Forever Canopus

11.2K 786 223
                                    

Ini adalah hari kedua Taehyung tidak melihat Taeyeon, Ia memang sering bepergian keluar negeri untuk urusan bisnis nya. Dan Taehyung sudah merasa tidak khawatir akan itu.
Terakhir Taeyeon mengatakan Ia ada urusan bisnis dengan koleganya dari luar negeri.

Seperti biasa Taehyung mengerjakan apa yang menjadi tugasnya. Berkutat dengan laptopnya seharian. sesekali Ia mengecek ponsel, menunggu kabar Jungkook setelah terakhir tadi malam saling memberi kabar.

Semenjak semalam Jungkook agak aneh, Ia tidak mau bicara lewat panggilan video. Bahkan lewat panggilan suara saja tidak mau.
Ia hanya membalas beberapa pesan Taehyung seadanya, Taehyung memaklumi mungkin Jungkook tengah sibuk atau ada kegiatan lain yang tidak memungkinkan dirinya memegang ponsel.

Tapi Taehyung tidak bisa menutupi bahwa dirinya khawatir, sungguh.
Terlebih sudah seharian ini Jungkook tidak bisa dihubungi.

Dari pagi ponsel Jungkook mati, pesannya tidak terkirim.

Bukan main Taehyung merasa frustasi. Rasa takut itu kembali menghantuinya. Bagaimana jika Jungkook meninggalkannya kembali?

Karena tidak biasanya Jungkook seperti ini.

Dadanya tiba-tiba saja terasa nyeri dan jantung berpacu dengan cepat, membayangkan jika saja benar Jungkook pergi lagi.


Ia memutuskan untuk pergi, keluar dari kantor. Tanpa membawa serta mobilnya yang terparkir di basement.
Sapaan dari karyawan lain terdengar, namun Taehyung tidak menghiraukannya. Ia hanya ingin menghirup udara segar di luar ruangan.

Suara salju tebal yang terinjak oleh sepatunya memecah kesepian, rupanya salju turun cukup lebat. Taehyung tersenyum , memaksa bibirnya untuk ditarik agar setidaknya membuat suasana hatinya membaik, namun usahanya tidak berhasil.

Derap langkahnya menyusuri trotoar jalanan yang cukup sepi, walaupun belum terlalu larut. Hingga Ia sampai pada suatu tempat , duduk di sebuah kursi besi di pinggiran jalan.
Angin kencang setelah turun salju terasa semakin dingin seperti menusuk ke setiap pori-pori kulitnya.

Namun tidak Taehyung hiraukan.

Taehyung meraih gumpalan salju di tangan telanjangnya, menggenggam gumpalan es halus tersebut hingga tangannya memerah.

Teringat bagaimana dulu Ia dan Jungkook selalu bermain perang salju, saling melempar gumpalan salju. Membuat boneka salju dan bahkan bergulat diantara salju. Hingga setelahnya mereka menderita demam bersamaan. Taehyung terkekeh membayangkan saat itu, lalu Ia meremas gumpalan salju itu hingga habis.

Ia kembali memeriksa ponselnya, masih tidak menemukan balasan pesan atau apapun dari Jungkook. Total seharian ini tidak ada kabar. Pikiran Taehyung sudah melayang entah kemana, beranggapan bahwa Jungkook tidak lagi menginginkannya. Berpikiran  bahwa Jungkook memiliki seseorang lagi disana. Membayangkan bahwa Jungkook akan meninggalkannya selamanya.

Hatinya meringis, membayangkan segala kemungkinan yang terjadi.

Jarak yang tidak dekat, memungkinkan segala sesuatu yang buruk terjadi. Taehyung hanya bingung, tidak bisa membayangkan hidupnya nanti jika saja Jungkook sudah tidak ingin lagi berjuang bersamanya. Taehyung bingung, apakah penantiannya ini akan berarti atau tidak.

Taehyung belum siap, tidak akan pernah siap jika harus merelakan Jungkook pergi. Maka Ia memutuskan untuk pergi kembali ke Tokyo setelah empat minggu terakhir bertemu dengan Jungkook disana, Taehyung tidak bisa menunggu lama lagi.

Ia memutuskan untuk pulang ke apartemennya, mempersiapkan segala keperluan untuk keberangkatannya ke Jepang besok pagi.

Taehyung berjalan dengan sedikit lesu di sepanjang lorong apartemennya yang sepi, kepalanya menunduk selama berjalan. Setelah berhasil membuka pintu, Taehyung tidak lantas masuk.
Tubuhnya mematung saat melihat ada sosok yang tengah berdiri di balkonnya, memakai celana dan hoodie hitam yang menutup kepalanya.

CANOPUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang