19

2.4K 489 200
                                    

Semesta punya cara lain mengembalikan Jiyeon dingin seperti semula. Merasa dikhianati dan dibuang seperti sebelumnya, membuat Jiyeon kembali sulit untuk dipahami.

Perihal kejadian kemarin, Jiyeon tidak pernah mengungkit kembali, gadis itu memilih diam dan menganggap dia tidak melihat dan mendengar apapun yang kini membuat luka di hatinya menganga.

Semua seperti biasa, ia menjawab panggilan Taehyung, berbicara sebentar meski terlalu hambar dan membosankan. Ia memasak, berdebat dengan Jihoon seperti biasa, menonton, membersihkan apartemennya dan satu hal yang tidak bisa ia lakukan seperti biasa—tidur.

Seolah sebuah kata tidur terlalu istimewa untuk ia lakukan di saat hatinya dan pikirannya teramat lelah, tetapi matanya enggan menuruti.

Jiyeon membiarkan dirinya larut dalam keheningan kamar yang dilingkupi pencahayaan temaram. Tidak setitik pun air mata yang keluar untuk mewakilkan bagaimana kalutnya suasana hati Jiyeon.

Jiyeon terlampau sadar jika dirinya memang buruk dalam melampiaskan emosinya. Karena memang tidak mengerti bagaimana cara mengurainya ke bentuk terkecil sekalipun.

"Belum tidur?" Pintu kamar yang tidak dikunci pun terbuka menampilkan eksistensi Jihoon dari baliknya.

Perasaannya tidak pernah salah mengenai Jiyeon yang menutupi luka dibalik senyumannya. Karena Jihoon tidak melihat binar itu lagi pada iris cokelat kakaknya. Meski Jiyeon tersenyum dan berdebat dengannya seperti biasa, mata gadis itu tidak bisa menutupi luka yang tengah disimpannya.

Dan Jihoon benar, mendapati Jiyeon masih terjaga pukul tiga pagi bukanlah suatu hal yang bisa dianggap wajar. Cahaya yang temaram cukup membantu penglihatan Jihoon yang menatapi kakaknya terududuk di tengah ranjang dengan kedua kaki yang ditekuk, kedua lengan ringkih itu memeluk lututnya.

"Mau cerita?" tanya Jihoon semakin mempersempit jarak. Pria itu mengambil duduk di depan Jiyeon yang menatapnya sayu. Jiyeon terlihat lelah tetapi matanya dipaksa terjaga.

"Kau selalu menjadi pendengar yang baik untukku, kau bisa menjadi tameng untukku sebelum kini berbalik aku yang akan melindungimu. Kau menjadi gadis yang kujaga dan kulindungi karena kau satu-satunya saudara yang kumiliki. Kau bisa berbagi rasa sakitmu padaku, Ji. Aku merasa tidak berguna jika kau terus menyimpannya sendiri."

Jiyeon masih diam, mencerna kembali apa yang baru saja di hadapinya. Kenyataan Taehyung berbohong untuk pertama kali cukup memberi goresan luka pada hatinya yang terlampau memuja Taehyung hingga sakit yang ia dapatkan sekarang terasa begitu nyata meski tidak terlihat oleh mata.

"Aku melihat Taehyung dengan wanita lain."

Kalimat singkat Jiyeon sukses membungkam Jihoon. Otaknya berulang kali memproses kata demi kata yang baru saja meluncur dari bibir sang kakak. Karena dirasa seorang Kim Taehyung tidak akan mungkin mencurangi. Jihoon bisa merasakan betapa Taehyung memuja kakaknya. Pancaran cinta dan kehangatan yang selalu dilihat Jihoon pada sepasang netra elang milik Taehyung.

"Sudah bertanya pada Taehyung siapa wanita yang bersamanya?"

Pertanyaan Jihoon adalah hal yang tidak ingin didengar Jiyeon saat ini.

"Menurutmu wanita itu siapa hingga Taehyung berani membohongiku demi bertemu dengan wanita itu?" sinis Jiyeon. Cukup Jiyeon saja yang menampik jika wanita itu bukanlah selingkuhan Taehyung. Ia tidak ingin Jihoon ikut serta dalam kekecewaannya sekarang. Lantaran Jiyeon paham, Jihoon sudah terlampau menaruh harapan yang tinggi pada Taehyung.

Jiyeon menceritakan percakapan antara Taehyung dan wanita tersebut pada Jihoon. Membuat kakak beradik itu tidak bisa mencicipi tidur hingga pagi hari masih kalut dengan semua resah yang Jiyeon bawa.

Abyss✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang