Delapan belas

11.2K 1K 31
                                    

"Kim Taehyung! Belikan aku jajangmyeon dan teh ulong di depan sekolah! Aku ingin makan malam!"

"Kenapa harus aku?! Delevery kan bisa, ini sudah modern Namjoon hyung!"

"Beli sekarang atau mobil mu ku sita sebulan! Lagipula jajangmyeon disana tidak pakai jasa delevery bodoh."

Kim Namjoon kalau bicara suka seenaknya, pasrah saja Taehyung menuruti keinginan hyungnya. Lagipula sebagai adik ia harus menghormati yang lebih tua.

Setelah mengeluarkan mobil dari garasi, Taehyung tak lantas langsung berangkat. Kan uangnya belum di kasih, "Hyung! Mana uangnya cepat!" Teriaknya dari luar.

"Pakai uangmu dulu Taehyung, aku malas ambil dompet. Tak lihat aku sedang sibuk dengan berkas-berkas laknat ini? Ganggu saja!"

Bukankah sedari tadi Namjoon sedang sibuk bersama dirinya juga? Justru hyungnya itu yang mengganggu kualitas kerja Taehyung.

Mereka sedang mengungsi di rumah milik perusahaan karena terjadi masalah. Sebenarnya, selain menjadi guru Namjoon merangkap kerja sebagai direktur perusahaan milik ayah mereka. Taehyung juga sudah ikut ambil alih membantu, karena itulah keduanya disini.











Suasana malam hari memang yang paling tenang. Apalagi ditemani es krim dan cemilan kesukaan.

Tentram dan nyaman.

Sendirian dan tanpa gangguan.

Timing idaman.

Berani keluar apartemen dengan alibi beli keperluan.

Sampai akhirnya ada di mini market dan bersantai dengan nyaman.

"OY!"

Sebelum suara astral membuatnya mengeryit heran.

"Orang bilang anak kecil suka makan es krim-"

Ehh nyata?! Tunggu- sepertinya ia kenal suara ini.

"Tapi mana ada anak kecil keluyuran malam-malam dan makan es krim sendirian."

Jungkook mendengus tak rela saat kursi depannya digeser dan sosok yang tadi mengintrupsi ikut duduk sambil minum cappucino hangatnya dengan tanpa dosa.

"Beli jajangmyeon? buat siapa?!" dia tau karena bungkusan yang dibawa orang itu aromanya khas sekali.

"Hm. Untuk Namjoon hyung, kenapa keluar?"

Mendengus lagi. "Bukan urusanmu!" Jungkook kembali sibuk dengan es krimnya, tapi tiba-tiba dia mengingat kejadian siang tadi. Membuatnya mendadak gelisah setengah hati.

Apa benar Taehyung menganggapnya jalang? Karena mau tinggal bersamanya?

Apa Taehyung memanfaatkannya? Tapi untuk apa coba?

Kata Bambam, dia suka Taehyung.

Ahhhh.. Molla!! semuanya membingungkan.

Tapi tidak menyangkal? Jungkook jadi tak berminat menyantap es krimnya.

Taehyung memperhatikan Jungkook sedari tadi, ekspresinya kosong bercampur kesal, Jungkook sibuk dengan dunianya sendiri. Taehyung merasa seperti mahluk halus, tak dianggap.

Tidak dianggap merupakan definisi lain dari kalimat kehadiran mu tidak dibutukan.

Taehyung berujar, "Kenapa? Ada masalah? Cerita sini."

"Tidak mau! Untuk apa aku bercerita pada rivalku sendiri!!"

"Kalau begitu, anggap aku kekasihmu dan kau bebas bersandar dipundakku agar Tuhan tidak menyesal telah menciptakan pundak untukku."

Apa-apaan itu tadi!!!

Ini pangeran kuda putihnya?!

Eeeeeggggghhhaah. Kemarin hitam sekarang putih yang muncul Kim Taehyung terus.

Lain kali Jungkook akan meminta pangeran kuda pelangi. Biar warna-warni. Dan yang datang bukan Taehyung lagi. Pikirnya nista.

"Nanti saja deh menghayalnya, ini masih sore. Nanti lebih malam lagi." Pekik Jungkoom kesal.

"Kenapa harus menunggu malam? Kalau sekarang saja hayalanku ada disini."

Jungkook total bingung- "Maksud mu ap-?"

"Jungkook-ah..  Tom and Jerry suka bertengkar kan? Tapi ada masannya mereka akur."

Jungkook memperhatikan Taehyung diam. Tapi masalahnya otak Jungkook sedang tak diposisi yang pas jadi sedikit lemot untuk paham.

"Serius Taehyung! Kau kerasukan hantu kesemek?"

Kesemek lagi, bangsat-

"Ya. Aku juga serius denganmu Jungkook-ah."

UHUKK-

Taehyung yang melihat Jungkook tersedak langsung berlari masuk minimarket dan meraih air mineral dengan terburu.

Jungkook langsung meraih botol yang disodorkan lantas meminumnya cepat. Tersedaknya kali ini menyakitkan. Wajahnya total memerah.

"Kenapa yang jumbo sih?! Kan berat Taehyuuuug~" rengeknya tanpa sadar.

"Itu karena terlalu khawatir! Mengertilah!"

"Aku tak minum sebanyak ini juga!!"

"Bawa pulang, anggap oleh-oleh dari ku. Berikan pada orang tuamu di busan juga, katakan dari calon menantunya."

Jadi Jeon Jungkook, kenapa wajahmu semakin memerah? Karena tersedak atau tergoda.

"Terbawa perasaan padaku belum Jung?."

"Mwoya? Kalau aku tidak memang kenapa?"

"Ya berarti aku gagal-" lalu pandangannya menerawang ke atas.

Jungkook berdecih sebentar, masib keras kepala. "Menyerah?"

"Tidak ada kata menyerah dalam kamus seorang Kim Taehyung."

Keduanya diam. Suasana mendadak tenang. Hanya suara musik yang mengalun damai dari mini market.

Taehyung menatap Jungkook didepannya dengan seksama.

"Lagu ini judulnya perfect- tapi belum perfect kalau kau belum jadi milikku Jeon Jungkook."






TBC

Bacanya jangan diresapi dan jangan senyum-☺

RIVAL, REALLY?-VKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang