"Paman bus kemana sih? Tidak tahu ya kalau aku sedang gelisah memikirkan jemuranku!"
Siapa yang tidak kesal? Hari makin sore, kelaparan, dan bus tak kunjung kelihatan.
Jeon Jungkook tak pernah salah!! Yang salah teman-temannya tadi. Setelah jam berakhir justru pergi pulang sendiri-sendiri.
Mereka lupa atau bagaimana disini sedang ada yang merana.
Ingin panggil taxi tapi takut dianiaya, diculik, diperkosa. Jungkook curiga.
Doi kebingungan.
Lalu menunduk. Berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
'Ya tuhan... Kirimkan aku pangeran berkuda hitam untuk menjemputku-'
"Yak bocah! Cepat naik! Ku antar kau pulang."
Jungkook yang tenang berdoa mendadak kaget. Tapi masih menunduk, dia curiga itu setan.
Ya masa baru berdoa langsung terkabul.
Jungkook sadar kok, ibadahnya belum benar.
Takutnya bukan pangeran berkuda hitam, justru mahluk lain-
Kan horor, sore begini.
"Hey!! Cepet naik nanti makin sore." sambil menepuk kursi sampingnya.
"Seperti pernah dengar suaranya, tapi dimana ya?" Gumam Jungkook sebelum matanya membola saat tahu siapa orang yang Tuhan kirim tadi.
Yang di mobil hanya tersenyum tampan.
"Semua orang pasti tahu suaraku bocah! Naik atau ku tinggal!" sembari bersiap menyalakan mobilnya.
Jungkook langsung buru-buru naik. Persetan harga dirinya jatuh di depan rival. Yang penting cepat pulang dan selamat sampai tujuan, kemudian Jungkook dengan polos berdoa kembali.
'Terimakasih tuhan, walaupun setan yang mengantar, yang penting jemuranku cepat terselamatkan. Hehe..'
"Senang ya, diantar orang tampan? Senyum-senyum begitu."
Laknat sekali.
"Apa sih! Ini terpaksa!" Elak Jungkook.
"Sudah ditolong masih saja kasar, jadi anak baik bisa tidak sih!" Taehyung jadi kesal.
"Kenapa aku harus baik? Orang saja tak pernah baik padaku."
Taehyung tertegun sejenak, ucapan lirih rivalnya sukses membuatnya bungkam. "Sudahlah, lusa nanti kau harus datang ke kelasku dan menyiapkan bekal."
"Huh? Apa?! Tidak mau! Aku bukan pembantumu tuan Kim!"
"Iya atau ku gelindingkan kau di sini!"
"Iya iya!! Dasar pamri!!" lalu cemberut.
Yang satunya sedang tertawa setan.
Penuh kemenangan.
Selanjutnya Jungkook hanya pasrah duduk di kursi penumpang bersama Kim Taehyung sebagai pengemudinya. Seharusnya dia lari saja tadi, tapi kalau sudah adegannya begini ia bisa apa.
"Aku mengantarmu karena Namjoon hyung yang memaksa! Jangan terlalu percaya diri." Tukasnya dengan dagu diangkat. Jungkook hanya mendecih memalingkan wajahnya ke arah jalan.
"Dasar pencitraan."
Taehyung langsung membelalak tak percaya, mulut Jungkook memang luar biasa. Tapi sebisa mungkin ia tahan atau mereka akan bergulat disini.
Lima belas menit berikutnya mereka sampai di apartemen, Taehyung hanya menggeleng ringan melihat Jungkook berlari menuju balkon tanpa melepas sepatunya dulu.
Yang dipikiran kecil Jungkook hanyalah masalah jemuran-jemuran-jemuran.
"JEON JUNGKOOK! LEPAS SEPATUMU SEBELUM MASUK KAMAR!"
"AKU BURU-BURU BODOH!"
"AKU AKAN BERKENCAN DENGAN KEKASIHKU DULU, TAK PERLU MENUNGGUKU PULANG!" Teriak Taehyung lagi.
"SEPERTI SUDAH LAKU SAJA! LAGIPULA AKU TAK PEDULI!"
"YAK!!!"
Taehyung langsung misuh-misuh tak jelas di balik pintu, sementara Jungkook merasa lega jemurannya berhasil ia amankan.
TBC
😋😋💜💜💜👻👻💜👻💜💜😋
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL, REALLY?-VKOOK
FanfictionKim Taehyung dan Jeon Jungkook itu rival sejati. 'Benarkah?' BXB, BTS CASH. BOYSXBOYS