Chapter 5

1.2K 169 22
                                    

"Aku tidak mau pulang, aku ingin menemani noona," rengek Hyunsoo dengan menghentak-hentakkan kakinya saat Sihyun mengatakan ia harus pulang dengan Hoseok.

"Eomma tahu, Sayang. Tapi, Hyunsoo harus pulang dulu, nanti kalau noona sudah sembuh, kalian bisa bermain bersama lagi," bujuk Sihyun. Jelas saja ia tidak akan mengizinkan Hyunsoo berdekatan dengan Nami agar bocah itu tidak tertular juga. Sihyun bisa kerepotan jika putranya juga ikut tertular.

Sedangkan Hyunsoo, melipat kedua tangannya dan tetap berpegang pada keinginannya. Bibirnya mengerucut sambil menatap Sihyun sebal. "Pokoknya, aku tidak mau pulang!"

"Hyunsoo-ya!" Sihyun naik pitam karena Hyunsoo menaikkan nada bicaranya. Namjoon mengambil alih keadaan, menepuk pelan pundak Sihyun untuk menenangkannya. Ia memberikan tanda kepada Sihyun untuk sedikit menjaga jarak dengan Hyunsoo sembari ia mendekatkan diri pada bocah itu.

Pria itu berjongkok, menyamakan tubuhnya dengan sang putra. "Kim Hyunsoo, dengarkan ayah. Eomma hanya khawatir dan tidak ingin Hyunsoo sakit juga seperti noona. Sakit yang noona rasakan itu mudah menular ke anak kecil. Nanti, kalau Hyunsoo sakit, pasti eomma akan sedih. Memangnya, Hyunsoo mau membuat eomma sedih?"

Hyunsoo menggelengkan kepalanya tanpa ragu, "tidak mau, Ayah."

Senyum di bibir Namjoon mengembang, tangan kanannya bergerak mengusap lembut puncak kepala jagoan kecilnya. "Maka dari itu, Hyunsoo pulang dengan Paman Hoseok, ya?" Sekali lagi, Namjoon meyakinkan.

"Iya, Ayah, Hyunsoo mau pulang."

"Bagus! Itu baru putra ayah," ucap Namjoon bangga.

Sementara itu, Sihyun membeku, tidak percaya dengan pemandangan yang baru saja disaksikannya. Bagaimana mungkin, Namjoon yang jarang menghabiskan waktu dengan Hyunsoo, lebih bisa meyakinkannya ketimbang dirinya sendiri. Mungkin, itu karena ikatan batin antara ayah dan anak. Sepersekian detik, Sihyun merasa hatinya menghangat.

"Kajja, Hyunsoo-ya, paman dan bibimu pasti sudah menunggu." Hoseok berkata pada Hyunsoo.

Dirasa keadaan sudah membaik, Sihyun mendekati putranya, berjongkok di depan sang putra. "Hyunsoo, jangan nakal selama eomma tidak ada, ya. Jangan menyusahkan paman Hoseok juga, mengerti?" ucap Sihyun seraya tidak berhenti menghujani putranya dengan kecupan.

"Mengerti, Eomma," jawab Hyunsoo patuh sebelum memasuki mobil Hoseok.

Setelah Hyunsoo masuk ke dalam mobil, hanya tinggal tiga orang dewasa yang ada di sana. Sesaat, Sihyun menatap Namjoon, ia memberi tanda, jika ia ingin berbicara berdua dengan Hoseok. Namjoon yang ditatap begitu bisa dengan mudah menangkap maksud mantan istrinya itu.

"Terima kasih banyak atas bantuanmu, Hoseok-ah. Hati-hati di jalan, maaf karena aku merepotkanmu," tukas Namjoon. Ia menepuk pelan pundak dokter muda itu, lantas kembali masuk ke dalam rumah, memberi kesempatan mereka berdua untuk berbicara. Meninggalkan mereka berdua membuat ia merasakan nyeri di hatinya.

"Maaf, aku terus saja menyusahkanmu, Hoseok-ah," sesal Sihyun seraya menatap mata pria itu.

Mendengar ucapan Sihyun, Hoseok tersenyum simpul. Tidak lupa, mengacak gemas bagian depan rambut wanita itu. Kebiasaan yang sudah sering ia lakukan jika melihat tingkah menggemaskan Sihyun. "Tidak masalah. Aku sudah menganggap Hyunsoo seperti putraku sendiri, aku tidak pernah merasa direpotkan olehmu."

"Hoseok-ah..."

"Jangan merasa bersalah begitu, aku akan selalu menunggumu, Choi Sihyun. Hatiku selalu terbuka untukmu."

Decision ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang