"𝓨𝓸𝓾𝓻 𝓹𝓵𝓪𝓬𝓮 𝓲𝓼 𝔀𝓱𝓮𝓻𝓮 𝓘 𝓻𝓪𝓽𝓱𝓮𝓻 𝓫𝓮 𝓲𝓷𝓼𝓽𝓮𝓪𝓭,"
H A R R Y
Aku melirik Baume & Mercier di tanganku. Lima belas menit dan Diane maupun Blake belum datang juga. Aku kembali menuangkan sedikit Grappa ke dalam gelasku.
I really want to get so drunk right now. Kenapa setiap kali aku sedikit demi sedikit menemukan kebahagiaanku sesuatu buruk terjadi? Aku sedang menaruh kepalaku diatas tanganku saat suara pelayan restoran mengejutkanku.
"Maaf, Signore Styles. Apa aku sudah boleh menuliskan pesanan Anda?", laki-laki dengan setelan lengkap dihadapanku berkata sambil memegang sebuah notes kecil ditangannya. Aku mengangkat tanganku, tandanya aku masih butuh beberapa menit. Ia mengangguk, langsung mengerti dengan maksudku.
Ia kembali ke belakang sementara aku lagi-lagi menuangkan Grappa sialan di hadapanku yang tinggal setengah. Merupakan sebuah pencapaian bagiku karena sampai sekarang aku belum mabuk sama sekali. Sedikit pusing tetapi tidak apa-apa.
Aku mengambil ponselku untuk mengirim pesan kepada Diane. Aku juga tidak lupa mengirim pesan kepada Luca untuk membereskan berkas-berkasku yang ada di kantor. Kepindahan ini membuat aku frustasi. Belum lagi masalah pertunangan yang harus aku laksanakan dalam waktu dekat. Memikirkannya saja sudah membuat kepalaku kembali berkedut.
Setelah kurasa beres, aku meletakkan ponselku di atas meja. Efek Grappa ini sepertinya mulai bereaksi. Nyatanya, sekarang penglihatanku sedikit kabur. Aku pun memejamkan mata dan menopang kepalaku dengan kedua tangan.
FLASHBACK
"Aku tidak percaya kau benar-benar takut ketinggian," Harry tertawa sambil membantu kekasihnya turun dari salah satu wahana yang ada di Coney Island Fun Fair. Wajah Lara masih pucat dan tangannya bergetar.
"Aku sudah bilang sebelum kita naik tadi. Kau malah mengabaikanku. Bagaimana jika aku pingsan diatas sana?", Lara mencubit lengan Harry. Yang dicubit hanya meringis kesakitan sembari tersenyum. Belum sempat Lara pulih dari syok sementaranya, Harry menarik tangannya ke arah sebuah stan photobooth.
Tanpa basa-basi, Harry membeli karcis dan masuk ke dalam bersama Lara. "Aku terlihat jelek, Harry. Jangan sekarang," Lara merengek. Mereka sudah berada di festival itu selama tiga jam. Jadi, pantaslah Lara berkata seperti itu.
Harry tidak mengubris Lara, "You look beautiful either way. Sekarang, ayo tersenyum, Sayang." Mereka beberapa kali melakukan gaya-gaya yang aneh. Seperti wajah lucu, wajah marah, dan wajah bingung. Untuk dua foto terakhir, mereka melakukan adegan ciuman. Saving the best for last or whatever the old saying says.
Saat hasilnya sudah jadi, Lara dan Harry tertawa. Lara dengan cepat merobek dua foto terakhir, dimana terlihat mereka sedang berciuman dengan mesra. Harry protes karena berarti ia harus menyimpan sisanya, "That's not fair. Aku juga ingin foto yang itu."
Lara hanya menjulurkan lidahnya sambil tersenyum. "Tidak mau. Kau simpan saja foto-foto yang lain. Aku akan mengambil yang ini," Lara memasukkan foto tersebut ke dalam tasnya. Harry memutar bola matanya, "Anything for my girlfriend." Harry merangkul Lara kemudian kembalu melihat-lihat stan di fun fair tersebut.
Mereka berhenti di sebuah permainan claw crane. Lara menarik jaket kulit Harry untuk mendapatkan perhatiannya. "Aku ingin yang itu," Lara menunjuk ke arah boneka beruang berwarna putih dengan hidung berwarna merah muda. Harry membeli satu koin untuk menjalankan permainan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Interlude ➳ Harry Styles [ON HOLD]
Fanfiction𝘍𝘰𝘳𝘨𝘪𝘷𝘪𝘯𝘨 𝘥𝘰𝘦𝘴 𝘯𝘰𝘵 𝘦𝘳𝘢𝘴𝘦 𝘵𝘩𝘦 𝘣𝘪𝘵𝘵𝘦𝘳 𝘱𝘢𝘴𝘵. 𝘈 𝘩𝘦𝘢𝘭𝘦𝘥 𝘮𝘦𝘮𝘰𝘳𝘺 𝘪𝘴 𝘯𝘰𝘵 𝘢 𝘥𝘦𝘭𝘦𝘵𝘦𝘥 𝘮𝘦𝘮𝘰𝘳𝘺. 𝘐𝘯𝘴𝘵𝘦𝘢𝘥, 𝘧𝘰𝘳𝘨𝘪𝘷𝘪𝘯𝘨 𝘸𝘩𝘢𝘵 𝘸𝘦 𝘤𝘢𝘯𝘯𝘰𝘵 𝘧𝘰𝘳𝘨𝘦𝘵 𝘤𝘳𝘦𝘢𝘵𝘦𝘴 𝘢 𝘯𝘦𝘸...