Assalamualaikum....
Hallo, semuanya!!!!
Ini adalah tulisan pertama gw. Semoga suka ya sama Ceritanya.
"Destiny" merupakan cerita cinta fiksi sehingga semua tokoh dan karakternya hanya ada di dunia imajinasi.Matahari nyata sekali sedang memamerkan kekuatannya. Terik!
Angin terlalu takut untuk sekedar menghembuskan nafas demi menghalau panasnya, Ia hanya berani pelan - pelan saja.Gadis Manis, berkulit kuning Langsat khas Indonesia, berambut ikal bergelombang melewati bahu, bermata bulat coklat yang indah mampu memenjarakan mata siapapun yang mencoba menatapnya. Gadis yang memiliki tinggi sekitar 170cm dengan berat badan yang ideal, sekalipun ia luar biasa rakus dan cenderung memiliki jam makan tak terkendali, berat badan seolah telah melakukan perjanjian agar tak pernah meninggalkan berat idealnya, sungguh setia! Gadis itu, "Arvanya Geraldiana". Gadis kelahiran Jakarta yang memiliki darah campuran Batak dan Manado, jadi jangan meragukan seberapa "sedapnya" ia untuk dipandang. Gadis itu kini sedang berjuang mencapai impiannya menjadi seorang Sarjana Pertanian.
Ia adalah gadis cerdas, sehingga tak sulit baginya untuk dapat bersaing dengan pelajar - pelajar untuk mendapatkan tiket menempuh perkuliahan di universitas bergengsi di Medan. Universitas yang ia idam - idamkan sejak kecil, akibat dari doktrin sang Oppung yang hampir setiap saat selalu membanggakannya. Agenda rutin kala musim liburan sekolah tiba adalah kembali ke kampung halaman sang Ayah dan bertemu dengan Oppung serta sanak saudara yang lain. Jarang sekali ia ke Manado, karena Oma dan Opanya juga tinggal di Jakarta sehingga lebih mudah bagi ia dan adiknya untuk bertemu dengan mereka.
Kembali ke saat ini. Lahan yang terletak di belakang gedung perkuliahan Fakultas Pertanian, berukuran 4 x 4 akan menjadi prioritas nomor satu bagi seorang Anya. Bagaimana tidak, ia harus memfokuskan seluruh pikiran dan tenaganya untuk mengurus tanaman Jagung yang tumbuh di atas lahan itu, sebagai tiket kelulusannya dari kampus ini.
"Nya, ngapain sih lu ke Lahan siang - siang gini? Mendingan temenin gw ngerjain laporan di perpus, biar ga ngantuk"
Anya ga memperdulikan tingkah Deni yang merengek - rengek minta ditemani ke perpus.
"Nya, tar gw Traktir kolding"
"Anya!!!!"
Masih males menanggapi rengekan ga jelasnya Deni.
"Nanti gw ukurin tinggi jagung lu, trus gw siramin jadi lu tinggal nyatet deh"
Otomatis Anya menghentikan langkahnya, si koplak Deni mungkin lagi kesambet setan kostannya. fix! Anya melihat peluang yang lebih menguntungkan dan berakhir di perpustakaan bersama, Deni Arief sang sahabat terkoplak.Fakultas Pertanian adalah sebuah Fakultas yang rata - rata diminati oleh cowok. Ceweknya pasti ada donk ya, hanya jumlahnya jauh lebih kecil dari populasi kaum Adamnya. Tidak heran, jika kaum hawa sangat digilai di sini. Seperti makanan aja, baunya mengundang lalat - lalat untuk datang menghampiri.
Sahabat Anya satu ini, asli Betawi. Orangtuanya juga tinggal di Bekasi. Awalnya bersahabat tentu saja karena saudara seperantauan.
Selain Deni masih ada Pur dan Evan. Pur asli Batak tinggal di Binjai, sedangkan Evan "Pujakesuma", Putra Jawa Kelahiran Sumatera. Ia juga lebih mirip orang Batak ketimbang Jawa, bahkan yang parahnya ia belum pernah ke Jawa, hahahaha.Selain bersahabat dengan pria - pria koplak itu, ia juga bersahabat dengan para wanita Super. Tau kenapa Super? Di Pertanian, mahasiswinya ga boleh manja. Ada banyak Laboratorium Lahan yang menuntut kemandirian. Seperti mencangkul lahan, mengangkat gembor untuk nyiramin tanaman, observasi dan lain sebagainya. So, kami harus kuat.
Ada Uut asli Tanah Karo. Juwi suku Mandailing tinggal di Medan. Shasha suku Karo tinggal di Binjai. Isti "Pujakesuma" tinggal di Rantau Prapat. Uut, Shasha dan Juwi mereka bukan anak kost, cuma kadang sering nginep di kontrakan gw sama Isti. Laporan dan Jurnal yang banyak serta deadline yang cepat terkadang mengharuskan kami pulang malam. Biasanya mereka ga pulang ke rumah, tapi nginep di kontrakan kita deh...Sorry ya klo masih banyak yang kurang...
Jangan lupa tinggalkan jejak😊
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Romance"Gw baru tau kegiatan lu setiap hari. Lu berlindung di balik sikap tak peduli sama orang lain agar kedok lu tetap tak terbuka! Masih kurang bayaran lu, sampe lu juga menjual diri lu. Murahan banget lu!" Gw ga pernah menyangka kata - kata merendahka...