"Hey, ada apa dengan matamu?" Taehyung yang baru saja melihat Jiyeon keluar dari mobilnya, segera menyusul dan menempeli gadis itu seperti biasa. Seolah ancaman Jiyeon untuk jangan menemuinya lagi hanya lah isapan jempol belaka.
"Pergilah. Suasana hatiku tengah buruk," cetus Jiyeon tanpa menoleh pada pria di sampingnya.
Taehyung tidak menghiraukan, matanya tetap memandang Jiyeon walaupun mereka masih dalam keadaan berjalan. Wajah Jiyeon yang biasanya dingin semakin dingin dilihat. Lingkaran hitam di matanya terlihat jelas kala menjadi satu-satunya warna yang menghiasi kulit putih pucatnya. Terlihat sedikit sembab tapi tidak mengurangi pandangan tajamnya.
Tapi, sebelum Taehyung kembali mencerca dengan suara, langkah kaki mereka sama-sama terhenti saat suara keributan terdengar jelas di halaman kampus.
Kedua pasang mata itu pun beralih pada segerombolan mahasiswa dari berbagai fakultas mengerubungi sesuatu dan jelas tampak tertarik dengan tontonan mereka. Bahkan dari lantai atas pun juga bertengger mahasiswa lainnya yang antusias melihat pemandangan di bawah.
"Apa ada yang berkelahi?" tanya Taehyung lebih ke dirinya sendiri.
"Ayo lihat!" Tanpa menunggu persetujuan Jiyeon, Taehyung langsung menarik tangan Jiyeon menuju keramaian. Sebenarnya Jiyeon tidak pernah suka dalam kondisi seperti ini. Baginya, berada dikeramaian seperti ini sama saja menjerumuskan diri untuk mati.
Keringat dingin mulai bercucuran kala panik menyerangnya. Ini terjadi lagi, saat hampir tiba pada keramaian tangannya yang berada digenggaman Taehyung semakin mengerat. "Tae-"
Brugh!
Beruntung Taehyung sigap menyambut tubuh Jiyeon yang jatuh seketika. Dengan cemas luar biasa, Taehyung menggendong Jiyeon dan sedikit berlari menuju ruang kesehatan.
Taehyung meremas kedua tangannya yang saling bertautan melihat Jiyeon yang terbaring pada bed ruang kesehatan dengan dokter Kim yang masih memeriksa keadaannya.
"Panic attacks," ucapnya mengalungkan kembali stetoskop-nya pada leher.
"Kenapa bisa, Dok?"
"Trauma psikis. Apa kau tahu Jiyeon punya trauma yang sudah ditekan begitu lama?" tanya dokter Kim.
Taehyung menggeleng pelan. Tentu saja dia tidak mengetahui banyak hal tentang Jiyeon. Ia pikir gadis itu tidak memiliki teman selain Jungkook karena Jiyeon seorang introvert.
"Dia kelelahan, aku rasa dia tidak tidur semalaman. Jadi, biarkan dia istirahat sebentar."
Taehyung mengangguk dan duduk pada kursi di samping bed setelah dokter Kim keluar ruangan. Tangan besarnya menggenggam tangan Jiyeon yang tampak begitu kecil dalam genggamannya.
Kalau saja Taehyung tahu Jiyeon memiliki masalah sosialisasi seperti itu, ia tidak akan menyeret Jiyeon pada kerumunan. Masih tergambar jelas dalam ingatannya saat melihat wajah pucat Jiyeon yang bercucuran keringat sebelum jatuh pingsan.
Pintu terbuka dan sosok Jungkook masuk dengan wajah cemas. Langsung menghampiri Jiyeon yang masih enggan membuka mata tajamnya.
"Apa yang terjadi?" tanyanya, tapi matanya masih menatap Jiyeon yang terlelap. Nafasnya tersengal-sengal lantaran berlarian menuju ke sini setelah mendengar dari temannya kalau Jiyeon tadi pingsan dan dibawa ke ruang kesehatan.
"Dia tiba-tiba pingsan saat berada di kerumunan."
Desahan kasar menguar dari bibir Jungkook setelah mendengarnya. "Dia tidak bisa berada dikerumunan." Jelas saja Jungkook cemas. Sedari dulu Jungkook juga menghindari membawa Jiyeon ke tempat yang ramai.