Bagian 7

748 96 49
                                    

.
.
.
Happy reading ^^
.
.
.
.
.
.
.
.
"Berkencanlah denganku minggu depan Ai'Saint dan aku tak akan memberi tahu Perth tentang ini, juga keluargaku. Oh satu lagi-" dia mengambil jeda sesaat, sedangkan mata Saint tak bisa untuk tidak membola lebih besar karena sangkin terkejutnya akan permintaan tiba-tiba sosok itu. Sialnya lagi Saint hanya bisa diam, bahkan saat sosok yang bernama Mark Tanapon itu mendekatkan wajahnya ke telinga Saint dan berbisik,

 Sialnya lagi Saint hanya bisa diam, bahkan saat sosok yang bernama Mark Tanapon itu mendekatkan wajahnya ke telinga Saint dan berbisik,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berpenampilan lah seperti seorang Saint, karena aku lebih suka dirimu yang seperti itu." Setelahnya dia berlalu begitu saja, meninggalkan Saint tanpa sempat menjawab apa pun. Lutut Saint terasa lemas seketika, pikirannya mulai penuh dan bercampur aduk. Tentang Perth, tentang sosok yang mengaku kembarannya Perth dan tentang Phi Earth yang pasti akan membuat perhitungan lagi dengannya di sekolah. Hampir saja dia jatuh ke tanah kalau tidak ada sebuah tangan kekar yang menahan bobot tubuhku dengan memeluk pinggangnya cepat.

"Ai'Perth~" entah kenapa Saint hanya dapat bersuara lemah dan itu langsung membuat Perth menatapnya khawatir. Langsung saja sahabatnya itu bertanya macam-macam tentang kenapa dia bisa seperti ini dan bagian mananya yang sakit.

"Kothot na Ai'Saint~" Saint tak menjawab apa pun, dia hanya menggeleng dan kata maaf itu hanya sanggup diucapkannya dalam hati saja.

"Baiklah kita pulang saja, kau tunggulah di Mobil, biar aku yang berpamitan ke dalam," titah Perth dan Saint pun hanya dapat menggerakkan kepalannya-mengangguk- untuk menjawab permintaan Perth tersebut. Saint pun mulai melepaskan diri dari Perth. Melangkah pelan menuju parkiran karena kakinya terasa mulai sakit akibat sepatu tinggi yang tak pernah membuatnya nyaman sedari tadi.

"Saint, lepas saja sepatu mu-" Saint menoleh kearah Perth yang masih dengan wajah khawatirnya di sana lalu beralih ke sepatunya.

"Maaf merepotkan mu Saint," entah kenapa dia merasa bersalah kini. Saint pun membalas dengan sebuah senyuman pias.

"Pao krab Perth, aku ok na." Dia menyahut kini. Melepas cepat sepatunya dan langsung kembali melangkah menjauh dari sana. Entah kenapa hatinya tak tenang melihat Perth yang menatapnya seperti itu.

Setelah Saint pergi, Perth ternyata tak kembali ke dalam rumahnya untuk berpamitan. Dia pergi untuk menemui seseorang dengan wajah dingin yang menutupi amarahnya.

"Phi Earth..." sosok yang dipanggil Perth itu langsung membalikkan tubuhnya. Tersenyum senang saat tahu siapa yang memanggilnya dan langsung saja menerjang tubuh itu dengan sebuah pelukan erat.

"Lepas, Phi!" Perth berucap dingin dan langsung melepas paksa pelukan gadis itu darinya. Earth tampak kaget dengan perlakuan kasar Perth barusan.

"Aku sudah tau semuanya tentang yang kau lakukan pada Ai'Saint." Wajah Perth mengeras saat mengatakan itu. Deg! Sedangkan jantung Earth mulai berdetak tak karuan. Dia tidak menyangka Perth akan tahu secepat ini. Padahal dia sudah melakukannya dengan hati-hati agar Perth tidak tahu. Sungguh dia tak ingin dibenci oleh pria ini.

4.[END] Why I Don't Get Your Love (PinSon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang