extra part

5.4K 539 306
                                    


"Apa kau mengingatnya?" tanya Jiyeon begitu dirinya dan Jungkook sampai di makam Taehyung.

"Tentu, Taehyung langsung kuingat setelah ingatan tentangmu bisa kukembalikan," jawabnya menatap makam Taehyung.

"Apa kau juga ingat kalau kau pernah berniat mendonorkan hatimu untuk Taehyung?"

Jungkook mengangguk, belum melepaskan atensinya pada makam Taehyung. Seolah pria itu tengah berbicara banyak melalui hatinya pada Taehyung.

"Aku ingat dan aku minta maaf karena ibuku meminta transplantasi hati itu dibatalkan."

"Tidak masalah, Taehyung tidak akan menerimanya jika aku bersujud sekalipun," balas Jiyeon.

Hari semakin gelap, bias jingga kini berganti gelap dengan udara yang kian dingin.

Mereka berdua memutuskan untuk pulang. Dengan Jiyeon yang berjanji akan sering-sering mengunjungi Taehyung.

Di dalam mobil pun mereka tidak mempunyai banyak bahan untuk dijadikan pemecah keheningan. Hingga saat mobil Jungkook terparkir di basement apartemen, pria itu menahan tangan Jiyeon sebelum gadis itu sempat membuka pintu.

"Ada apa?" tanya Jiyeon yang mengurungkan niatnya keluar dari mobil Jungkook.

Jungkook terlihat gelisah dan beberapa kali meneguk ludah kasar. Jiyeon masih menunggu, hingga Jungkook berani menatapnya tepat pada iris cokelat Jiyeon yang redup.

"Besok jam 7 malam bisa?" tanya Jungkook penuh harap.

Jiyeon mengerinyit kan dahinya. "Kemana?"

"Just dinner?"

Jiyeon terdiam sejenak, kemudian berdeham dan menatap Jungkook kembali.

"Okay," jawabnya.

Kemudian mereka keluar dari mobil dan melangkah masuk kedalam lift bersama.

••

Jiyeon tengah mematut dirinya di depan cermin dalam kamarnya, dress merah sewarna darah melekat indah di tubuh rampingnya, pun riasan tipis menghiasi wajah yang biasanya selalu polos tanpa polesan. Jiyeon membiarkan surai coklatnya tergerai dengan membuat beberapa gelombang semakin mempercantiknya.

Gadis itu belum tahu apa maksud Jungkook menyuruhnya memakai dress yang diberikannya tadi pagi.

Jiyeon menyadari kulit pucatnya semakin membuat warna merah begitu kontras melakat di tubuhnya. Helaan nafas panjang kembali meluncur kala ingatan tentang Taehyung yang mengatakan Jiyeon harus sedikit berjemur agar tidak terlihat seperti makhluk fiksi pengisap darah.

Bibirnya tertarik sedikit, Taehyung selalu bisa membuatnya kembali ke titik yang sama. Mengingat semua kenangan mereka berdua.

Jiyeon melirik jam digital di atas nakas, 15 menit lagi sebelum jam 7 malam. Ia berjalan keluar dan mendapati Jihoon tengah duduk di sofa memangku makanan ringan sembari menonton televisi.

"Ada acara?" tanyanya begitu mendapati Jiyeon berdandan tidak seperti biasa.

Yang ditanya hanya mengangguk terlihat ragu untuk mengatakan kalau ia pergi dengan Jungkook. Meski Jihoon pernah mengatakan tidak pernah membenci Jungkook. Tetap saja Jiyeon merasa tidak nyaman kalau sampai Jihoon tahu jika ia akan keluar bersama Jungkook.

"Jaga rumah, ya? Aku hanya pergi makan malam sebentar."

Jihoon mengangguk dan kembali memfokuskan atensinya pada televisi.

Begitu Jiyeon keluar dari apartemen. Jungkook sudah berdiri di sana. Bersandar di dinding seolah sudah menunggunya sejak lama.

Pria itu lekas berdiri tegap, menatap Jiyeon takjub dan terlihat sedikit gugup.

Abyss✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang