"Ini salah satu alasan aku memutuskanmu."Eunha terperangah mendengar kalimat Jungkook yang ditujukan padanya. Matanya menatap kesal Jungkook yang kini membantu Jiyeon kembali berdiri.
"Dia yang mulai duluan, Jungkook! Dia menghinaku!" Eunha membela diri.
"Cukup! Jangan libatkan Jiyeon lagi! Hubungan kita berakhir karena sikapmu," bentak Jungkook pada wanita yang kini menyandang status sebagai mantan kekasihnya.
"Jiyeon. Kau tidak apa-apa?"
Jungkook terkesiap saat tubuh yang tengah direngkuhnya kini beralih ke dalam pelukan Taehyung yang baru saja datang.
Jiyeon mengangguk dan Taehyung mengusap kedua telapak tangan gadis di hadapannya, menepuk-nepuk celana jeans yang kotor lantaran bergesekan dengan tanah tadi.
"Aku mohon, jangan libatkan Jiyeon lagi dalam masalah kalian berdua," tutur Taehyung menatap Jungkook serius. Kemudian berlalu membawa Jiyeon bersamanya.
"Puas?" ujar Jungkook dingin pada Eunha selepas kepergian Taehyung dan Jiyeon.
"Jangan membuatku semakin membencimu." Berbalik dan pergi menjauh dari Eunha yang kehilangan kata-kata. Hanya diam dengan amarah yang tidak terlampiaskan.
••
Beberapa tahun yang lalu_
Sepasang netra elang miliknya masih betah menjadikan seorang gadis yang tengah duduk sendirian di bangku taman sebagai objeknya. Udara sejuk mempermainkan surai coklatnya yang dikuncir. Mata gadis itu terfokus pada sebuah novel yang tengah dipegangnya.
"Lihat apa sih?" Tepukan pada bahunya mengalihkan atensi Jungkook pada Namjoon yang berdiri di sampingnya dengan tatapan penasaran.
Jungkook hanya mengangkat bahunya tanpa repot-repot menjawab pertanyaan teman sekelasnya. Lalu pandangannya kembali pada gadis yang sudah lebih dari seperempat jam ia pandangi.
"Jiyeon?" gumam Namjoon yang ikut memandangi arah tatapan Jungkook.
"Kau kenal dia?" tanya Jungkook yang kini mulai tertuju pada Namjoon sepenuhnya.
Pria tinggi itu mengangguk menanggapi. "Dia sainganku diolimpiade sains kemarin."
"Kenapa aku baru lihat wajahnya?" Jungkook semakin penasaran lantaran presensi gadis yang baru saja mengisi netranya mampu menyita beberapa menit waktu Jungkook hanya demi memandangi wajah polos yang tertunduk menyibukkan diri dengan novel miliknya.
Namjoon mencebikan bibirnya. "Tipe gadis kutu buku. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan," tutur Namjoon, kerap kali ia dan Jiyeon menjadi patner untuk olimpiade sains dan matematika tingkat nasional. Dan yang ia tahu, Jiyeon tidak banyak bicara dan terbilang introvert. Gadis itu lebih menyukai berada diantara tumpukan buku dari pada berbaur dengan murid yang lain.
Jungkook mengangguk mengerti, pantas saja wajah Jiyeon jarang ia jumpai. Karena perpustakaan adalah tempat yang tidak pernah dikunjungi Jungkook sedari awal ia menginjakan kakinya di sekolah menengah pertama ini hingga sudah mencapai tahun ke tiganya di sekolah ini.
"Kenapa? Kau terlihat tertarik dengannya." Namjoon menyeringai, tidak biasanya Jungkook menanyakan perihal seorang gadis seperti ini. Setahu Namjoon pun Jungkook tipikal pria dingin yang tidak begitu tertarik dengan wanita cantik. Banyak murid perempuan yang tertarik bahkan terang-terangan mengejarnya pun Jungkook enggan menanggapi. Memilih menyibukkan diri dengan olah raga basketnya.
"Hhh, wanita-wanita itu mulai lagi," kesal Namjoon yang masih menatap Jiyeon dari lantai dua.
Jungkook pun mengerinyitkan dahinya saat melihat segerombolan gadis menghampiri Jiyeon.