Zul sudah sampai di sekolah lebih pagi, tak seperti tahun lalu yang sering mepet-mepet jam masuk sekolah. Zul menjadi rajin berangkat pagi-pagi. Saat ini dia sedang sibuk membaca novel genre fantasi, sambil mengunyah permen karet.
Tiba-tiba saja Albin yang baru datang duduk di depannya dan menarik novel fantasi Zul, yang sedang asik dia baca. "Hem. Bagus juga nih kayaknya ni novel, gue pinjam boleh nggak?" tanya Albin sambil mengamati novelnya. Zul menatap Albin dengan datar sambil mengibaskan tangan seperti sedang mengusir Albin.
"Ngomong kek jangan pake bahasa isyarat doang," dengus Albin. Zul yang awalnya membuka ponselnya kembali menatap Albin.
"Lo bisa pergi dari situ nggak? Tuh yang punya bangku dah datang!" Albin menoleh dan mendapati Emel menunggu Albin menyingkir dari bangkunya.
"Bentar ya Mel," ujar Albin lalu menoleh ke arah Zul, Albin mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
"Dimakan ya! Biar manisnya muncul," Albin membuka wadah kotak itu dan memberikan pisang cokelat kepada Zul.
"Wah Bin, gue nyicip ya? Laper nih belum sarapan," celetuk Emel sambil mengulurkan tangannya. Tapi langsung ditepis oleh Albin.
"Gak boleh! Ini gue kasih cuma buat Zul!" ujar Albin sambil menatap Zul dengan lembut.
"Makasih!" ujar Zul mengambil wadah itu lalu berdiri, "Gue punya piscok nih! Ada yang mau nggak?" teriaknya dengan nada datar. Beberapa temannya yang sudah datang langsung bergerombol mengambil pisang cokelat itu.
"Loh heh? Zul! Kenapa lo bagi-bagiin? Itu kan khusus buat lo!"
"Gue semalam dah makan pisang cokelat. Jadinya agak enek kalau makan lagi, lagian kan lo dah kasih ke gue, dan lagi bisa nggak sih lo gak usah bawain gue makanan lagi?"
"Namanya juga pedekate, kata Bevin kan lo doyan makan makanya gue bawain," sue si Bevin. Batin Zul kalau menatap Albin dengan tatapan tajam.
"Terserah!" ujar Zul lalu memasang earphone ke telinganya. Albin yang merasa di jutekin lagi, memasang wajah lesu karena Emel juga mengusirnya agar tidak duduk di bangkunya lagi.
Bevin masuk ke dalam kelas, memasang wajah menahan marah akibat diantar oleh Makhluk kemayu suruhan pepinya.
Sepanjang pelajaran pertama dan kedua, wajah Bevin tak seceria biasanya. Zul yang ada di sebelahnya juga merasakan itu tapi dia diam saja. Toh nanti juga Bevin cerita.
"Ahhhh!" teriak Bevin membuat satu kelas menatapnya aneh. Beberapa ada sampai yang menutup telinganya karena suara menggelegar dari Bevin.
"Lo kenapa sih Bev? Kaya orang lahiran aja!" celetuk salah satu temanya.
"Tau, gue kira ada kecoa lewat Hii." ujar Emel sambil bergidik ngeri.
"Gue benci! Benci! Benci! Si banci itu!!" teriak Bevin lagi membuat satu kelas kebingungan, untung saja gurunya belum datang.
"Bev lo bisa diam nggak? Atau gue laporin ke Pepi lu kalau lu ngatain Dev?" ancam Zul membuat Bevin merengut kesal.
"Bev, maksud lo banci itu siapa?" tanya Edio, salah satu teman akrab Albin.
"Jangan di bahas!" ucap Bevin dengan nada membentak membuat Edio tak berani bertanya lagi.
****
Come back guys :)
Sorry baru gak malas nulis wkwk
Humor project abal-abal
Zul_sweet

KAMU SEDANG MEMBACA
Cowokku Kemayu
Fiksi RemajaGimana kalau seandainya kalian di jodohkan, sama orang ganteng, berkulit putih, tubuh atletis, bibir sexy. pasti seneng kan? iya lah, mana ada yang bisa nolak :v tapi kalau kalian tau dia itu rada kemayu gimana? masih Nerima perjodohan? 🎉project ab...