atau nanti kau terima akibatnya!" Ancam Taehyung sembari memakai sepatunya, ini sudah malam namun sepertinya Taehyung tetap akan pergi saat ini juga. "Kunci pintu dan pastikan tak ada orang lain masuk!" Lanjutnya.

"Kalau aku ajak Bammie dan Lisa bagaimana?"

"TIDAK!"

"Lalu aku berangkat dan pulang sekolah bagaimana? Apa aku naik bus saja?" Tanyanya lagi, ia ingat kalau sejak tinggal bersama Taehyung kemanapun ia pergi pasti diantar meski harus bertengkar dulu. Taehyung sendiri yang memaksanya tanpa rasa curiga sama sekali, sebab pemuda itu tahu jika Jungkook adalah anak manja yang doyan nyasar jika tak ditemani. Begitu kata Seokjin kakak iparnya.

"Aku akan menjemput dan mengantarmu, jadi jangan macam-macam!"

"Issh! Aku bukan anak kecil! Jangan sok peduli kau!" Protesnya dengan raut kekanakan yang tak bisa dibantah.

"Dan aku lebih tau darimu bocah! Diam dan jadilah anak yang baik! Sekarang apartemen ini milikmu-"

"Sungguh?!"

"Hanya selama aku pergi. Sudahlah sana tidur aku harus pergi." Jungkook malah mengekori Taehyung sampai pintu persis anak kecil yang akan ditinggal ayahnya pergi.

"Kenapa lagi? Mau cium? Sini!"

Mata Jungkook langsung membulat lucu, kepalanya menggeleng brutal tanpa sadar. "TIDAK!" Teriaknya. "Aku- aku hanya memastikan pintunya terkunci."

Taehyung tak mengindakan ucapan Jungkook, namun sebelum pemuda itu menutup pintu apakah ia tak salah lihat. Jeon Jungkook menatapnya dengan sendu? Apakah ia tak rela jika Taehyung pergi.

Di balik pintu, Jungkook langsung memegang dadanya pelan. Rasanya jantung itu berdetak lebih kencang dari biasanya, apalagi bayangan wajah Taehyung yang cukup dekat melintas tanpa permisi.

"Astaga! Apakah aku sakit jantung?"

Taehyung yang masih di luar ternyata dapat mendengarnya, ia terkekeh kecil menyadari kepolosan pemuda Jeon.

"Otakmu hanya berisi jemuran, makanan, dan uang jajan. Bunny~" 


TBC






Warning-warning egehee 😌😌😌😌

Aku- Jey mengucapkan HAPPY NEW YEAR!! SEMOGA KITA BAHAGIA SETIAP SAAT DI TAHUN BERIKUTNYA! TERIMAKASIH UNTUK KENANGAN INI.

I BLUE YOU!!💙💙💙💙💙💙💙💙




RIVAL, REALLY?-VKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang