Dua bulan kemudian.Seperti hari – hari sebelumnya, Taehyung menghabiskan waktu sore nya menghadap jendela ruangan tempat Ia bekerja. Tangan kirinya menggenggam mug panas berisi cokelat sementara tangan kanannya Ia masukan pada saku celana, pandangan matanya selalu kosong entah kemana.
Semenjak kepergian Jungkook, banyak yang berubah dari hidup Taehyung.
Hanya berbicara seperlunya,
Jarang sekali terlihat garis senyum di wajahnya, pipi yang semakin tirus dan rahang nya yang semakin tajam. Waktu tidur malamnya habis dibawa rasa sakitnya. Juga, selera makan yang hilang terganti dengan kekecawaan mendalam yang tidak kunjung reda.Taehyung adalah sosok yang ceria, dimana Ia berada maka segala suasana akan terasa meriah. Bisa dibilang Ia adalah peri kebahagiaan, tidak ada siapapun yang tidak menyukai saat bersamanya. Namun anggapan itu kini perlahan berganti, seiring dengan berubahnya segala sikap Taehyung saat ini. Kaku, dingin dan pasif. Semua orang terdekatnya sangat merasakan dampak dari perubahan Taehyung itu, dan tidak ada yang bisa merubahnya.
“Dek, boleh gue masuk?” terdengar suara Taeyeon diambang pintu.
“Hmm, masuk aja” Taehyung tidak beranjak, Ia masih menatap jendela dihadapannya namun entah apa yang sedang Ia tatap.
“Tae, untuk konsep yang udah gue email tadi pagi. Udah lo kerjain semua?” sang Kakak yang sebelumnya selalu bersikap ceria pun kini selalu merasa canggung tiap kali berbicara dengan adiknya sendiri.
“Hmm, udah. Bentar lagi gue kirim balik ke email lo, gue rehat bentar”
“okay gapapa, lo belom makan siang?”
“belom”
“mau gue pesenin makanan yang lain? Atau mau makan diluar?”
“ga perlu, gue ga laper”
“Tae, sampe kapan lo mau kayak gini? Lo ga bisa terus – terusan sedih gini sampe ga mau makan. Gimanapun juga gue punya hak buat hidup lo, kewajiban gue buat jagain lo, bahagiain lo. Tolong jangan nyakitin lo diri sendiri gini”
“iya, emang lo punya hak sepenuhnya untuk hidup gue, Kak. Bahkan, ngambil hak kebahagiaan yang gue punya”.
“Taehyung, udah berapa kali gue minta maaf untuk itu dan lo bilang udah maafin gue. Sekarang kenapa lo bahas lagi?”
“Udah kak, sorry gue lagi down aja. Gue ga mau ribut lagi sama lo, lebih baik gue pulang dulu. Gue email nanti di rumah kerjaannya” Taehyung segera beralih ke meja kerjanya dan membereskan semua barangnya, dan berkemas untuk pulang.
Taeyeon tidak bisa berkata lebih banyak lagi. Ia sudah cukup lelah dengan sikap sang Adik yang kini pasif, sekeras apa Ia berbicara tidak akan ditanggapi dengan baik untuk saat ini. Taeyeon merasa penyesalan yang cukup dalam atas segala yang terjadi hingga merubah Taehyung menjadi seperti ini. Jika dipikirnya Taehyung akan baik – baik saja setelah kepergian Jungkook, ternyata salah. Sang adik terlihat berubah banyak dari sebelumnya. Sepertinya awan gelap terus menyelimuti hari –harinya. Namun penyesalan Taeyeon kini tidak berarti apapun, karena tidak membuat Jungkook kembali.
-
Malam ini adalah hari ulang tahun Taehyung, kelima sahabatnya telah mengajak Taehyung untuk melakukan perayaan kecil. Namun Taehyung menolaknya, Ia menyatakan bahwa Ia sama sekali tidak berminat untuk merayakan apapun di hari ulang tahunnya, dan mereka memakluminya untuk memberi Taehyung waktu sendiri.
Namun siapa tahu? Ternyata Taehyung telah membeli kue tart berukuran kecil. Menaruh lilin di atasnya. Ia tidak berhenti menatap lilin yang menyala cantik diatas kue tart nya tersebut. Berbagai pesan ucapan masuk dari teman –temannya namun Ia hiraukan, Taehyung lebih memilih terus menatap lilin di kue tart nya yang semakin habis. Setelah lilinya mati, Ia menyingkirkannya lilin tersebut lalu memotong kue dengan ukuran besar dan melahapnya sendiri .