"Hey!"
Lisa tersentak saat didengar sebuah pekikan keras seseorang di telinganya. Belum lagi suara gebrakan meja yang hampir membuat milkshake miliknya tumpah.
"Good morning~" ujar Rosé langsung menempatkan dirinya untuk duduk di depan Lisa yang masih keheranan akibat gertakannya. Lisa mendecih saat melihat Rosé justru tertawa keras tanpa peduli akan kesehatan jantungnya.
Cafe kampus sedang tidak seberapa ramai pagi ini, mungkin karena kebanyakan mereka hanya megunjungi cafe di siang hari sekedar untuk penghilang rasa haus atau untuk nongkrong-nongkrong seperti halnya Lisa dan Rosé. Hal itu membuat Lisa sedikit beruntung karena tidak ada yang melihat ekspresi menggelikan dirinya.
"Kaget tau" balas Lisa dengan sebelah tangan di taruh depan dadanya, menetralkan sedikit degup jantungnya yang berpacu cepat.
"Habisnya, bengong aja geh. Aku udah manggilin kamu dari tadi tau, tapi gak dengar juga" cibir Rosé membuat Lisa nyengir dengan sedikit bersalah.
"Maaf"
"Kenapa sih? Apa yang kamu pikirin sampe segitunya?" tanya Rosé sembari mengambil milkshake milik Lisa dan meminumnya tanpa peduli teriakan dari sang pemilik.
"Tidak ada"
Rosé balas menekuk wajahnya dengan kesal. "Kau tidak percaya padaku? "
" Tidak tidak, bukan begitu. Aku percaya kok, percaya"
"Lalu? "
Lisa yang semula akan membuka mulut untuk bicara, merasakan sebuah sentakan keras bersamaan dengan melingkarnya sebuah rangkulan di bahu, membawanya untuk bergeser tertabrak pada dada bidang seorang pemuda. Gadis blonde dihadapan Lisa sudah lebih dulu menatap malas pada sosok yang kini dengan seenak jidatnya nempel pada Lisa tanpa peduli sekitar.
" Good morning babe~"
Lisa ikut menoleh bersamaan dengan suara berat seorang laki-laki yang menyerukkan sapaan untuk dirinya. Bola mata nya langsung menampakkan sosok laki-laki yang sudah tidak asing di hidupnya. Laki-laki itu tersenyum hingga menampilkan deretan gigi putihnya membuat Lisa sedikit mencium bau mint darisana.
"Menjauhlah Hanbin" ujar Lisa malas sembari melepaskan rangkulan itu yang justru semakin di pererat oleh si empunya nama.
Hanbin mengernyit, menatap ekspresi Lisa yang merasa tak suka akan kehadirannya.
"Why? Kemarin kau bahkan tidak membalas pesanku, kau jahat Lisa" balas Hanbin masih dengan rangkulannya membuat Lisa memutar bola matanya malas.
"Dia benci padamu, paham? " balas Rosé sarkastik namun Hanbin malah terkekeh geli.
" Bilang saja karena kau cemburu" balas Hanbin membuat Rosé ingin sekali melempar milkshake Lisa ke depan wajahnya yang sok tampan.
Hanbin seolah tak peduli dan kembali menatap gadis di dalam rangkulannya yang terus saja bergerak gelisah minta di lepaskan.
"Aku sibuk, tidak sempat buka ponsel. Sekarang menjauhlah" tutur Lisa dengan usaha kembali melepaskan rangkulan nya yang kini dituruti oleh Hanbin. Pemuda itu mengangguk-angguk dengan paham oleh ucapan Lisa.
Gadis bersurai coklat itu kembali membenarkan posisi duduknya dan memberi jarak pada Hanbin yang dengan keras kepala terus mendekat kearahnya lagi.
"Tumben sendiri? " tanya Rosé sedikit melunak yang di balas gerakan dagu Hanbin menunjuk arah luar.
" Biasa, basket. Males ah ikut mereka, mending nemenin Lisa disini, hehe" balas Hanbin dengan senyuman yang terus di layangkan ke Lisa membuat Rosé yang menyaksikan mereka merasa jengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUEGRASS || Taelice || ✅
Fiksi Penggemar"I like blue" "Why?" "Cause the meaning it's you" Lalisa adalah seorang mahasiswa Skotlandia yang baru saja memutuskan untuk pindah kerumah impiannya. Namun siapa sangka jika ini adalah awal dimana ia akan dibawa untuk lebih dekat dengan seseorang y...