Chapter 9

1K 150 12
                                    

Terdengar suara derap langkah kaki menggema di sepanjang koridor rumah sakit. Dengan terburu-buru, dan perasaan yang campur aduk, Sihyun berlari agar segera bisa menjangkau ruangan putranya. Air mata pun tak dapat terbendung sejak guru Kim menghubunginya.

'Hyunsoo eomma...'

"Eoh, selamat siang Kim seonsaengnim, ada‒"

'Maaf menghubungi anda, tapi terjadi sesuatu dengan Hyunsoo.'

Seketika saja napas Sihyun tercekat saat mendengar kabar yang menyangkut putranya. Dengan suara bergetar, wanita itu mencoba bertanya, memastikan apa yang sebenarnya telah terjadi dengan Hyunsoo.

"Ne?"

"Saat pelajaran, Hyunsoo tiba-tiba saja pingsan, dan sekarang kami telah membawanya ke rumah sakit."

Prak!

Sihyun tanpa sengaja menjatuhkan ponselnya seketika itu juga. Tubuhnya terasa lemas setelah mendengar apa yang baru saja guru Kim jelaskan. Air matanya pun dengan lancang segera menetes membasahi pipinya. Ibu mana yang tidak khawatir saat mendengar berita buruk tentang putranya.

"Sihyun-ah tenangkan dirimu," tutur Hoseok yang sejak tadi berada di samping wanita itu.

Seolah tuli, Sihyun tak menjawab. Dalam benaknya hanya ada nama Hyunsoo. Ia terus saja menggiring kakinya menuju ruangan yang sudah di kirimkan guru Kim padanya.

"Hyunsoo eomma..." sapa guru Kim.

Mendengar sapaan tersebut, Sihyun dengan segera menghampirinya. "Bagaimana keadaan putraku Kim seonsaengnim?" tanya Sihyun dengan suara dan tubuhnya yang masih bergetar karena tangis. Membuat Hoseok harus memegangi bahu wanita itu, berharap bisa sedikit menguatkannya.

"Kami juga masih menunggu hasil pemeriksaan dokter. Entahlah, tiba-tiba saja Hyunsoo pingsan dan tak kunjung sadarkan diri," jelas guru Kim yang berhasil membuat Sihyun semakin terpuruk, dan terdengar isakan dari bibirnya.

Hoseok dengan sigap segera merengkuh Sihyun dalam pelukannya. Diusapnya punggung Sihyun agar wanita itu tidak terlarut kesedihan lebih dalam. Melihat wanita idamannya seperti ini, membuat sedikit relung hatinya merasa nyeri. Walaupun tak bisa dipungkiri jika ia juga mengkhawatirkan keadaan Hyunsoo.

"Dengan keluarga pasien?"

Sihyun menoleh dengan cepat saat mendengar suara seseorang yang ia yakini adalah dokter yang menangani putranya. Begitu pula dengan Hoseok, yang kini tengah menatap ke arah dokter yang baru saja keluar dari ruangan tersebut.

"Saya ibunya, bagaimana keadaan putraku dok?" tanya Sihyun seraya menghampiri sang dokter.

Sang dokter menundukkan kepalanya, tak kunjung menjawab pertanyaan Sihyun. Dalam keadaan seperti ini, Hoseok yang juga seorang dokter bisa dengan segera memahami apa yang tengah terjadi.

"Yoongi hyung, katakan apa yang terjadi?" Segera saja Hoseok bertanya pada salah satu rekan kerjanya itu.

"Maaf harus memberitahukan kabar ini, putra anda mengalami gagal ginjal. Keadaannya sudah cukup parah. Jadi pasien harus menjalani dialysis sebanyak tiga kali seminggu, sampai ia mendapatkan donor ginjal yang cocok."

Deg!

Sihyun merasakan bagai di hempas ke dalam lautan setelah mendengar kabar tersebut. Waktu seolah berhenti berputar di sekitarnya. Bahunya terkulai lemas, air mata pun semakin deras mengalir di pipinya. Ia menggelengkan kepala, mencoba menepis diagnosa yang di katakan sang dokter.

Decision ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang