[9] Bevin Terkacangi

248 14 20
                                    

"Ihh Bevin kok gitu sih! Bukanya ngenalin temen Bevin ke Dev, malah ngatain Dev terus!" masih dengan nada melambai Dev berjalan mendekati Bevin dan Zul.

"Uwauww temennya Bevin cantik juga ya? Tapi Dev udah suka sama Bevin," Dev menutup matanya untuk memyembunyikan rasa malu membuat Bevin merinding, sementara Zul masih menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kenalin nama akuh Dev Abrisam Xiao, panggil ajah Dev," sambil menyodorkan tangan kanan.

Zul menjabat tangan Dev, "Zul .. Livy Beverly," Bevin menatap sahabatnya dengan heran, tidak kah Zul merasa geli dengan Dev?? Benar-benar hebat sahabatnya bisa tahan dengan makhluk macam Dev.

"Calon suami lo lucu juga!" Zul menoleh ke arah Bevin sambil tersenyum membuat Bevin melotot, senyum yang jarang sekali orang lain lihat kecuali Pepi dan Mama Zul.

"Apa lo bilang? Calon suami? Calon suami gue itu Dere! Dere pokoknya!" teriak Bevin yang mulai kembali kesal. Zul mendekat ke telinga Bevin hendak membisikan sesuatu, "Bukannya selera lo seperti Dev? Jangan bohong deh Bevin!" Bevin merinding jika mendengar kenyataan itu. Kenyataan kalau Dev secara fisik adalah idaman bagi Bevin, oh tentu saja mungkin idaman banyak cewek.

"Akuh jangan di kacangin dong! Akuh juga manusia loh!" Zul kembali tertawa, karena tingkah lucu dari Dev.

"Sorry Kak Dev,"

"Ya ampoonn! Jangan panggil akyu 'Kakak' Zul syantik, Dev itu seumuran kalian, cuma Dev cepet sekolah aja," jelas Dev mampu membuat Zul tertawa kecil. Yang biasanya bisa menahan tawa sekarang Zul seperti bar-bar jika bertemu Dev, padahal baru beberapa menit mereka ngoceh dan Bevin sudah merasa terkacangi dan Zul lebih tertarik bersahabat dengan Dev. Nasib-nasib.

"Kalian habis jogging kan? Tadi pas Dev kesini Om Jekie masih masak, Dev bantuin deh. Dev juga masak sesuatu loh buat Bevin, habis belajar dari Om Jekie!" ucap Dev melambai sambil menaik turunkan alisnya ke arah Bevin.

"Apa? Ogah! Gue nggak mau makan masakan punya lo!" tolak Bevin.

"Oh bagus deh, jatah makan lo gue ambil ya," Zul segera nyelonong ke dapur di sana sudah ada Om Jekie yang menata hidangannya.

"Wah, Om! Zul jadi laper nih nyium masakan yang Om buat," Bevin juga ikut menyusul dan duduk diseberang Zul.

"Jangan duduk di sebelah gue!" cegah Bevin sebelum Dev mendudukkan pantatnya. Dev hanya manyun lalu duduk di sebelah Zul.

"Bevin! Pepi mau mengawasi pabrik dulu ya, kalian makan yang banyak. Oh ya Zul! Kalau Bevin ngatain Dev, jitak aja kepalanya!" Zul hanya hormat pada Jekie Lee lalu mengambil makanan yang ada di meja.

Sedangkan Bevin memilih mengambil buah-buahan, "Bev! Lo nggak makan?" tanya Zul saat dia sudah mengisi piringnya dengan berbagai hidangan. "Lagi diet!" Bevin menggigit apel dan mengunyahnya.

"Sok lo! Badan kaya mie lidi pake acara diet-dietan segala, ya nggak Dev!" ucap Zul sambil menyenggol lengan Dev.

"Betul tuhh, ntar kalau kita nikah Bevin nggak enak dipeluk lagi!" Dev menutup matanya saat Bevin melotot, membuat Zul terbahak.

Sepanjang mereka makan, Zul dan Dev saling mengobrol ngalor ngidul, ngetan ngulon dan bertanya satu sama lain. Mulai wana kesukaan yang sama yaitu warna hitam, Dev kuliah di mana, kenapa dia bisa cepat sekolah, hobi dari Dev apa, makanan kesukaan Dev apa dan yang lainnya. Satu hal yang Zul rencanakan, agar nantinya Bevin mengetahui banyak tentang Dev secara tak sengaja.

"Kalau ngomong jangan sambil makan! Ntar kesedak tau rasa," dan rencana Zul berhasil, ternyata secara tak sengaja Bevin menyimak obrolan mereka. Zul mengabaikan ucapan Bevin seperti mantan yang hinggap sementara.

"Btw Dev, lo suka perawatan juga ya? Kulit lo putih amat," tanya Zul heran lalu memasukan sesendok makanannya.

"Ini? Enggak kok, Dev asli putih bukan perawatan. Ori banget, no plastik-plastik ke dokter kecantikan," Zul manggut-manggut sambil menatap Dev, dia juga melirik Bevin yang menatap ke arah lain dengan muka masam.

Helloww, apa gue udah jadi transparan sampai gue nggak dianggap sama Zul? Sialan ni anak! Bikin Zul Livy gue ngacangin gue! batin Bevin sambil menatap Dev dengan tajam. Sedangkan yang ditatap sedang bercanda ria dengan sahabatnya.

"Bevin nggak mau coba masakan Dev? Sedikit aja, Bevin pasti suka!" ujar Dev sambil menyodorkan sesuatu. "O–gah! Gue bilang ogah ya ogah!" Dev langsung lesu.

"Yaudah sini buat gue aja! Anak Cacing diperut gue masih minta makan!" canda Zul membuat Dev kembali ceria.

Zul memakan masakan Dev perlahan, menikmati setiap makanan yang ada di piringnya dengan wajah yang sangat menikmati masakan Dev. "Wow, enak banget Dev, masakan terenak yang pernah gue makan. Rugi nih kalau ada seseorang yang nganggurin." Zul kembali memasukan makanannya dan membuat Bevin meneguk ludah.

"ZULL!!!" teriak Bevin tiba-tiba membuat Zul melongo sambil menggigit sendoknya. "Lo pasti sengaja kann!! Ihhh!!" Bevin mengambil piring dan mengambil semua lauk yang ada meja termasuk masakan Dev.

"Loh Bev? Katanya diet?" tanya Zul menyeringai.

"Bodo amat gue kesel sama ekspresi lo!" ucap Bevin dengan mulut penuh. "Katanya ogah makan masakan Dev?" ucap Zul lagi berhasil membuat Bevin tersedak.

"Iyuhhh! Gue makan masakan Bencong!" Zul langsung menjitak kepala Bevin membuat Bevin meringis. "Perintah sang Baginda raja."

"Aaa ... Zul jahat!" rengek Bevin membuat Dev menahan tawa, "Ngapain lo ketawa? Ngetawain gue? Gue lempar lu ke pulau ban–" ucapan Bevin terhenti saat Zul siap menjitak lagi.

****

Ngalor: Utara
Ngidul: Selatan
Ngetan: Timur
Ngulon: Barat

Semoga tak geli dengan Dev ya 😂😂




Humor project abal-abal
Zul_sweet

Cowokku Kemayu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang