Jaein berdiri dengan gelisah di depan pintu rumahnya. Sesekali menggigit-gigit bibirnya gusar. Dirinya dilanda dilema dan takut untuk masuk ke dalam rumahnya sendiri. Pasalnya, ia baru saja tersandung skandal yang cukup serius. Bahkan, Seokjin pun telah memakinya habis-habisan. Sungguh, ia benar-benar tidak tahu, kenapa paparazzi bisa menemukan mereka berdua–Jaein dan pria yang akhir-akhir ini dekat dengannya. Padahal, mereka sudah sangat berhati-hati jika ingin bertemu.
Namun, ia tidak terlalu khawatir jika Seokjin yang memergokinya. Toh ia yakin marahnya pria itu pasti tidak lama dan akan dengan mudah memaafkannya. Berbeda jika suaminya yang tahu. Ia harus berkata apa?
Ia menghela napas sejenak, sebelum akhirnya memberanikan diri memasuki rumahnya. Seperti yang sudah diduga, Jaein dapat melihat suaminya tengah duduk membelakangi dirinya, menyilangkan kaki dengan sebuah surat kabar di tangan. Jaein merasakan lehernya memberat dan tenggorokannya tercekat, tak mampu mengeluarkan sepatah kata di hadapan suaminya. Otaknya tengah berpikir keras memikirkan cara bagaimana menghadapi suaminya.
"Nami-ya, eomma pulang..." Ia memelankan suaranya agar terkesan tetap tenang dan lembut. Kakinya melangkah sebiasa mungkin menuju tempat Namjoon berada, seolah tidak ada sesuatu yang sedang terjadi.
"Nami tidak ada di rumah," Namjoon bangkit dan memberi reaksi yang sangat ditakutkan Jaein. "Dia bilang ingin menginap di rumah kakeknya." Suaranya berat, tangan kirinya berada di pinggang, dan tangan kanan memegang surat kabar dengan kasar. Jaein tahu, suaminya pasti sudah mengetahui berita tentangnya.
"Ah, benarkah?" Jaein berlagak tak tahu apa-apa. "Kalau begitu, aku akan istirahat dulu, Oppa," pamitnya sambil berusaha kabur menaiki tangga menuju kamarnya.
Namun, sial, sebelum kakinya berhasil mencapai pertengahan tangga, suara Namjoon kembali mengusik pendengarannya. Langkah Jaein terhenti.
"Hari ini, para pemegang saham bersikukuh untuk menurunkan jabatanku karena sebuah berita yang tak bisa kumengerti. Apa kau tidak merasa harus menjelaskan sesuatu padaku?" Setiap kata yang keluar dari mulut Namjoon dingin dan tajam. Namjoon bertanya pada Jaein dengan nada yang amat serius.
"Eoh, berita a-apa me-memangnya?" Jaein tergagap. Masih dalam mode berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi.
Namjoon tiba-tiba membanting majalah yang tadi ia dapat di ruang rapat. Menciptakan bunyi bantingan benda yang keras. Jaein yang tidak siap pun terlonjak kaget. Spontan ia letakkan tangannya di dada untuk memastikan jantungnya masih berdenyut sehabis dikagetkan oleh Namjoon. Raut wajah suaminya terlihat murka. Bahkan, menurut Jaein, lebih menakutkan dari reaksi yang ditunjukkan oleh Seokjin.
"Apa kau benar-benar berselingkuh dariku?!" Pria itu kembali bertanya dengan penuh penegasan di setiap katanya. Lawan bicaranya masih diam tak berkutik.
"Apa dia lebih kaya? Apa perusahaannya lebih besar dari Kim Financial? Oh, aku tahu sekarang, jadi, inikah pekerjaanmu yang kau bilang tidak bisa kau tinggalkan?" selidik Namjoon.
"Op-oppa.."
"JAWAB AKU, PARK JAEIN! APA KAU BENAR BERSELINGKUH DI BELAKANGKU?!" sentak Namjoon sehingga membuat Jaein terperanjat.
"Aniya, Oppa, semua itu hanya salah paham. Itu hanya salah satu adegan yang ada di filmku. Sungguh, percayalah padaku," sangkalnya kehabisan akal.
"Eoh, benarkah hanya acting? Wah, actingmu luar biasa sekali bisa sangat bergairah dan natural seperti itu."
"Oppa, sungguh, aku tidak melakukannya. Aku tidak berselingkuh di belakangmu," rengeknya seraya memeluk tubuh suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Decision ✓
FanfictionSquel of Our Marriage - So please read Our Marriage first Semenjak memiliki Hyunsoo di hidupnya, Sihyun tak pernah sekalipun terpuruk. Bahkan setelah perceraiannya dengan Kim Namjoon 5 tahun yang lalu, sama sekali tak ada penyesalan di hatinya. Keha...