[17] Persaingan Panas

208 9 5
                                    

Bevin membuka matanya yang nampak berat, seberat cobaan hidupnya. Tampak Zul yang sedang duduk di sofa berbentuk drakula, Kagak lah, ya kali bentuk drakula! Bentuknya boneka Totoro berwana abu-abu sambil memiringkan ponsel. Zul melirik sekilas saat melihat ada pergerakan Bevin.

"Udah sadar lo?" Zul membantu Bevin bangun, nampak raut wajah Bevin yang sedikit linglung.

"Nih minum!" Zul menyodorkan segelas susu cokelat kepada Bevin, Bevin meminumnya sedikit dan menaruh di atas nakas.

"Kok gue ada di kamar? Bukannya gue lagi kencan ya!" Zul menatap Bevin dengan wajah melongo beberapa saat.

"Lo beneran gak inget kejadian tadi?"

"Kejadian apa?" tanya Bevin.

Zul mengingat-ingat kejadian saat dia melihat Dere di usir secara mengenaskan oleh pepinya. Saat itu Zul tidak tau kalau Bevin ternyata habis kencan, niat mau ambil buku tugasnya eh dapat tontonan gratis lagi. Setelah kepergian Dere, Zul segera mengetuk pintu rumah Jekie Lee, dan ingin melihat kejadian apa yang baru saja di alami Bevin. Dan saat dia sampai di depan kamar Bevin, uwow! Tontonan gratis yang lebih tak terduga pun segera diabadikan oleh ponsel Zul.

Tampak dahi Bevin yang tidak sengaja di cium oleh Dev karena saat menjatuhkan tubuh Bevin di tempat tidurnya, kepala Dev tejungkal ke depan, lalu saat Dev melepas ciumannya Bevin merangkul leher Dev dan tak ingin melepas rangkulan tangannya. Benar-benar momen yang akan membuat Bevin mencak-mencak jika mengetahuinya.

Entah mencak-mencak bahagia atau menderita.

"Jangan kasih tau deh, ntar lo ngamuk-ngamuk lagi," muka Bevin berubah cemberut, lalu kepalanya celingukan mencari ponselnya untuk menelpon Dere.

"Terus ponsel gue mana?"

"Ada tuh di atas meja belajar lo, lagi di charger, habis gue pakai buat main game," Zul merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur Bevin, "Gue nginep, disuruh sama Pepi lo! Hoam," ujar Zul sambil tidur membelakangi Bevin.

"Zull kampret!" teriak Bevin sambil menendang bokong Zul hingga terjatuh ke lantai.

****

Zul duduk dengan tenang di kursi ruang makan, sambil mengemil wafer rol yang ada di meja makan rumah Bevin. Bevin yang baru saja bangun tidur, nampak acak-acakan saat berjalan menuju ruang makan.

"Dih, belom mandi lo?" tanya Zul lalu memasukkan wafer rol yang dia pegang.

"Emang lo udah?"

"Udah! Pala lo masih pusing?"

Bevin menggeleng, "Bagus deh, gue pamit pulang ya setelah makan," ujar Zul tak tahu diri.

Emang wkwk.

"Masih pagi juga, di sini aja dulu! Lagian ngapain di rumah, Mama lo kan lagi ke luar kota!" ujar Bevin seperti tidak rela Zul pulang.

"Ngurus teater lagi," Zul mengambil roti tawar dan mengolesinya dengan selai.

"Calon istrikuh udah bangun rupanya. Ayo sarapan, Dev udah buatin makanan istimewa buat Bevin tersayang!" Dev yang tiba-tiba muncul dengan nada melambai sontak membuat Bevin terperanjat.

"Lo lagi! Ngapain sih lo di sini! Gue tuh udah punya pacar, jadi please relain gue hidup bahagia sama Dere," kesal Bevin sambil berjalan menjauhi Dev.

"Yakin bakalan hidup bahagia sama Kedele? Kemarin aja kena sial, mending sama Dev, ya nggak Zul?" suara pepinya yang tiba-tiba muncul membuat Bevin merenggut kesal.

Cowokku Kemayu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang