Ada kalanya si jenius Jiyeon merasa menjadi manusia paling bodoh sedunia. Seperti halnya sekarang. Berdiri entah sudah berapa menit dengan nampan yang berisi makan siangnya.
Matanya memandang nanar pada meja yang biasa di tempatinya di cafetaria. Sudah diisi oleh Jungkook dan presensi yang baru saja ia temui kemarin bersama dengan Jungkook.
Memalingkan wajahnya, Jiyeon mencoba mengedarkan pandang untuk mencari meja kosong.
Tubuhnya berbalik lantaran netranya menemukan satu meja kosong yang terletak jauh dari meja Jungkook.
"Ji!"
Lengkingan suara Jungkook menghentikan langkah sekaligus membuat debaran jantung Jiyeon semakin cepat.
Jiyeon mengatur ekspresinya dan menoleh kembali pada meja Jungkook. Pria itu sudah berdiri dan melambaikan tangannya pada Jiyeon.
"Sini, Ji," panggilnya.
Gadis itu melangkah berat menuju meja, di sana Jungkook duduk berdampingan dengan Eunha.
"Kenapa tidak langsung ke sini saja tadi?" tanya Jungkook setelah Jiyeon mendudukan bokongnya. Kini ia berhadapan dengan Jungkook yang menopang dagunya dengan telapak tangan kanannya.
"Ah itu, aku pikir—"
Bruk!
Sebuah nampan yang juga berisi makanan yang sama dengan Jiyeon membentur permukaan meja seketika menghentikan kalimat Jiyeon. Dan untuk sesaat Jiyeon merasa lega lantaran tidak melanjutkan kalimatnya yang tidak masuk akal. Tidak mungkin dia akan mengatakan kalau takut menganggu Jungkook yang melakukan pendekatan dengan seniornya.
Jiyeon tidak perlu repot-repot menoleh untuk mengetahui presensi yang selalu hadir dimana-mana.
Tuk!
"Aw!" Ringis Jiyeon memegangi dahinya yang dipukul Taehyung dengan sendok miliknya. "Kau kenapa sih?!"
"Bukannya sudah kubilang untuk menungguku? Kenapa kau pergi duluan?" cetusnya, acuh dengan Jiyeon yang dilanda kesal sekarang. Menatap tajam pada Taehyung yang kini menyuapi makanan ke mulutnya.
"Taehyung, kalian pacaran?" tanya Eunha menatap Jiyeon dan Taehyung bergantian.
"Tidak!/iya!" sahut mereka bersamaan.
"Taehyung!" Bentak Jiyeon tidak suka. Ia takut kalau Jungkook juga berasumsi sama.
"Kenapa? Bukankah aku sudah seringkali menyatakan perasaanku padamu? Kau diam berarti jawabannya iya," jawabnya santai.
"Kap—"
"Benarkah?" tanya Jungkook memotong kalimat Jiyeon.
"Itu tid—"
"Kenapa kau tidak cerita padaku, Ji?" Jungkook menatap Jiyeon dalam. "Pantas saja kalian sering terlihat bersama akhir-akhir ini."
"Jungkook, kau salah paham. Aku—"
Bunyi decitan pada lantai terdengar nyaring saat Jungkook berdiri dari duduknya.
"Hah~ Jiyeon-ku sudah dewasa ternyata," ucapnya dengan senyum lebar dan mengusak ujung kepala Jiyeon.
"Dia susah disuruh untuk makan, Jiyeon tidak suka daun bawang. Dia sering lupa meletakkan ikat rambutnya... banyak lagi yang harus kau tahu," tuturnya terdengar senang pada Taehyung.
"Tidak masalah, aku akan mengenalnya lebih dalam," balas Taehyung tersenyum.
Jungkook terkekeh dan menoleh pada Eunha yang sedari tadi hanya memerhatikan.