"Aku sudah pernah mengalaminya membuatku tak ingin merasakan perasaan yang sama itu kembali. Apakah aku dapat menolaknya?" -Saint
"Kamu adalah sosok menawan yang kucintai dalam diam." -Daily
"Dia sahabat terbaikku, Saint. Dan orang yang sangat kusuk...
Kothot na~ Mungkin Minggu depan Lee belum bisa update sesuai jadwal karena Lee ada ujian sertifikasi Mohon ditunggu na untuk kelanjutannya, happy reading all 🤗🙏 .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. Saint bisa dibilang sebagai pria umur 18 tahun yang polos dan cukup keras kepala. Perth sudah bilang dia yang akan menemui Zee sendiri untuk menjelaskan masalah hubungan mereka sekaligus memukul sekali saja senior tinggi itu. Kenapa? Karena dia sudah berani mencium bibir kekasihnya kemarin. Saint yang berkata jujur semalam. Beh😑 Ai'Saint, untuk kedepannya sebaiknya jangan terlalu jujur kearah Perth na?
"Nong Saint? Kenapa tiba-tiba minta ketemu hari ini? bukankah perjanjianmu dengan Perth berakhir tiga hari lagi? Apa kau begitu merindukanku hingga memintaku menemuimu hari ini?" Zee baru saja duduk di bangku taman di samping Saint, tapi dia sudah membondong pria manis itu dengan banyak pertanyaan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nyut~
Saint yang melihat senyum manis pemuda itu dan tatapan cintanya membuat hati Saint berdenyut sakit. Membuat tumbuh perasan tidak enak di hatinya. Apakah dia harus berkata jujur kearah pria ini sekarang? dan membuat senyum itu luntur seketika dari wajahnya.
"Kenapa kau hanya diam menatapku seperti itu hem?"
"Oh, em...itu, itu aku-"
"Kenapa kau segugup ini, Saint?" Ya, Saint menjadi semakin gugup saat Zee tiba-tiba menggenggam kedua tangannya sambil sesekali mengecup punggung tangannya perlahan. Perlakuannya sungguh terasa manis jika saja Saint masih menjadi kekasih seorang senior tampan ini, tapi kini dia adalah kekasih seorang Perth Tanapon. Entah kenapa mata Saint berubah tak tenang menatap sekitarnya. Semoga saja Perth tidak datang tiba-tiba kemari dan terjadi kesalahpahaman, doanya.
"Phi Zee krab~" dengan perlahan Saint melepas genggaman tangan mereka. Menimbulkan tatapan bingung dari pemuda tersebut.
"Apa ada 'sesuatu' yang terjadi?" ada nada menusuk di sana. Zee cukup tanggap dengan perubahan sikap Saint barusan padanya.
"Phi, kothot na~" Saint mencicit dengan wajah menunduk merasa menyesal. Menyesal karena memberi harapan kepada Zee dan pada akhirnya memilih untuk berkencan dengan Perth.
"Sial!" Zee sudah menduganya. Dia pun memaki saat sadar apa yang terjadi saat ini. Dirinya langsung terbakar oleh emosi yang masih sanggup dia tahan untuk beberapa detik ke depan. Lalu memilih untuk menyandarkan punggungnya dengan kasar pada sandaran kursi di belakang sambil menghela nafas berat. Mengusap wajahnya gusar beberapa kali sebelum berucap kearah Saint yang masih tidak berani menatap kearah matanya, "Aku sudah menduga ini semua akan terjadi...tapi-" Saint memberanikan diri untuk melirik kearah Zee yang sengaja menggantung ucapannya.