"Seharusnya aku tidak mempercayaimu Perth Tanapon."
*
*
*
"Ai'Dai~ kumohon dengarkan aku dulu," pagi hari Perth sudah disibukkan dengan aksi kejar-kejaran antara dirinya dan Daily di lorong sekolah.Terlihat Daily yang memasang tampang marah dan terus mencoba menghindar dari Perth yang mencoba menjelaskan tentang janji mereka semalam. Dia cukup kecewa dan entah kenapa rasanya begitu sakit. Apa karena dia juga mengharapkan acara jalan-jalan semalam? Entahlah, Daily seakan menutup semua tentang jawaban dari pertanyaan itu.
"Tanapon Daily!"
"Hei! Jangan seenaknya mengganti merga ku, Perth bodoh," akhirnya Daily pun meresponnya dengan nada kesal yang begitu ketara. Tapi Daily tak perlu takut tentang dirinya, karena kini mereka ada di taman samping sekolah yang cukup sepi pagi ini.
Perth tersenyum tipis menanggapi respon Daily barusan. "Akhirnya kau mau merespon ku juga na, dan tolong dengarkan-"
"Tidak Perth, seharusnya aku tidak mempercayaimu kemarin," terlihat jelas raut kecewa di sana. Membuat perasaan Perth semakin bersalah.
Melihat keterdiaman pria di depannya, membuat Daily memutuskan untuk kembali berlalu dari sana. Namun langkahnya terhenti saat Perth dengan tiba-tibanya memeluknya dari belakang.
"Pe-perth lepas!"
"Tidak Ai'Dai, kumohon jangan katakan kau tak mempercayaiku lagi, karena itu membuatku lemah." Perth menyandarkan kepalanya pada bahu sempit itu. Tercium aroma baby di sana yang Perth akui sama lembutnya dengan aroma kulit milik Saint.
Daily. Gadis itu pun terdiam, tanpa dapat mengatakan apa pun. Tubuhnya entah kenapa merespon seperti itu. Dia ingin melepaskan dekapan ini sesegera mungkin, tapi entah kenapa berubah menjadi rasa hangat yang menenangkan. Apalagi cuaca pagi hari ini terasa cukup dingin.
"Semalam Saint, dia tiba-tiba jatuh sakit dan aku tak bisa membawanya ke rumah sakit karena dia benci tempat itu. Aku pun harus merawatnya hingga lupa mengabari mu..." jelas Perth setelah yakin Daily mau mendengarnya.
"Alai wa? Saint sakit? Dia sakit apa Perth?" Daily bertanya dengan nada khawatir yang begitu ketara sambil menolehkan kepalanya kearah kiri. Dan saat itu juga, Daily menyesali perbuatannya yang berakhir saling pandang dengan mata tegas yang terasa hangat milik Perth dengan jarak mereka yang begitu dekat.
"Dia hanya demam dan sudah agak baikan tadi malam," jelas Perth tanpa memutuskan tatapannya dari Daily, sedangkan Daily yang sudah tidak kuat. Memutuskan segera mungkin menoleh kearah lain sambil mengangguk paham.
"Aku akan menjenguknya nanti dengan Chompoo," ucap Daily lirih. Mencoba menahan detakkan yang semakin terasa kuat di dalam dadanya.
"Krab...tapi bisa kah kau memaafkan ku lebih dulu?" pinta Perth dengan sangat. Ditatapnya pipi yang mulai memerah itu bergerak keatas dan kebawah. Mengartikan Daily mensetujuinya. Dan Perth tak bisa untuk tidak tersenyum lebih lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
4.[END] Why I Don't Get Your Love (PinSon)
Romance"Aku sudah pernah mengalaminya membuatku tak ingin merasakan perasaan yang sama itu kembali. Apakah aku dapat menolaknya?" -Saint "Kamu adalah sosok menawan yang kucintai dalam diam." -Daily "Dia sahabat terbaikku, Saint. Dan orang yang sangat kusuk...