Delapan

13.3K 1.1K 14
                                    

Hari senin- hari yang dibenci kebanyakan siswa sekolah. Kedisiplinan, hukuman, tugas, piket, dan guru killer. Jadi satu.

Hari dimana siswa merasa seolah waktu santainya direnggut paksa untuk memulai minggu berikutnya.

Ini masih pagi untuk berangkat ke sekolah, tapi apa daya. Jungkook terjebak perjanjian dengan si pangeran kuda putih yang menjelma jadi setan.

Jungkook ingat kok, kalau dirinya harus mendatangi kelas Taehyung dan menemaninya sarapan di sana  lantaran pemuda Kim memaksa si manis Jeon untuk berangkat pagi-pagi buta bersamanya dengan dalih perintah Namjoon.

Terpaksa sih.

Tapi lari dari tanggungjawab itu tidak baik.

Semua perkataan dan perjanjian adalah hutang yang harus dibuktikan.

Prinsip seorang Jeon teguh.

"Kim Taehyung biadab!! Ku doakan kau terpleset di toilet karena memanfaatkanku!" Misuhnya pelan-pelan. Ia masih punya rasa takut kalau sampai manusia di depannya dengar.

Di koridor sekolah nampak para siswa lain yang mulai berdatangan.

"Buka mata mu Jimin! Di depan ada tempat sampah bodoh!"

"Ini masih pagi hyung!! Lagipula biasanya kita berangkat 5 menit sebelum bel masuk!!" Pekik Jimin tak terima, Hosoek menyeretnya dari gerbang menuju kantin sekolah.

"Mataku masih sepet, tolong beri yang sedikit segar." Lanjutnya.

Keajaiban dunia Jung Hosoek dan Jimin tiba di sekolah sepagi ini. Satpam yang menjaga gerbang saja sampai terheran-heran. Kalau bukan karena pesan maut tuan Kim Taehyung yang menyuruh dua sahabatnya datang pagi dipastikan Jimin dan Hosoek masih bercumbu dengan kasur mereka.

"WUAHH CANTIK SEKALI!!!"

"MANA MANA MANA?!!" Jimin langsung membuka matanya begitu mendengar kata cantik.

Playboy gadungan.

"HAHAHHAHAHAH RASAKAN!!" Tawanya puas mengerjai Jimin.

Jimin bersungut-sungut."SIALAN JUNG HOSOEK!"

Bambam diujung sana bersama Lisa hanya melirik tanpa minat kedua teman seangkatannya.




Katakan Jungkook gila. Sekarang tengah berada di kelas Taehyung. Hanya berdua.

Berdua.

Jungkook sibuk membuka satu persatu kotak bekalnya dan menyodorkannya pada Taehyung sementara pemuda Kim hanya diam termangu memperhatikan gerak-gerik Jungkook.

Persis seorang istri yang melayani suaminya.

"Yak! Berhenti menatapku atau ku colok matamu dengan sumpit!" Ancamnya galak.

Taehyung langsung terkekeh, "Kau manis, bagaimana mungkin aku melewatkannya." Ucapnya tanpa sadar.

Jungkook langsung merona di tempat, mengutuk mulut buaya Taehyung yang mendadak jadi chesse dipagi hari.

"Hentikan bualanmu! Ini bekalnya aku mau pergi." lalu bangkit membawa tasnya hendak keluar kelas.

"Tunggu- kenapa buru-buru sekali sih."

"Aku tak mau jadi santapan para menggemarmu! Mengerikan!!"

Diam. Taehyung paham maksud yang disampaikan, jadi dia melepaskan tangan pemuda manis di depannya.

Iya. Tadi reflek menarik tangannya supaya tak pergi.

Entah kenapa, rasanya tak rela kalau Jungkook meninggalkannya.

"Ada aku tenang saja. Lagipula mereka tak akan menyerangmu kok,"

"Kenapa memang?" Beo Jungkook tak mengerti.

Kim Taehyung tersenyum seolah di depannya adalah sosok yang perlu dilindungi, dan tatapannya begitu menenangkan.

Layaknya kekasih, saling menatap, saling melindungi.

Tapi-

"Karena kau lebih mengerikan!"

Lalu tersenyum jenaka. Berbeda dengan Jungkook yang sudah punya firasat buruk dari dari. Diraihnya buku paket tebal di atas meja lalu ia layangkan pada Taehyung.



"ARRRGGHHHH!! KEPALAKU!!!!"


TBC

💜💜💜💜

RIVAL, REALLY?-VKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang