Fyi, foto sampul yang diatas adalah vibe yang cocok BANGET untuk mereka dicerita ini. Warna nya pun sama putih, oh Ya Tuhan pen nangis :'') Tapi sayang rambut Taehyung bukan biru, tapi tak apa, anggep aja ya kawan².
Oke sekian, lanjut votenya (¯³¯)
Tidak ada yang berubah setiap harinya disini. Selalu ramai, padat, dan penuh manusia para pegiat belajar.
Meski tak semua.
Berkat bel satu menit yang lalu, lorong koridor menjadi semakin ramai dibanding sebelumnya. Diisi beberapa mahasiswa yang membuka tutup loker masing-masing entah untuk mengambil buku atau menyimpan buku mereka.
Salah seorang gadis populer tengah berjalan bersama dua sahabatnya, menyusuri koridor. Seperti biasa. Manik sang gadis mencari jam dinding besar, yang terletak di ditengah-tengah koridor yang tengah mereka lewati.
Dan disana, jam sudah menunjukkan tengah hari. Tak terasa juga hingga tanpa sadar perutnya sudah tak nyaman akibat lapar.
Jennie melirik kedua temannya, yang berjalan dikanan dan kiri mengiringi dirinya, "Kita makan yuk"
Rosé hanya balas mengendikkan bahu sementara Jisoo mengangguk bersama sebuah permen lolipop yang baru saja ia buka dari saku ranselnya.
Sudah seminggu lamanya, mereka hanya berjalan bertiga disepanjang kampus tanpa keberadaan salah satu temannya, Lisa. Seminggu itu pula mereka pun tak dapat kabar apapun dari para polisi yang mencari.
Seolah mereka telah dibohongi.
Terakhir kali mereka—bersama Hanbin— pernah bertekad untuk datang menghampiri rumah sang gadis, yang mungkin saja bisa memunculkan suatu keajaiban jika sesungguhnya gadis itu tengah berada dirumahnya.
Namun setengah terkejut ketika mendapati rumahnya telah diberi garis polisi. Dibagian depannya. Lampu luar masih dibiarkan hidup, seperti terakhir kali Rosé datang untuk menjemput gadis itu.
Dan diantara mereka bertiga, memang Rosé yang terlihat paling terluka, sebab Lisa adalah teman satu mata kuliahnya. Mereka suka memiliki jadwal bersama dibanding dengan Jennie dan Jisoo.
Bahkan setelah seminggu dari kejadian itu berlalu, tak sehari pun Jennie melihat tanda keceriaan diwajah itu. Mungkin hanya senyum dan tawa biasa. Yang terkesan dipaksa.
Kehilangan Lisa memang sangat membuat mereka semua terpukul, namun tak berpikir jika pengaruhnya bisa begitu besar pada gadis Aussie ini.
"Hanbin? "
Jennie berujar ketika tak sengaja menemukan sosok pemuda berisik itu tengah berada didalam cafe dengan segelas minuman dingin yang masih utuh.
Gadis bermarga Kim itu akhirnya menarik kedua lengan sahabatnya untuk ikut menghampiri sosok pemuda yang terlihat sangat menyedihkan.
Hanbin hanya melirik kedatangan mereka sekilas, tanpa menyapa mereka balik. Bahkan sikapnya pun tak terlihat keberatan sama sekali saat Jennie, Jisoo dan Rosé langsung mengambil tempat duduk dimeja yang sama dengan dirinya.
Entah tidak keberatan atau tidak peduli.
"Hanbin, tadi kau bolos kelas lagi? " ujar Jisoo dengan tatapan meminta penjelasan.
Pemuda itu bertingkah seolah tak mendengarnya. Ia malah sengaja membuka ponsel dihadapan mereka untuk sekedar mengacuhkan.
Seingat Jisoo ini sudah hari ketiga dari pemuda itu untuk tak masuk-masuk kekelas seperti biasanya, seperti saat ada Lisa. Gadis yang tengah menjilat lolipopnya itu tak hanya asal menuduh, sebab Jisoo sendiri punya satu mata kuliah yang sama dengan Hanbin dan sejak saat hilangnya Lisa, Hanbin berangsur-angsur tak pernah datang kekelas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUEGRASS || Taelice || ✅
Fiksi Penggemar"I like blue" "Why?" "Cause the meaning it's you" Lalisa adalah seorang mahasiswa Skotlandia yang baru saja memutuskan untuk pindah kerumah impiannya. Namun siapa sangka jika ini adalah awal dimana ia akan dibawa untuk lebih dekat dengan seseorang y...