Hari ini adalah jadwal suntik untuk seluruh siswa-siswi di SMA GLUTO untuk mencegah virus bucin, eh, maksudnya virus Difteri. Petugas penyuntik masih berada di kelas lain dan belum memasuki kelas sebelas IPA 2. Kelas Bevin dan Zul.
Zul nampak santai tak seperti teman-temannya yang alay, menjerit di situ lah, bersembunyi di kolong meja lah, tapi beberapa ada yang jingkrak-jingkrak karena tidak ada pelajaran. Zul melirik ke Bevin yang diam sambil bermain ponselnya, palingan ngebucin sama si Dere tukang ngumbar aurat. Cuih.
Bevin sebenarnya sedang merasa gelisah, ini adalah suntikan pertamanya semenjak bertahun-tahun tak pernah disuntik lagi. Dia berbalas pesan dengan Dere agar pacarnya itu menggantikan Bevin untuk disuntik. Kalau Zul tau ya, dia bakal setuju banget si Dere gantiin Bevin disuntik, biar overdosis lalu Mampus, Eh.
Petugas penyuntik sudah masuk ke kelas Bevin, Bevin nampak ngeri saat melihat petugas itu. Membawa tas yang mungkin bersisi puluhan suntik, maupun cuma diberikan ke Bevin satu suntikan.
"Baiklah, isi data ini dulu ya, suntikan akan dilakukan setiap tiga bulan sekali." Petugas itu memberikan sebuah kertas dan langsung diisi oleh seluruh teman-teman Bevin.
"Siapa yang mau mulai duluan?"
"Zul, Bu! Biar juteknya ikut sembuh sama cairan vaksinnya," canda Albin yang langsung mendapat tatapan tajam dari Zul. Albin memang sering menggoda Zul karena dia memang memiliki perasaan khusus untuknya, tapi apalah daya. Di kelas saja dia sering di jutekin, bagaimana hubunganya bisa berubah, yang awalnya teman sekelas menjadi pacar sekelas.
"Ini vaksin pencegah Difteri bukan vaksin perubah sifat loh," ucap Ibu petugas itu yang langsung ditertawakan oleh seluruh kelas.
Karena tidak ada yang mendahului, Zul berjalan sambil melipat lengan seragamnya dan duduk menghadap ibu petugas itu. "Gue tebak, Zul pasti teriak!" bisik salah satu dari temannya, Zul hanya memasang wajah datar saat melihat suntikan itu. Ibu petugas yang menutup mata Zul ditangkisnya perlahan meminta dilepas, bahkan saat jarumnya sudah masuk dia berani menatap jarum itu yang masuk ke dalam kulitnya.
"Gila weh! Jarumnya tadi masih nancep lama!" teriak Aura yang malah histeris meringis melihat lengan Zul yang tadi jarum suntiknya belum dilepas. Sedangkan Zul hanya santuy saja seperti merasakan cubitan kasih sayang. Eaa.
"Lemah!" ejek Zul kepada teman-temannya yang belum berani maju setelah dia selesai. Bevin memberanikan diri untuk maju ke depan setelah mendapat pesan penyemangat dari Dere, sang pacar tersayang. Ewh.
Selesai mengecek lenganya yang baru disuntik, Zul berdiri di depan Bevin sambil menyalakan perekam vidio untuk mengamati ekspresinya yang memang sudah tidak takut atau hanya pura-pura menahan takut.
"Kyaa!!" jerit Bevin saat lenganya di olesi kapas basah sebelum diauntik membuat Zul tersentak. Hampir saja ponsel kesayangannya jatuh.
"Lo kenapa sih Bev? Belum juga masuk tuh jarum, udah teriak aja!" Bevin hanya menyengir ke arah Zul.
"Aaaa...!!" teriak Bevin kencang saat jarum itu masuk menembus kulit lenganya, Zul benar-benar menahan tawanya saat melihat ekspresi dari Bevin. Dan untung saja dia dapat mengontrol ekspresinya agar tetap terlihat judes jutek.
"Huhu, sakit Zul! Dere .. sakit! Pepi," Bevin menangis tersedu-sedu setelah disuntik, Zul hanya memijat pelipisnya sambil menepuk bahu Bevin.
"Dasar Bevin penakut!" setelah kejadian suntik Difteri, satu jam setelah itu semua siswa-siswi akhirnya pulang. Bevin berjalan beriringan dengan Zul. Bevin masih memegangi lenganya yang masih terasa nyeri.
"Hai sayang, gimana? Nangis nggak pacar aku ini?" Dere yang tiba-tiba datang dari arah belakang mensejajarkan langkahnya dengan Bevin. Bevin berjalan di tengah-tengah antara Zul dan Dere.
"Masih sakit Der," rengek Bevin sambil memperlihatkan lenganya.
"Ouhh .. sini aku tiupin," Zul hanya memijat tulang hidungnya melihat kemesraan dua orang yang terjebak di alam bucin ini. Bevin tersenyum senang melihat perlakuan manis dari Dere.
"Udah?" Bevin mengangguk, "Kamu dijemput atau naik angkutan umum?" tanya Dere yang memang tau kalau Bevin dan Zul sering naik angkutan umum daripada naik kendaraan pribadi.
"Pepi nggak bisa jemput, ada meeting katanya." ucap Bevin.
"Untung aku bawa mobil, aku anterin kalian pulang ya? Zul juga nebeng kan?" tanya Dere sambil melirik kesebelah kiri Bevin. Zul memicingkan mata menatap Dere.
"Mending gue ngesot daripada nebeng sama lo!" ucap Zul dengan nada judes lalu berjalan meninggalkan duo sejoli itu.
Bevin menepuk pelan baru Dere, "Maafin Zul ya sayang, maklum lah dia emang judes jutek ke semua cowok." ucap Bevin mendapat anggukan dari Dere.
Sebelum mengantar Bevin pulang, Dere mengajak Bevin jalan-jalan yang pasti membuat Bevin sangat senang.
Eleh, gembel.
****
Humor project abal-abal
Zul_sweet
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowokku Kemayu
Ficção AdolescenteGimana kalau seandainya kalian di jodohkan, sama orang ganteng, berkulit putih, tubuh atletis, bibir sexy. pasti seneng kan? iya lah, mana ada yang bisa nolak :v tapi kalau kalian tau dia itu rada kemayu gimana? masih Nerima perjodohan? 🎉project ab...