ᴅɪᴄɪᴀꜱꜱᴇᴛᴛᴇ

267 33 15
                                    

"𝓜𝓲𝓼𝓼 𝔂𝓸𝓾 𝓶𝓸𝓻𝓮 𝓽𝓱𝓪𝓷 𝔀𝓸𝓻𝓭𝓼 𝓬𝓪𝓷 𝓼𝓪𝔂, 𝓰𝓾𝓮𝓼𝓼 𝔀𝓮'𝓿𝓮 𝓰𝓸𝓽 𝓪 𝓵𝓲𝓽𝓽𝓵𝓮 𝓸𝓯𝓯 𝓽𝓻𝓪𝓬𝓴,"

H A R R Y

Mesin pembuat kopi yang rusak adalah kejutan yang paling kubenci di pagi hari. Aku terpaksa harus memasak air untuk membuatnya secara manual. Aku melarikan jemariku ke rambutku yang kuikat tinggi. I'm flying back to New York today.

Aku tidak percaya hari ini akhirnya tiba. Semuanya berlangsung cepat. Terlalu cepat. Beruntung saja semua dokumen kependudukanku sudah asisten ibuku urus di Anagrafe. Aku bahkan tidak tahu bagaimana mereka melakukannya dalam waktu yang sangat singkat.

Setidaknya, jika ingin mengurus status kependudukan, kau harus menunggu paling lama tiga bulan. Jangan lihat aku. Aku sendiri tidak paham. Belum lagi dokumen-dokumen lain tentang propertiku, mobil-mobil yang akan kubawa ke New York dan yang paling penting, ijin pencabutan kewarganegaraanku. Bayangkan jika aku harus bekerja sekaligus mengurus itu semuanya. I would probably lose my mind.

Lamunanku buyar saat teko air berbunyi. Aku mematikan kompor dan mengambil gelas dari kabinet. Tidak lupa aku juga mengambil kopi dan satu cube gula. I like my coffee strong. Setelah menaruh dua sendok kopi dan memasukkan gula, aku menuangkan air panas tadi.

Kemudian, aku mengaduknya sembari berjalan ke meja makan. Disana sudah tersedia dua potong besar toast dengan selai blueberry. Aku yang membuatnya sendiri. Kebetulan Matilde harus membantu Josephine mengurus sebuah pekerjaan. Jadi, ia tidak bisa menyiapkan sarapan. Lagipula, ini hari terakhirku di Roma. Setidaknya aku bisa membuatnya lebih berarti. Jesus, now I sound like one of those old quotes.

Aku mengangkat roti itu dan memasukkannya ke dalam mulutku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengangkat roti itu dan memasukkannya ke dalam mulutku. Pikiranku kembali ke pembicaraanku tadi malam dengan Luke Hernandez. Seharusnya aku menelponnya hari ini. Namun, aku sadar diri. Hari ini adalah hari Sabtu. Ia pasti memiliki rencana untuk beristirahat atau menghabiskan akhir pekan dengan keluarganya. Oleh karena itu, aku langsung menelponnya begitu acara sialan itu selesai. Tentu saja saat aku sudah dirumah dan tidak didekat siapapun kecuali angin malam yang berhembus dengan pelan.

FLASHBACK

Harry melempar jasnya dengan asal dan bergegas membuka kemejanya. What a hell of a night. Harry benar-benar benci hari ini. Selain karena ia tidak bisa melakukan round of drinks dengan Ayesha, Bernadette dan koleganya yang lain, ia juga harus bersusah payah menolak permintaan Sierra untuk pulang bersamanya. Ia terpaksa mengancamnya karena Sierra tidak mau meninggalkannya sendiri. Sebut ia kejam tapi memang itu pilihan terakhirnya. Harry hanya bisa meminta maaf kepada Ayesha dan Bernadette dan berjanji kalau ia akan mentraktir mereka jika ia berkunjung ke Paris.

Harry berjalan ke lemari obatnya yang ada di toilet dan mencari aspirin. Ia sebenarnya tidak ingin meminumnya. Namun, Harry perlu sedikit asupan agar besok kepalanya tidak terlalu sakit. Setelah menelan pil tersebut tanpa air, Harry melihat pantulan bayangannya di cermin. He looks well. Tetapi, siapapun yang mengenal Harry tahu tatapan mata hijaunya tidak berbohong. He was empty. Dan Harry juga baru menyadarinya sekarang. After seventeen fücking years. Ia merasa sangat bodoh karena sudah dimanipulasi oleh perasaannya sendiri. Ia terus bertanya kenapa baru sekarang ia menyadari kalau ada sesuatu yang hilang dari dalam dirinya.

Love Interlude ➳ Harry Styles [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang