" Giliranmu, Rosé "
Gadis blonde dihadapannya nampak mengulum bibirnya gugup sebelum berucap, " Karena aku begitu takut akan kejujuran maka aku memilih Dare"
"Yes Akhirnya! Bisakah kau membelikan ku sekaleng minuman dingin? Ugh, ya ampun panas sekali disini" balas Lisa dengan spontan seolah ia memang sudah menunggu jawaban itu sejak tadi. Dan berbanding terbalik dengan Rosé yang langsung mempout-kan bibirnya kesal sebab taktik licik sahabatnya itu.
"Mana bisa seperti itu! "
" Tentu saja bisa, itu tantangan kan? "
Rosé menghela nafas dengan sedikit merengek kesal sebab pilihannya sendiri dan kelicikan Lisa. Mau tak mau akhirnya ia memilih beranjak dan menepi ke pinggiran taman kampus yang sedikit ramai ini untuk menghampiri sebuah mesin minuman dingin.
Dan tentu ia harus mengantri karena nyatanya tidak hanya dirinya–ralat, sahabatnya yang tengah haus saat ini namun ada beberapa mahasiswa juga yang tengah membeli minuman itu. Rosé melirik kebelakang kembali dan menemukan Lisa tengah memandangnya dari dalam taman kampus dengan sebuah ledekan kentara diwajahnya.
Namun ia kembali tersadar ketika orang didepannya sudah pergi dan kini giliran dirinya untuk membeli minuman, setelah memasukkan beberapa uang koin kedalam mesinnya Rosé nampak memencet tombol sesuai minuman pilihan yang ia mau.
Brak
Rosé membungkuk dan mengernyit menemukan minumannya baru turun satu dalam box dibagian bawah, sedangkan ia membeli dua untuk dirinya dan Lisa.
"Sial, pasti macet lagi" gumamnya seraya menggedor mesin itu dua kali seperti yang biasa ia lakukan apabila terjadi kemacetan pada mesin itu.
Lama tak ada respon hingga ia menggedor nya kembali hingga empat kali dengan setengah kesal, sementara diujung sana Lisa memperhatikannya dengan setengah bingung.
Brak
Dan satu lagi minuman miliknya turun dengan kecepatan tak biasa hingga kaleng minuman itu melompat dari box nya dan terjatuh ketanah melewati kedua kaki gadis pengguna highwaist jeans pendek tersebut.
"Ya ampun"
Rosé berdecak kembali sebelum akhirnya memilih berbalik untuk mengambil minumannya yang terguling kebelakang. Dan bersamaan dengan itu maniknya justru terkejut minuman miliknya mendarat di ujung sneakers milik seseorang sebelum diambil oleh tangan kokoh orang itu.
"Ini milikmu? "
Rosé tersadar sesaat setelah melihat wajahnya bahwa sosok itu tak lain dan tak bukan adalah sosok mahasiswa baru yang ia temui tadi pagi bersama teman-temannya.
" Iya, itu milikku" balas Rosé seraya menerima kembali minumannya dari tangan pemuda bersurai abu-abu itu.
"Sepertinya kita sudah bertemu sebelumnya, dan ini pertemuan kedua kita. Aku merasa tidak sopan bila tidak memperkenalkan diriku padamu " ujar pemuda itu dengan senyuman canggung, tak ubahnya Rosé yang tertawa hambar melihat atmosfir mereka berdua yang terasa sangat kaku.
" Tidak perlu sesopan itu padaku. Bisa saja aku lebih muda darimu" balas Rosé tak enak hati memandang pemuda tampan nan sopan ini yang bisa-bisanya berani mengajaknya bicara duluan.
"Tidak apa. Perkenalkan, namaku Althaves Ji, kau bisa memanggilku Ji atau Jimin bila kau mau "
" Sepertinya aku lebih familiar dengan nama panggilanmu yang kedua " ujar Rosé mengingat June dan kawan-kawannya yang pernah membahas mereka beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUEGRASS || Taelice || ✅
Fiksi Penggemar"I like blue" "Why?" "Cause the meaning it's you" Lalisa adalah seorang mahasiswa Skotlandia yang baru saja memutuskan untuk pindah kerumah impiannya. Namun siapa sangka jika ini adalah awal dimana ia akan dibawa untuk lebih dekat dengan seseorang y...