01

8.8K 692 176
                                    

"Oke. tidak perlu menjemputku, Ji. Aku akan pulang dengan teman." Jihoon membuka seatbelt-nya dan meraih Jiyeon dengan mendaratkan kecupan singkat pada pipi sang kakak.

Jiyeon mengangguk mengerti. "Jangan bolos, Boy."

Jihoon tersenyum menanggapi dan membuka pintu mobil. Jiyeon memperhatikan langkah lebar Jihoon untuk beberapa saat hingga pria itu memasuki gerbang sekolah sebelum ia melajukan kembali mobilnya menuju universitas.

Selang beberapa menit, mobil yang dikemudikan Jiyeon. Memasuki kawasan gedung universitas yang selama dua tahun belakangan menjadi tempat Jiyeon menghabiskan beberapa jam di setiap harinya.

"Ketemu!"

Lengan kokoh Jungkook langsung melingkar di sekitar leher Jiyeon. Membuat Jiyeon sedikit tertekuk dan tertatih mengiringi langkah lebar Jungkook.

"Jungkook! Lepas! Aku kesulitan berjalan," protes Jiyeon yang tidak ditanggapi oleh pria di sampingnya.

Sebenarnya alasan Jiyeon bukanlah itu. Hanya saja, Jiyeon tidak bisa mengendalikan detak jantungnya setiap kali Jungkook melakukan sentuhan seperti ini. Memang hal seperti ini sudah biasa dilakukan Jungkook padanya. Tapi, tetap saja selama enam tahun pertemanan mereka perasaan yang tumbuh di hati Jiyeon bukan sekedar kata yang selalu dirangkai Jungkook——persahabatan.

"Temani aku makan, kelasmu,'kan dimulai satu jam lagi."

"Kau belum makan?" tanya Jiyeon masih menyamakan langkahnya dengan Jungkook ke cafetaria.

"Belum. Aku lupa jadwal. Aku pikir aku ada kelas pagi." Jungkook melepaskan rangkulannya dan menyuruh Jiyeon duduk di meja paling sudut, tempat biasa.

"Jaketmu sudah menumpuk di lemariku," tutur Jungkook yang baru saja mendaratkan bokongnya setelah meletakkan nampan berisi makanan dan dua buah minuman.

"Nanti akan kuambil," sahut Jiyeon. Hampir setiap hari Jiyeon berada di apartemen Jungkook yang hanya berbeda tiga lantai dengan unit apartemen Jiyeon.

Mereka menghabiskan waktu hanya menonton, belajar dan bercerita mengenai banyak hal. Ralat—nyatanya Jiyeon hanya mendengar semua cerita Jungkook.

Jiyeon mengambil sendok dan menyuapi Jungkook yang berada di hadapannya. Hal seperti itu sudah lama terjadi, Jungkook terbiasa jika makan disuapi oleh Jiyeon kalau hanya Jungkook saja yang makan.

Bukan pelit, kali ini memang sengaja karena Jiyeon tidak makan makanan berat di pagi hari untuk sarapan. Gadis itu hanya memakan roti dengan segelas susu coklat.

"Kudengar nilaimu turun disemester kemarin," ujar Jiyeon yang masih menyuapi Jungkook.

Pria itu menghentikan kunyahannya. "Hanya turun sedikit," gumamnya dengan kedua pipi yang menggembung oleh makanan.

Jiyeon menghela nafas panjang, jurusan kuliah mereka berbeda. Jiyeon di kedokteran sementara Jungkook teknik biomedis. Jadi, gadis itu tidak bisa membantu Jungkook sepenuhnya. Kendati demikian, Jiyeon selalu berusaha meluangkan waktu untuk memantau nilai Jungkook.

"Apa ada masalah?"

Jungkook menggeleng sembari membuka lebar mulutnya. Meminta Jiyeon kembali menyuapinya.

"Kalau kau tidak ingin mendapat celotehan dari ibumu, kau harus memperbaiki nilaimu segera." Gadis itu memberi Jungkook suapan terakhir.

Pemuda di hadapannya kembali mengangguk. "Nanti kau pulang saja dulu."

"Kau mau kemana?" tanya Jiyeon menunggu Jungkook selesai dengan minumannya.

"Pergi dengan seniorku."

Abyss✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang