08

2.8K 530 176
                                    

3 months later_

Terkadang semesta bekerja dengan cara aneh sekalipun. Apa kau pernah merasa hari berlalu hingga tanpa sadar sudah berbulan-bulan terlewati. Begitulah yang Jiyeon rasakan. Rasa terpuruk yang pernah membuatnya jatuh teramat dalam pun telah berlalu.

Semakin lama, Jungkook semakin asing. Segala tetek bengeknya tidak lagi menyambangi hari Jiyeon. Memilih tidak peduli dan tidak mencoba menghibur diri. Karena presensi Taehyung yang sempat dianggap menganggu pun kini paling ditunggu.

Jiyeon terbiasa dengan hadirnya Taehyung disetiap helaan napasnya. Pria dengan senyum kotak dan sepasang mata yang menatap Jiyeon sebagai gadis satu-satunya. Seolah tidak ada tempat yang tersedia bagi wanita lain untuk menjadi objek mata indahnya.

"Mau kemana?" pertanyaan Jihoon tidak menghentikan gerak tangan Jiyeon yang mengikat tali sepatunya.

"Bertemu Taehyung," jawabnya santai.

"Kencan?" tanya Jihoon lagi. Remaja tanggung itu selalu mengagumi sosok Taehyung yang bisa merubah Jiyeon seperti sekarang. Gadis itu lebih banyak bicara dan mengekspresikan emosinya. Tidak datar seperti dulu.

"Aku akan pulang sebelum jam makan malam," sahut Jiyeon tanpa menjawab pertanyaan adiknya.

Jihoon melirik jam yang tergantung apik di dinding. Pukul 5 sore. "Kau makan saja di luar. Hari ini aku menginap di rumah Daniel."

Nyatanya itu hanyalah sebuah alasan. Jihoon ingin Jiyeon menghabiskan banyak waktu dengan Taehyung. Setelah apa yang gadis itu lewati bertahun-tahun lamanya. Jiyeon pantas untuk memetik buah dari usahanya meski bukan dengan orang yang sama.

"Oke," jawab Jiyeon sebelum melangkahkan kaki untuk pergi menemui Taehyung.





••





Tidak butuh waktu lama untuk Jiyeon sampai di tempat yang dituju. Sebuah lapangan basket dan Taehyung sudah tampak berdiri sembari memainkan bola basket sendirian.

Jiyeon melangkah ringan menghampiri Taehyung yang belum menyadari kehadirannya.

Pria itu terlihat tampan seperti biasa meski hanya mengenakan celana training hitam di atas lutut dan t-shirt putih tipis.

"Tae," panggil Jiyeon yang kini berada tak jauh di belakang Taehyung yang langsung berbalik dan tersenyum padanya.

Wajah putihnya sedikit berkeringat dan surai hitam halusnya ditahan dengan headband  hitam agar tidak menghalangi matanya saat bermain basket.

"Menunggu lama?" tanya Jiyeon dengan gerakan refleks menangkap bola basket yang dilemparkan Taehyung padanya.

Pria itu menggeleng dengan senyum yang belum luntur dari wajahnya.

"Mau bertanding?" Taehyung menaikkan sebelah alisnya menunggu jawaban dari Jiyeon.

"Kalau aku menang?" Tantang Jiyeon berjalan mendekati Taehyung.

"Apapun keinginanmu, Tuan Putri," jawab pria itu menyeringai.

Tanpa melakukan dribble, Jiyeon langsung melakukan shot hingga bola masuk sempurna ke dalam ring.

Gadis itu tersenyum dan menggapai kembali bolanya yang memantul ke lantai.

"Tapi perlu kau ketahui. Aku tidak akan mengalah kali ini," tutur Taehyung pasti.

Jiyeon kembali melempar bola pada Taehyung. Gadis itu mengumpulkan surainya yang tadi sengaja digerai dan menguncirnya cukup kuat agar tidak terlepas saat bertanding dengan Taehyung.

Abyss✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang