Siang ini Perth sedang sibuk seorang diri dalam misinya memantau seorang gadis cantik. Lebih tepatnya dia ada di taman belakang sekolah, sedang mengintip sang pujaan hati yang asik menggerutu di salah satu bangku taman sekolah. Perth tahu alasan Daily seperti itu, tapi dia belum ada niat untuk membantunya. Dan jangan tanyakan apa alasannya, karena ku jamin kalian pasti sudah tahu itu.
Kalau kalian bertanya dimana Saint, dia tadi diajak (dipaksa) Plan ke perpustakaan untuk menemaninya membaca di sana katanya.
Kembali ke Perth yang sudah 10 menit yang lalu masih di posisi yang sama. Tersenyum senang saat mengintip Daily, sang pujaan hati dari balik pohon yang berjarak 3 pohon dari tempat sosok itu berteduh.
"Apa aku hampiri saja dia?" batinnya mulai merasa kasihan. Memutuskan segera menghampiri Daily di sana. Dengan langkah yang gentle dengan kedua tangan berada di dalam saku celananya, dia pun menghampiri Daily dalam diam.
"Hei...do you need help, pretty girl? I'm willing to spend my time helping you,"
"Oh Pe-perth?" Daily sedikit terkesiap saat tiba-tiba saja seseorang berbicara bahasa inggris kearahnya. Dan saat sadar itu benar Perth yang dikenalnya, Daily langsung membuka kedoknya. Menatap Perth datar setelahnya, sedangkan sang korban tatapan malah melihat itu dengan senang.
"Ihh! Perth Tanapon beraninya kau berbahasa inggris di depanku! Kau pasti sedang mengata-ngatai aku ya! Iya kan? Ayo mengaku!" ucapnya kesal sambil memukul-mukul kan buku catatannya kearah badan berotot itu. Jujur saja, pukulan Daily itu tidak bisa dibilang lembut. Sukses membuat Perth mengaduh sesekali.
"Aduh duh aduh hentikan Ai'Dai, aku hanya menawari mu bantuan tadi oih," jelas Perth sesegera mungkin saat Daily sudah mulai memukuli kepalanya. Daily yang mulai percaya, menghentikan aksi memukuli teman sekelasnya itu. Namun kini tatapannya berubah menyelidik.
"Apa mau mu?"
"Haha kau benar-benar pintar Nona Daily~, aku makin suka jadinya," Perth tertawa begitu senang dengan mata yang hampir menghilang di sana. Sedangkan Daily hanya dapat terdiam karena terkejut atas pengakuan Perth barusan.
"Akh dia pasti hanya becanda, tidak mungkin pria paling diminati di sekolah ini menyukaiku," batin Daily mulai menghapus jauh-jauh pemikirannya tadi. Tanpa tahu dia juga merupakan gadis yang paling diminati seangkatannya.
"Sini duduklah, sebentar lagi kita akan masuk dan tugas ini harus dikumpul segera," Perth benar dan Daily tidak punya pilihan lain selain menerimanya. Dengan malas dia pun duduk di samping Perth, lalu mulai mendengarkan penjelasan dari sosok itu sambil mencatat jawabannya.
Sebenarnya Daily itu pintar, namun tidak dengan pembelajaran Bahasa Inggris. Selama ini selalu ada Chompoo yang mengajarinya, betapa tak beruntungnya dia hari ini lantaran Chompioo yang sakit dan dia harus membuat dialok percakapan untuk dua orang dalam bahasa Inggris. Dan yang lebih tak beruntungnya lagi tugas ini baru diberi pagi tadi dan harus segera dikumpul setelah ini.
"Jadi...sabtu nanti mau ya nonton bioskop bersamaku..." kini Daily bingung dengan permintaan atau terdengar seperti pernyataan Perth barusan. Yang jelas dia harus mensetujuinya karena kini tak sampai lima menit Perth sudah membuatkan tugas miliknya dengan sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
4.[END] Why I Don't Get Your Love (PinSon)
Romance"Aku sudah pernah mengalaminya membuatku tak ingin merasakan perasaan yang sama itu kembali. Apakah aku dapat menolaknya?" -Saint "Kamu adalah sosok menawan yang kucintai dalam diam." -Daily "Dia sahabat terbaikku, Saint. Dan orang yang sangat kusuk...