"𝓘𝓽'𝓼 𝓼𝓸 𝓶𝓾𝓬𝓱 𝓮𝓪𝓼𝓲𝓮𝓻 𝓽𝓸 𝓰𝓸 𝓽𝓱𝓪𝓷 𝓯𝓪𝓬𝓮 𝓪𝓵𝓵 𝓽𝓱𝓲𝓼 𝓹𝓪𝓲𝓷 𝓱𝓮𝓻𝓮 𝓪𝓵𝓵 𝓪𝓵𝓸𝓷𝓮,"
"L-lara?",
kedua perempuan itu terdiam di tempatnya. Tidak ada yang berani untuk bergerak. Lara tidak menyangka akan melihatnya lagi. Setidaknya bukan di tempat ini.
Maeghan Kovàcs. Kakak perempuan Lara. Ia tidak pernah mengetahui kabarnya lagi sejak tujuh belas tahun lalu. Sejak ia memiliki Finn dan memutuskan untuk keluar dari kampus. Sejak ia berhenti menghubungi ibu dan kakaknya dengan alasan agar mereka tidak kecewa.
Namun, sekarang semuanya seperti runtuh diatas kepalanya. Ia kembali dihadapkan dengan salah satu ketakutan terbesarnya.
"Te vagy az?",
Is that you?
Lara tersentak dari pikirannya yang sedang berkecamuk. Maeghan bergerak dari tempatnya dan berusaha mendekati Lara. Entah mengapa Lara hanya terdiam dan tidak berusaha menjawab atau balas menghampiri Maeghan.
Anak perempuan yang dipanggil Viktoria tadi sudah hilang dari tempatnya dan berlari ke arah Maeghan. Maeghan yang tadinya hendak mendekati Lara berhenti sejenak. Ia membisikan sesuatu di telinga Viktoria yang membuat anak itu mengangguk dan pergi.
Lara benar-benar membeku di tempatnya sekarang. Hanya ada dia dan Maeghan. Rupanya tidak terlalu banyak yang datang ke toko itu hari ini. Sehingga tidak ada alasan bagi Lara untuk menghindar, lagi.
"Igen, én vagyok az,"
Yeah, it's me.
tanpa ia sadari jawaban itu keluar dari mulutnya. Sangat pelan sampai-sampai ia bisa menjamin kalau Maeghan tidak mendengar ucapannya. Ia tidak tahu harus berkata apa. Ia hanya diam dan melihat kakak perempuannya menghampirinya.
Sekarang posisi mereka sudah berhadapan. Hanya ada jarak sekitar dua meter dari tempat mereka masing-masing. Lara melihat ke arah Maeghan. Ia bisa menemukan sesuatu yang berkilau dari ujung mata kakak perempuannya. Tears.
Tidak ada dari mereka yang membuat pergerakan. Semua itu berlangsung canggung. Sampai akhirnya, Maeghan memutuskan untuk memecahkan kesunyian itu dan bergerak dari tempatnya. Ia mendekati Lara. Sangat dekat sehingga ia bisa melihat wajah adiknya dengan baik. Dan tanpa basa-basi, Maeghan memeluknya.
Ia memeluk Lara sangat erat sampai Lara merasa kalau ia akan menjatuhkan milk tea dan pads yang ia pegang. Lara menegang ditempatnya. Ia masih tidak bisa memproses apa yang sedang terjadi.
"Azt hittem, soha többé nem látlak,"
I thought I would never see you again.
perkataan Maeghan sukses membuat Lara goyah. Semua perasaan sedih dan bersalah dalam dirinya seketika runtuh. Ia menahan air matanya dan membalas pelukan Maeghan. Ia tidak mengatakan apa-apa selain memeluk kakaknya lebih erat. It's like her life was depended on it.
"Sajnálom. Nagyon sajnálom,"
I'm sorry. I'm really sorry.
bisikan itu terdengar palsu di telinga Lara. Lara tidak pernah memberikan kabarnya kepada Maeghan dan hanya itu yang bisa ia katakan? Unacceptable. Lara mengutuk dirinya sendiri karena tidak tahu harus bereaksi seperti apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Interlude ➳ Harry Styles [ON HOLD]
Fanfiction𝘍𝘰𝘳𝘨𝘪𝘷𝘪𝘯𝘨 𝘥𝘰𝘦𝘴 𝘯𝘰𝘵 𝘦𝘳𝘢𝘴𝘦 𝘵𝘩𝘦 𝘣𝘪𝘵𝘵𝘦𝘳 𝘱𝘢𝘴𝘵. 𝘈 𝘩𝘦𝘢𝘭𝘦𝘥 𝘮𝘦𝘮𝘰𝘳𝘺 𝘪𝘴 𝘯𝘰𝘵 𝘢 𝘥𝘦𝘭𝘦𝘵𝘦𝘥 𝘮𝘦𝘮𝘰𝘳𝘺. 𝘐𝘯𝘴𝘵𝘦𝘢𝘥, 𝘧𝘰𝘳𝘨𝘪𝘷𝘪𝘯𝘨 𝘸𝘩𝘢𝘵 𝘸𝘦 𝘤𝘢𝘯𝘯𝘰𝘵 𝘧𝘰𝘳𝘨𝘦𝘵 𝘤𝘳𝘦𝘢𝘵𝘦𝘴 𝘢 𝘯𝘦𝘸...