Chapter 13

1.1K 187 51
                                    

"Ayah!" Hyunsoo berseru dengan antusias saat mendapati sosok ayahnya telah berada di samping ranjangnya. Bocah itu merentangkan tangannya untuk menghambur ke pelukan Namjoon.

"Aigoo, kenapa Hyunsoo jadi ringan sekali? Hyunsoo tidak mau makan, ya?" goda Namjoon seraya mencium pipi putranya. Namjoon merasa tubuh Hyunsoo lebih ringan dari saat terakhir kali Namjoon menggendongnya. Hal tersebut membuat Namjoon semakin sedih dengan keadaan putranya.

Pria itu melihat Hyunsoo menggelengkan kepalanya dengan cepat, menyangkal tuduhan sang ayah. "Aku makan banyak ayah, tanya saja pada eomma, bibi Raemi, dan juga paman Hoseok."

Namjoon terkekeh mendengar jawaban putranya. Tidak menyangka jika Hyunsoo masih bisa terlihat riang seperti tidak terjadi apa-apa. Ingin sekali Namjoon menangis, menumpahkan air matanya saat ini juga, namun, ia harus bersusah payah menahannya. Tidak mungkin ia menunjukkan kesedihannya di hadapan Hyunsoo. Ia tidak ingin terlihat lemah di hadapan Hyunsoo dan malah membuat putranya sedih.

"Baiklah, ayah percaya pada Hyunsoo. Tapi, berjanjilah pada ayah, Hyunsoo harus makan lebih banyak lagi, ya?" Namjoon mengulurkan jari kelingkingnya pada Hyunsoo. Pinky promise between the boys.

Ditatapnya Namjoon sambil menautkan jari kelingkingnya pada milik sang ayah. "Baiklah, Hyunsoo berjanji."

"Bagus! Jagoan ayah memang pintar."

...

Di ruangan lain, Hoseok sibuk memeriksa keadaan Sihyun. Wanita itu belum sadarkan diri selama hampir satu jam. Sepertinya, Sihyun benar-benar kelelahan. Saking sibuknya mengurus Hyunsoo, ia sampai tidak sempat memperhatikan kesehatan dirinya sendiri.

Pada akhirnya, Hoseok memutuskan untuk membuang jauh egonya. Rasa khawatirnya pada Sihyun jauh lebih besar. Ia tidak boleh egois, ia sendiri yang telah berjanji pada wanita itu bahwa akan selalu ada di sampingnya. Ia akan melakukan apapun untuk wanita yang tengah terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

"Hoseok-ah..."

Dokter muda itu pun menoleh saat mendengar seseorang memanggil namanya. Kepalanya menunduk untuk memberi hormat saat mengetahui Siwon berada di dekatnya. "Choi Abeonim."

"Bagaimana keadaan Sihyun sekarang?"

"Dia baik-baik saja, Abeonim, hanya saja... tubuhnya membutuhkan istirahat dan nutrisi yang cukup."

Siwon menghela napas lega. Pria ini sangat khawatir jika terjadi sesuatu pada si bungsu. "Syukurlah, tidak terjadi apa-apa dengannya," ujar Siwon seraya mengusap lembut surai putrinya.

"Apa eommonim tahu tentang keadaan Sihyun?"

"Tidak. Aku tidak bisa membayangkan jika ibu Sihyun tahu keadaan putrinya sekarang," jawab Siwon. Hoseok mengangguk memahami ucapan Siwon. Lagi pula, ibu mana yang akan baik-baik saja saat mendengar kabar buruk tentang anaknya.

"Apa masih belum ada perkembangan tentang Hyunsoo?"

Hoseok memandang Siwon sejenak sebelum menjawab, "Sebenarnya, Dokter Min sedang memeriksa kecocokan ginjal calon pendonor bagi Hyunsoo."

"Kalian sudah menemukan pendonor untuk Hyunsoo?"

Hoseok terdiam. Ia ingin memberitahu, namun, ia takut jika Siwon akan tersulut emosi saat mengetahui calon pendonor untuk putranya. "Itu‒"

...

"Appa!" Raemi sontak menoleh saat melihat langkah ayahnya yang terkesan buru-buru.

"Di mana pria itu?"

Raemi tercekat saat mendengar nada bicara ayah mertuanya yang meninggi dan terasa geram. Mungkin, ayah mertuanya sudah tahu jika Namjoon sedang berada di ruangan Hyunsoo.

Decision ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang