Rupanya, mengenai hubungan mereka yang baru saja terjalin, menyebar luas diseluruh penjuru kampus. Tidak mengherankan mengingat Taehyung termasuk mahasiswa populer di sana. Otak jenius dan wajah tampan yang bisa dibilang setara dengan Jeon Jungkook menjadikannya pusat tertinggi yang paling banyak diminati mahasiswi dengan embel-embel gelar boyfriend material. Dan Jiyeon adalah gadis beruntung yang membuat hampir seluruh wanita di kampusnya menaruh rasa iri ingin berada diposisi gadis itu.Taehyung tidak peduli, karena baginya, dirinya lah yang beruntung bisa menjadi salah satu orang terpenting bagi Jiyeon. Meski banyak yang lebih baik, lebih pintar atau bahkan lebih cantik sekalipun. Tidak cukup untuk membuat Taehyung berpaling. Di matanya Jiyeon adalah semua yang dia butuhkan. Maka, tidak ada lagi yang bisa melebihi presensi Jiyeon di matanya.
Kini semua rasa yang ingin memiliki harus mengigit jari. Dua pria yang sangat diidolakan seantero kampus telah memiliki pujaan hati masing-masing. Masih segar dalam ingatan jika Jungkook pun telah menjadikan Eunha kekasihnya beberapa bulan lalu. Dan kini mereka harus menerima kenyataan pahit jika Kim Taehyung si pangeran kampus pun sudah memiliki tambatan hati.
"Mau makan siang dulu sebelum pulang?" Tangan mereka saling bertaut dengan langkah kaki yang ringan menuruni tangga kampus.
Jiyeon mengangguk, dengan genggaman tangan mereka yang semakin menguat. Tidak pernah sebahagia ini dalam enam tahun belakangan.
Setibanya di tempat parkir, Taehyung lekas membukakan pintu untuk Jiyeon. Setelahnya, pria itu juga menyusul dan mendudukan tubuhnya di balik kemudi.
Jelas terasa berbeda bagi Jiyeon. Jika dulu membuka pintu mobil sendiri saat sedang bersama Jungkook, maka Taehyung melakukan hal sebaliknya. Kerap kali Jiyeon yang mengemudi saat satu mobil dengan Jungkook. Dan Taehyung sama sekali tidak membiarkan hal seperti itu. Hal-hal kecil yang dilakukan Taehyung sukses membuat Jiyeon merasa diperlakukan istimewa.
Baru saja sepasang kekasih itu memasuki pintu restoran, netra mereka menangkap eksistensi Jungkook dan Eunha duduk saling berhadapan menikmati makanan mereka.
"Ke restoran lain saja?" Usapan hangat Taehyung pada punggung tangan Jiyeon mengalihkan pandangannya pada Jungkook dan Eunha.
Jiyeon menggeleng pelan. "Tidak perlu. Isi perutmu, Tae. Kita sudah sedikit telat untuk makan siang," jawabnya meyakinkan Taehyung jika baginya Jungkook bukanlah sebuah tekanan.
Taehyung melihat keseriusan dari ucapan Jiyeon. Gadis itu memberi Taehyung senyuman yang selalu membuat Taehyung kehilangan kata untuk memberi penolakan.
"Apapun demi Tuan Putri," tuturnya merangkul pinggang Jiyeon dan mendaratkan kecupan singkat pada pelipis kekasihnya.
Hanya ada satu meja yang tidak ditempati mengingat keadaan restoran yang ramai di tengah jam makan siang. Mereka mau tidak mau berjalan ke arah meja yang berada tepat di depan meja Jungkook dan Eunha.
Taehyung menarik kursi untuk diduduki sang pujaan, setelahnya duduk di balik meja berhadapan dengan wajah cantik Jiyeon.
Setelah waiters mencatat pesanan mereka, Taehyung dan Jiyeon mengisi waktu dengan bercanda. Layaknya sepasang kekasih yang tengah dimabuk asmara. Semua memandang biasa karena di mata mereka Taehyung dan Jiyeon memiliki visual yang serasi. Terkecuali pria yang tengah memandang punggung kecil Jiyeon. Pandangannya berbeda lantaran sedikit mengganjal direlung hatinya.
"Jungkook? Gucci meluncurkan produk barunya. Coba kau lihat ini. Tasnya cantik,'kan?" Wanita di hadapannya memaparkan gambar tas branded di ponselnya pada Jungkook.
"Kita bisa membelinya besok," balas Jungkook biasa dan memasukan kembali potongan daging ke mulutnya.
"Aku mau sekarang, Jungkook. Ini limited edition!" Rengek Eunha membuat Jungkook merotasikan matanya malas.