Chapter 3

1.5K 197 11
                                    

Namjoon mematikan mesin mobilnya setelah tiba di halaman rumah kediaman keluarga Choi. Tempat yang dulu pernah sangat menerimanya tanpa ada tatapan sengit dari Siwon, maupun Jaekwon. Untuk beberapa saat, pria itu menatap bangunan yang ada di sampingnya. Bayang-bayang di masa lampau datang menjalar ke ingatannya. Hari-hari indah yang membuatnya bahagia.

Perlahan-lahan, setelah bayangan itu menghilang, ia menoleh, menatap ke arah Nami dan Hyunsoo yang sudah terlelap. Tidak biasanya mereka berdua terlelap dengan cepat begini. Biasanya, Nami akan ikut Namjoon mengantarkan Hyunsoo ke dalam rumah dan Hyunsoo akan dengan sangat antusias mengajak Nami ke dalam kamarnya untuk sekadar menunjukkan sesuatu atau bermain sebentar. Namjoon akan menunggu di depan rumah dengan ditemani Minji atau Young Ae. Hanya mereka berdua yang masih mau menerima Namjoon dengan baik.

Siwon pun telah mencabut kembali investasi di perusahaan milik Jungwoo. Begitu juga dengan Jaekwon, yang dulu sangat dekat dengan Namjoon, memilih menjaga jarak dengan pria yang pernah memiliki status sebagai suami adiknya. Bahkan, Jaekwon tak pernah sekalipun menyapa Namjoon saat mengantarkan Hyunsoo pulang. Meskipun, mereka berpapasan.

Tok tok tok...

Lamunan Namjoon buyar ketika mendengar seseorang mengetuk kaca mobilnya. Saat menoleh, ia mendapati Sihyun telah berdiri di samping mobil dengan telunjuknya yang menunjuk-nunjuk bagian bawah kaca, bermaksud untuk menyuruh Namjoon membuka kaca mobilnya. Alih-alih membuka kaca, Namjoon bergegas membuka pintu di sebelahnya dan keluar dari mobil.

"Kenapa tidak langsung masuk saja?" tanya Sihyun. Namjoon tersenyum dengan kikuk.

Padahal, perbuatannya pada Sihyun sudah benar-benar keterlaluan, tapi, wanita itu masih bisa bersikap ramah kepadanya. Jika Namjoon berada di posisi Sihyun, ia akan memilih mengacuhkannya, seperti apa yang dilakukan Siwon dan Jaekwon padanya.

"Ah, mereka sudah tidur, ya? Tumben sekali, biasanya masih bersemangat," ujar Sihyun setelah mengintip ke tempat duduk penumpang dan menemukan dua bocah sudah terlelap di sana.

"Sepertinya, mereka kelelahan. Tadi, aku mengajak mereka bermain ke Lotte World."

Sihyun mengangguk mengerti. "Pantas saja sudah ketiduran. Kalau begitu, biar kugendong Hyunsoo ke dalam."

"Tidak, biar aku saja yang membawanya masuk."

Namjoon terlambat, Sihyun tak mengindahkan ucapannya. Mantan istrinya langsung membawa Hyunsoo dalam gendongannya. "Kasihan Nami. Lebih baik, kau segera pulang dan menidurkan Nami sesampainya di rumah. Ah, pindahkan dulu gadis itu di depan."

Namjoon merasa tertampar oleh ucapan Sihyun. Bagaimana bisa wanita itu masih menaruh perhatian pada Nami, yang sudah jelas anak hasil perselingkuhannya dengan Jaein.

"Kenapa kau melamun, Hyunsoo Appa?" Namjoon kembali tersadar dari lamunannya.

"Eoh? Ah, tidak. Kalau begitu, aku pulang dulu," pamit Namjoon. Tidak lupa, ia memindahkan Nami dahulu ke kursi di samping kemudi. "Kau masuklah, tidak perlu menungguku."

Sihyun mengangguk. "Terima kasih sudah mengajak Hyunsoo hari ini, hati-hati di jalan, Hyunsoo Appa," ucap Sihyun sebelum masuk ke dalam rumah, meninggalkan Namjoon yang masih menatapnya lekat-lekat.

Namjoon belum beranjak, masih bertahan di tempatnya, menatap punggung Sihyun yang semakin menjauh. "Aku merindukanmu, Sihyun-ah. Sungguh."

...

"Oppa, hari ini aku harus pergi ke Busan untuk pemotretan," ucap Jaein yang sontak mengundang perhatian Namjoon.

"Berapa lama?"

Decision ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang