Taehyung memegang janjinya. Pria itu tidak lagi menghilang seperti sebelumnya. Ada secuil rasa sakit melihat Jiyeon yang kini selalu terkesiap jika Taehyung beranjak darinya dan melontarkan tanya "mau kemana?" dengan mata yang memandang Taehyung was-was. hingga beberapa hari gadis itu memilih menginap di apartemen Taehyung. Secara tidak langsung, Taehyung cukup memberi trauma ringan bagi Jiyeon.
"Besok kita jadi,'kan ketemu ayah?" tanya Jiyeon begitu meneguk setengah susu hangat yang dibuatkan oleh Taehyung.
Pria itu mengangguk sembari mengolesi rotinya dengan selai kacang. "Aku sudah pesan tiket, untuk Jihoon dan orang tuaku juga."
Hembusan nafas lega menguat dari belah bibir azalea Jiyeon. Entah mengapa kehilangan Taehyung beberapa hari cukup mengguncang batinnya.
"Tae?"
"Ya, Baby?"
"Kau belum menjawabku kemarin."
"Hm?" Taehyung masih tidak mengerti.
"Kau kemana saja selama beberapa hari? Kenapa kau tidak bisa kuhubungi?"
Taehyung selesai mengoles rotinya dan meletakkan roti tersebut di atas piring Jiyeon.
"Aku ke Daegu, begitu mendadak hingga aku melupakan ponselku," ujar Taehyung memberi penjelasan.
"Daegu? Menemui siapa?"
"Kakakku, Ji."
Alis Jiyeon bertaut bingung. Karena setahunya Seokjin lah satu-satunya kakak laki-laki Taehyung.
"Aku memiliki dua kakak laki-laki, namanya Kim Yoongi. Dia bekerja di Daegu, dan pulang ke Seoul hanya beberapa kali setahun," elasnya seolah mengerti kebingungan Jiyeon.
"Kenapa kau tidak pernah cerita?"
"Ini aku ceritakan," jawabnya santai.
Jiyeon berdecak tidak suka, Taehyung masih saja bercanda di saat ia tengah bicara dengan serius.
"Tidak ada yang istimewa, Ji, dia sama dinginnya denganmu. Berbanding terbalik dengan kak Seokjin."
"Tapi tetap saja dia kan saudaramu, dan aku juga ingin tahu. Aku tidak mau ini jasa masalah esoknya, Tae."
Pria itu semakin melunak dan menangkup punggung tangan Jiyeon di atas meja makan. Mengusapnya penuh kehangatan.
"Maafkan aku, ya? Aku akan lebih memerhatikan hal-hal seperti ini kedepannya."
Jiyeon menatap obsidian Taehyung lama. Tatapannya masih sehangat dulu, tapi rasanya masih ada sesuatu yang Taehyung tutupi darinya. Dan Jiyeon terlalu enggan membuat ini menjadi masalah di saat mereka baru saja bertemu. Ia akan membiarkan Taehyung menceritakan sendiri padanya.
Anggukan pelan didapat Taehyung dengan seulas senyum manis dari gadisnya.
Mereka kembali melanjutkan sarapan pagi dan bersiap untuk kuliah pagi.
••
"Aku akan ke galery, mau ikut?" ajak Taehyung setelah mereka berdua selesai kuliah. Berjalan menapaki koridor dengan tangan saling bertautan.
Jiyeon menggeleng. "Aku mau ke toko kue sebelum ke sekolah Jihoon nanti."
"Mau aku antar?" tawar Taehyung.
Gadis itu kembali menggeleng. "Terlalu memakan waktu, Tae. Aku bisa naik taksi, dan pulang bersama Jihoon nanti."
"Ya sudah, bersiap-siap nanti karena keberangkatan kita pagi-pagi sekali. Aku akan menjemputmu dan Jihoon besok," tuturnya sembari mencuri kecupan singkat di pucuk kepala Jiyeon.