Yo Won sangat terkejut saat menemukan mantan menantunya tengah berdiri di depan rumah dengan menggendong Nami yang tergolek lemas. Wanita itu bertanya-tanya, apa yang sebenarnya sedang terjadi sampai Nami bisa bersama dengan Sihyun. Dan, mengapa Nami terlihat kurang sehat.
"Eommoni, Nami terkena cacar air," adu Sihyun pada wanita yang sudah dianggap sebagai ibu kandungnya sendiri. "Maaf, membuatmu terkejut, aku tidak sempat mengabari jika akan kemari. Hanya tempat ini yang terpikirkan olehku. Aku tidak bisa membawanya ke rumah Namjoon."
"Eoh, aniya, gwaenchana. Kalau begitu, masuklah, tolong baringkan Nami di kamar."
Setelah mendapat izin dari Yo Won, Sihyun pun segera membawa Nami menuju kamar milik Namjoon. Yo Won berjalan di depan Sihyun seraya menunjukkan jalan untuknya.
"Tapi, bagaimana Nami bisa bersamamu, Sihyun-ah?" tanya Yo Won yang sudah penasaran sejak tadi.
"Ah, wali kelasnya menghubungiku, Eommoni, aku kira terjadi sesuatu pada Hyunsoo, makanya aku segera ke sekolah. Setibanya di sana, Hyunsoo mengatakan jika Nami sakit dan berada di ruang kesehatan," jelas Sihyun yang kini sedang sibuk mengompres Nami dengan air dingin.
"Di mana Namjoon dan Jaein?"
Sihyun menggelengkan kepalanya tidak tahu. "Pihak sekolah tidak bisa menghubungi mereka, Eommoni. Lalu, Hyunsoo meminta wali kelasnya untuk menghubungiku saja."
"Bagaimana bisa mereka berdua tidak tahu saat keadaan Nami seperti ini? Apa pekerjaan mereka lebih penting dari anaknya?" Terdengar helaan napas kecewa dari Yo Won. "Terima kasih, Sihyun-ah, untung saja ada dirimu. Kalau tidak, aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada Nami."
"Aniya, Eommoni, jika bukan Hyunsoo yang memberitahu, aku juga tidak akan ada di sini merawat Nami," tukas Sihyun dengan senyum di bibirnya. "Ngomong-ngomong, bagaimana kabar eommoni?"
Yo Won tersenyum. Sudah sekian lama ia tidak mendengar pertanyaan itu dari Sihyun. Dan entah mengapa, saat Sihyun kembali menanyakannya, hal itu membuat Yo Won senang. "Seperti inilah, Sihyun-ah. Menghabiskan masa tua berdua dengan Jungwoo. Namjoon jarang sekali menghampiriku, apalagi ibu Nami yang super sibuk itu, jangankan menghampiri, menanyakan kabarku saja tidak pernah."
Padahal, dulu Yo Won selalu memarahi Namjoon dan dirinya jika lama tidak berkunjung. Itulah sebabnya, saat masih menjadi istri Namjoon, mengharuskan Sihyun untuk sering mengunjungi sang mertua yang sudah ia anggap seperti orang tua kandungnya sendiri. Ucapan Yo Won membuat Sihyun terenyuh. Sihyun menyimpulkan jika Yo Won mungkin kesepian.
"Tapi, memang orang tua selalu seperti ini, kan? Hidup sendiri saat anak-anaknya beranjak dewasa dan sudah membangun rumah tangganya sendiri," sambung Yo Won yang membuat Sihyun semakin sedih.
"Eommoni..."
"Hanya kaulah satu-satunya menantuku, Sihyun-ah. Sekeras apapun Jaein mencoba mengambil hatiku, ia tak akan pernah bisa menggantikan posisimu sebagai menantu terbaik di keluarga ini."
"Semuanya sudah berlalu, Eommoni, aku bukan lagi istri Namjoon."
"Tapi, aku tetap menganggapmu sebagai putriku, Choi Sihyun."
...Namjoon mengerutkan kening saat membaca nama Sihyun berada di daftar panggilan tak terjawab ponselnya. Pria itu baru saja selesai mengikuti rapat dan sengaja mengatur ponselnya dalam mode diam. Ia tidak ingin terganggu saat sedang rapat. Namun, yang ia sesali saat ini, harus melewatkan panggilan telepon dari mantan istrinya. Hal tersebut membuatnya penasaran, apa yang menjadi alasan Sihyun sehingga ia menghubungi Namjoon belasan kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Decision ✓
FanfictionSquel of Our Marriage - So please read Our Marriage first Semenjak memiliki Hyunsoo di hidupnya, Sihyun tak pernah sekalipun terpuruk. Bahkan setelah perceraiannya dengan Kim Namjoon 5 tahun yang lalu, sama sekali tak ada penyesalan di hatinya. Keha...