ᴘʀᴏʟᴏɢᴜᴇ

594 62 31
                                    

Perempuan bermata biru itu menatap was-was pintu apartemennya. Ia sedang menunggu kekasihnya datang. Wajahnya terlihat cerah dengan senyuman lebar yang menghiasinya.

Lara, migran asal Hungaria itu baru saja menyelesaikan kelasnya dan langsung kembali ke apartemennya karena merasa tidak enak badan. Ia sudah merasakan hal ini selama 3 hari.

Ia merasa mual dan pusing. Ia juga sudah tidak datang bulan selama 8 minggu. Oleh karena itu, ia sengaja pulang dari kampus lebih awal dan melakukan hal yang bagi beberapa perempuan terasa sangat menyeramkan.

Yes, she did a pregnancy test. Lara sempat meneteskan air mata saat ia melihat dua garis merah di test pack yang ia pegang. Ia langsung menghubungi kekasihnya dan memintanya untuk datang. Tetapi, ia tidak menyebutkan maksud dari permintaannya itu.

Pintu apartemennya terbuka yang membuat Lara langsung bangkit dari sofa. Kekasihnya masuk sambil mengibaskan rambutnya yang basah. Diluar sedang hujan sepertinya, pikir Lara.

Harry, begitu namanya, tersenyum saat melihat Lara. Ia mendekat dan memeluknya singkat. Lara dapat merasakan hoodie Harry yang sedikit basah dan terdapat beberapa titik air.

"Lepas hoodie-mu, Harry. Nanti kau bisa sakit," ucap Lara sambil menyentuh pipi Harry. Harry tertawa pelan, "Tidak apa, sayang. Hanya sedikit, aku akan baik-baik saja."

Mereka berdua berjalan ke dapur karena Lara memang ingin membuatkan Harry cokelat panas terlebih dahulu. Harry mengekor dibelakang Lara sambil sesekali mengibaskan rambutnya lagi.

Lara mengambil kotak berisi bubuk cokelat panas dari dalam kabinetnya sementara Harry duduk sambil memerhatikan Lara. Ia terdiam sebentar karena keasyikan melihat kekasihnya dengan cekatan membuat cokelat panas.

Ia bahkan sampai lupa tujuan awalnya datang karena memang mereka tidak mempunyai janji hari ini. Biasanya, Harry akan mengunjungi apartemen Lara jika mereka ingin pergi menonton, berkencan, bercinta, atau sekadar making out session.

Hari Kamis adalah hari pengecualian mereka untuk bersama. Pertama, Lara memiliki kegiatan setelah kelas yang menyebabkannya harus pulang agak malam. Kedua, Harry juga memiliki jadwal bermain sepak bola bersama tim kampus. Dan yang terakhir, mereka sama-sama memiliki kelas pagi keesokan harinya.

Karena fakultas yang berbeda, Lara dan Harry juga sulit bertemu di kampus. Mereka hanya berpacaran sebelum dan sesudah kuliah. Terkadang, mereka membuat kesepakatan melalui pesan teks atau menyampaikannya lewat teman-teman mereka.

Harry mengerjap saat Lara sudah duduk di hadapannya. Lara menyodorkan cokelat panas yang sudah dibuatnya yang lalu disambut hangat oleh Harry. "So, about your call, ada apa, sayang? Apa semua baik-baik saja?", Harry menyesap cokelat panasnya sedikit sambil menatap kekasihnya.

Lara tersenyum dan mengangguk. Harry kemudian memasang tatapan bingung. Lara berdiri dari tempatnya sambil mengisyaratkan Harry untuk tetap pada posisinya. Ia berlari kecil ke kamarnya untuk mengambil test pack dari nightstand miliknya.

Harry yang masih kebingungan memilih untuk meminum cokelat panasnya lagi. Ponselnya tiba-tiba bergetar. Ia mengambil ponsel itu dari sakunya dan melihat ada nama Quentin, di layarnya.

Quentin Abrams adalah senior sekaligus partner satu tim Harry dalam bermain sepak bola di kampusnya. Ia memang memiliki jadwal latihan hari ini setelah kelas selesai di sport hall. Tetapi, Harry sengaja ijin karena kekasihnya tiba-tiba menelpon.

Harry menggeser mug berisi cokelat panas miliknya yang tinggal setengah dan kemudian mengangkat telepon dari Quentin. Beruntung sinyalnya masih bagus walaupun sedang hujan deras.

Love Interlude ➳ Harry Styles [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang