Chapter 16

1.1K 164 20
                                    

Namjoon mengarahkan tangannya untuk mengusap lembut kepala Hyunsoo yang kini sedang tertidur pulas, setelah sebelumnya merengek meminta Namjoon untuk membacakan dongeng sebelum tidur.

'Janji tidak akan meninggalkan Hyunsoo dan eomma?'

Pria itu kembali mengingat permintaan Hyunsoo yang baru saja bocah itu minta padanya. Ia sudah terlanjur berjanji pada Hyunsoo, padahal ia sendiri tahu, jika permintaan Hyunsoo sangat tidak mungkin bisa di realisasikan. Kini ia tengah sibuk memeras otaknya, memikirkan bagaimana cara untuk mewujudkan keinginan putranya.

Di tengah lamunannya, pria itu dikejutkan oleh Sihyun yang baru saja memasuki ruangan dengan dua gelas minuman di tangannya. Pria itu hanya diam menatap wanita yang kini berjalan ke arahnya, tak memiliki keberanian untuk menyapa Sihyun terlebih dahulu.

"Kurasa kau membutuhkan sedikit kafein, Hyunsoo appa." Sihyun mengulurkan gelas pada Namjoon yang ternyata berisi kopi hangat.

Sepertinya wanita itu masih mengingat kebiasaan sang mantan suami. Pria itu memang sering minta dibuatkan kopi setiap malam.

Namjoon pun menerima uluran kopi pemberian Sihyun tersebut, lantas mengikuti wanita itu mendudukkan dirinya di sofa. Dan entah angin apa yang membuat pria itu duduk tepat di sebelah Sihyun.

Sepersekian detik, tak ada percakapan di antara mereka. Namjoon sibuk menyesap kopi miliknya secara perlahan. Sedangkan Sihyun hanya diam, entah apa yang wanita itu pikirkan. Mungkin ia sedang berpikir bagaimana membuka obrolan di antara mereka.

"Tentang permintaan Hyunsoo, kau tidak perlu terlalu memikirkannya Hyunsoo appa."

Namjoon sontak menoleh setelah mendengar suara Sihyun. Satu sisi hatinya merasa jika Sihyun memang sudah tak ingin berhubungan lagi dengannya. "Tapi bagaimana mungkin aku mengabaikan permintaan putraku," sanggahnya.

"Aku tahu kau melakukannya sebagai ayah Hyunsoo, tapi apakah kita bisa bersatu lagi? Kenyataannya tidak seperti dulu lagi, Joon. Aku dan kau sudah berbeda."

Namjoon meletakkan gelas kopinya, lantas meraih sebelah tangan Sihyun untuk di genggamnya. Wanita itu pun sontak menoleh karena perbuatan sang mantan suami.

"Joon?"

"Setidaknya kita masih bisa bersandiwara."

...

"Ayah sudah mau pergi?" tanya Hyunsoo dengan mengerucutkan bibirnya.

Namjoon menoleh pada putranya setelah selesai memakai jas kerjanya. Pria itu pun segera mendekat, lantas mencium kilas pipi putranya. "Memangnya ayah tidak boleh bekerja ya?"

Dengan cepat Hyunsoo menggelengkan kepalanya, tangannya pun menggenggam erat kerah jas milik Namjoon, agar pria itu tidak bisa meninggalkannya. Sontak saja Namjoon tertawa dengan kelakuan Hyunsoo.

"Hey, ayah kan hanya bekerja sebentar jagoan, nanti ayah akan kembali kemari," bujuk Namjoon seraya membawa Hyunsoo ke dalam gendongannya.

Hyunsoo dengan segera membenamkan wajahnya di ceruk leher Namjoon. Beruang kecil Sihyun memang seperti itu jika sedang dalam mode manjanya. "Tapi Hyunsoo kan masih rindu ayah," rengeknya.

"Begitu ya? Hyunsoo tidak rindu Nami noona?" bisik Namjoon di telinga Hyunsoo, yang sontak membuat bocah itu segera mengangkat kepalanya antusias.

Tatapan matanya pun berbinar menatap ayahnya. "Apa ayah mau mengajak noona kemari?"

Namjoon pun mengangguk. "Kalau Hyunsoo mengizinkan ayah bekerja, nanti ayah akan mengajak noona kemari," jelas Namjoon memberi pengertian pada putranya.

Decision ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang