Bagian 25

846 93 133
                                    

Pasti lagi pada nunggui cerita ini?
Semoga betul ya, soalnya satu charter lagi bakalan tamat kok
Happy reading all~^^~
.

.

.

*MARK POV*

Dari sekian banyak yang sudah kalian tahu, aku yakin kalian semua pasti sangat membenciku dan juga ingin memukulku, sama seperti yang dirasakan Perth padaku saat ini. Huff~ baiklah...kalian boleh membenciku sebanyak yang kalian mau nanti. Tapi setidaknya, kalian harus mendengarkan ceritaku sekali ini saja. Dan berikan sedikit kepercayaan di sana na?

Baiklah...semua ini di mulai dari aku yang menjadi Phi kembarnya Perth Tanapon. Oh, Pao krab...lebih tepatnya semua di mulai dari kabar kondisi tubuh adik kembarku itu.

Aku dan Perth adalah kembar beda lima belas menit. Aku lahir lebih dulu dan menjadi Phi untuk nya. Kasih sayang yang kedua orangtua dan Phi Title terbagi rata untuk kami berdua. Namun hal itu tidak berlangsung lama saat umur kami menginjak tujuh tahun. Perth, adik ku mulai menunjukkan kelainan pada tubuhnya. Dia mulai sering lelah jika bergerak dan berjalan terlalu lama. Kami semua begitu khawatir dan semakin khawatir saat tahu jantungnya memompa dengan tidak normal. Hal itu lah yang membuatnya mudah lelah dan sering sekali mengalami sesak nafas.

Walaupun pun umur kami sama, aku paham bahwa Perth lebih membutuhkan perhatian yang lebih dari mereka semua. Begitu juga dengan ku, aku selalu memanjakannya, menemaninya bermain dan menjagannya agar tidak terlalu lelah.

Sayang yang kulakukan ternyata membuat Perth adik ku menjadi begitu manja dan tidak mau berpisah dengan ku. Setiap ada waktu dia ingin bermain dengan ku dan tidak mengijinkan ku untuk bermain dengan teman ku yang lainnya. Padahal aku sangat ingin bermain bola dengan yang lainnya saat itu.

Aku ingat umur kami 8 tahun dan aku mengacuhinya seharian penuh saat itu. Menaiki rumah pohon milik Phi Title yang ada di halaman belakang rumah dan meninggalkannya di bawah dengan mata sipitnya yang memerah habis menangis. "Hiks, P-phi Mark krab, Pin minta maaf na na na~" pintanya, tapi aku masih terus mengabiakannya. Aku ingin dia berubah dan membiarkan ku bermain dengan teman ku yang lain setelah ini.

"Hiks...Phi Mark hiks, Phi Mark~ Nong Pin jhanji akhan menjadi anak yang baik krabb~" kembali dia menangis dan membuat ku menjadi tidak begitu tegaan.

"Hiks...Nong Pin janji na?" aku bertanya sambil menatapnya di bawah sana. Mungkin karena kami kembar, saat dia menangis aku pun langsung ikut menangis dengannya. Dia pun langsung mengangguk kencang dengan senyum manis yang dia tunjukkan setelahnya.

"Ayo khita buat janji jari kelingkih biar Phi percaya," aku melihatnya mulai mencoba menaiki tangga menuju rumah pohon ini.

"Jangan Nong Pin, biar Phi saja yang turun na," seru ku tapi dia tidak mengindahkannya. Aku menjadi takut saat dia naik dan kelelahan nanti, sakitnya akan kambuh lagi. Dan Mae pasti akan memarahi ku.

Jadi aku pun bergerak turun dengan cepat untuk menghadangnya. Sayang langkah kaki kecil ku yang sangat terburu-buru saat itu membut ku langsung jatuh dari ketinggihan dua meter rumah pohon ini. Dan sialnya kepala ku terbentur batu hingga membuatku tak sadarkan diri saat itu juga. Dan yang ku ingat saat itu hanyalah Perth yang terus menangis kencang di hadapan ku.

Saat aku sadar, aku berada di ruangan rumah sakit seorang diri. Tak ada Pho, Mae, Phi Title dan bahkan Nong Perth pun tidak. Jadi aku bertanya pada Dokter yang datang memeriksa ku saat itu.

"Nong mu sedang di ruangan operasi, penyakitnya kambuh dan dia harus segera melakukan operasi cangkok jantung..." Dokter itu menjelaskan seadanya, tapi aku memahaminya karena Mae sering menjelaskan kondisi Perth padaku. Agar aku hati-hati saat bermain dengannya.

4.[END] Why I Don't Get Your Love (PinSon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang