[8] Jogging

249 12 20
                                    

Pagi-pagi buta, Bevin mengajak Zul jogging. Daripada rebahan terus dan suntuk setelah bertemu si Dev cowok kemayu itu. Sekalian dia curhat dengan Zul, meskipun ujung-ujungnya di ledekin, bodo amat. Pokoknya Bevin harus meluapkan uneg-uneg terdalamnya kepada Zul.

Memakai jaket kupluk tanpa lengan berwarna hitam, celana training panjang berwarna putih dan sepatu Adidas hitam putih. Bevin siap lari dari kenyataan, eh, lari ke rumah Zul maksudnya.

Zul sedang duduk di teras depan rumahnya sambil memakai sepatu dengan mata yang terpejam. Efek tadi malam begadang. "Zul! Cepetan dong!"

"Ngantuk banget gue Bev! Bentaran dulu kek," Bevin mengambil air dari kran dan mencipratkannya ke muka Zul.

"Bangun! Bangun! Jangan malas!"

"Iya iya Bev! Gue bangun, gue bangun," Zul berdiri dan meregangkan otot-ototnya. Setelah itu mereka langsung jogging mengelilingi wilayah rumahnya. Sepanjang mereka jogging, Bevin terus saja ngedumel nggak jelas membuat Zul yang masih sedikit mengantuk setengah mendengar, setengah tidak mendengar. Banyak tidak mendengarnya sih.

"Dan lo tau Zul! Cowok itu kemayu banget hiii, bahasanya bikin gue jiji ewh, Pepi gue juga bilang calon suami lah, calon isteri lah," Bevin bergidik membayangkan saat makan bersama Dev kemarin.

"Bev, lo ngajak gue joging atau ngajak gue ngerumpi sih! Tau gitu ngomong di depan rumah gue aja!" ucap Zul yang masih berlari kecil di samping Bevin. Ni anak jogging sambil ngoceh nggak ngos-ngosan apa?? Batin Zul yang heran.

"Ya lo nggak tau aja sih seberapa alay tu cowok kalau ngomong, kesel gue tuh! Gue pengen teriak sekeras-kerasnya, masa iya Pepi gue ngenalin cowok kaya gitu ke gue!" dengus Bevin yang sama sekali tidak merasa tersengal.

"Ya ya Bev, mending kita jogging dulu ya. Gue pernah denger, kalau orang jogging serius rasa keselnya bakal hilang." Bevin langsung diam seketika dan fokus berjogging sambil menarik tangannya ke atas, ke samping, dan ke belakang.

Baru beberapa menit mereka lari, Zul sudah kewalahan dengan langkah Bevin. Dia sering tidak kuat jika diajak berlari terus menerus, "Bev lo duluan aja deh, gue capek banget," napas Zul terdengar ngos-ngosan membuat Bevin ikut berjalan santai di samping Zul.

"Napa lo ikut berhenti?"

"Nungguin elu lah. Eh, kita jogging di pinggir waduk aja yuk! Pemandangannya masih bagus kalau jam segini," ajak Bevin yang langsung diangguki oleh Zul.

Mereka kembali berlari kecil agar segera sampai dan tidak kehilangan pemandangan yang mengagumkan. "Zul! Fotoin gue duduk di sini ya," Zul mengangguk, Bevin menyodorkan ponselnya lalu duduk di pinggiran pembatas waduk. Bevin menutup kepalanya menggunakan kupluk, memiringkan badannya ke kanan sambil menyangga dagunya. Setelah itu, Bevin mengajak sababatnya selfie, awalnya Zul itu susah diajak selfie. Mau di ajak selfie aja cuma satu jepretan, fotonya sih terbilang bagus maupun candid.

Tapi setelah Bevin mengunggahnya di akun sosmed milik Bevin, Zul marah-marah dan menyuruh Bevin menghapus fotonya. Bevin yang saat itu tidak mau, langsung didiamkan oleh Zul seperti gorengan alot yang tak menggoda. Zul mau bicara seminggu setelah Bevin mengarsipkan foto Zul dengannya. Tapi sekarang, Zul mau diajak foto dengan catatan tidak boleh diupload di sosmed.

"Pulang yuk Bev! Dah mulai panas nih, ntar gue item lagi. Sekalian gue numpang istirahat di rumah lo ya!"

"Halah, bilang aja mau ngabisin makanan di rumah gue!" cibir Bevin yang langsung mendapat cengiran dari Zul.

"Maklum lah, biar cemilan di rumah gue tetep utuh Ha-ha."

"Yaudah! Cus pulang!" ajak Bevin, entah kenapa rasa kesal Bevin selalu hilang kalau sudah didekat Zul. Sepanjang perjalanan, Zul kembali bertanya pasal cowok kenalan dari pepinya.

"Kok gue rada nggak percaya ya sama omongan lo Bev!" selidik Zul saat Bevin bercerita tentang kejadian kemarin, saat dia dipeluk Dev, cara bicara Dev yang melambai, hanya satu yang tidak diceritakan oleh Bevin. Dia tidak ingin mengakui kalau Dev itu tipikal cowok idaman jika dilihat dari postur tubuh dan wajahnya. Gengsi dong. Bisa-bisa Zul meledek lebih ngejleb lagi, kan bahaya buat Bevin.

"Dan juga kok gue ngerasa lo ketinggalan sesuatu ya Bev, dari cerita lo!" degh, what the hell ini anak keturunan siapa sih, heran deh bisa peka kalau ada orang bohong. Bevin hanya menelan ludahnya dan bingung menjawab sampai akhirnya mereka sampai di rumah Bevin.

"Hem! Zul lo nggak nyium aroma wangi? Ini pasti masakan Pepi, cepet-cepet kita masuk!" ajak Bevin sambil menarik tangan Zul dan masuk ke dalam.

"Pepi! Masak apaa? Bevin bawa Zul juga nih!" teriak Bevin yang baru di depan pintu masuk. Bevin memelototkan matanya saat dia melihat penampakan makhluk menggelikan itu lagi.

"Lo! Ngapain lo di sini!" teriak Bevin membuat Zul melirik Bevin dan orang itu dengan heran, "Zul usir keluar makhluk aneh itu dari rumah gue!" Zul menaikan sebelah alis.



****


Anggap Foto Bevin Di Waduk :v

Anggap Foto Bevin Di Waduk :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Humor project abal-abal
Zul_sweet

Cowokku Kemayu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang