—Selamat Membaca—
••••"Nyerah gue, nyerah!" katanya setelah hampir setengah jam berkutat dengan botol selai. Tangannya sudah lelah, ia pun menaruh botol selai itu di atas meja yang dilapisi kaca hingga menimbulkan suara yang cukup keras.
"Lagi ngapain?"
Tzuyu sedikit terlonjak pasalnya kehadiran cowok yang hanya mengenakan kaos hitam tanpa lengannya itu menatap Tzuyu penasaran.
"A—anu... mau buka ini," ujar Tzuyu sambil mengangkat botol selai yang sedari tadi tak mau terbuka itu. Cowok itu hanya ber-oh-ria saja, lalu mengambil botol selai itu dari genggaman si cewek.
"Mau gue bantu?"
Tzuyu ngangguk aja, toh kayaknya ia memang memerlukan bantuan ini. Tzuyu sedikit membuka mulutnya saat melihat botol selai itu sudah terbuka dengan mudahnya oleh cowok itu. Spontan ia merekahkan senyum bahagianya, membuat sang cowok ikut tersenyum kemudian menyerahkan kembali botol itu pada sang empu.
"Wah, kak Jungkook hebat banget. Gue yang udah hampir setengah jam mau buka itu malah gak kebuka-buka, genit nih tutup botolnya! Kayaknya emang harus dibukain sama cogan deh," celotehnya tanpa sadar membuat cowok itu tertawa.
"Itu pujian?"
"Apanya?"
"Kalimat terakhir, yang ada kata 'cogannya'." Kata Jungkook.
Tzuyu mengernyit sedikit memiringkan kepalanya, kemudian tertawa hambar. "Oh, yang itu. Hehe, iya itu gue muji kakak. Btw, makasih ya, kak."
Jungkook mengangguk. Melihat Tzuyu yang kini sedang mengoleskan selai di atas roti itu membuatnya tertarik. "Mau, dong."
Tzuyu melirik dengan tangan mengangkat roti yang sudah setengah permukaannya di lapisi selai. "Ini?"
Jungkook menggeleng pelan. "Bukan."
"Oh, kak Jungkook mau selainya aja?"
"Bukan."
Tzuyu menaikan sebelah alisnya bingung, "Terus maunya apa dong?"
"Mau jadi cowok lo?"
"Pfft—" Tzuyu menahan tawanya. Lucu sekali cowok satu ini, pikirnya. "Apaan sih, kak, ngawur!" serunya sambil geleng-geleng kepala, kembali mengoleskan selai rasa strawberry itu di atas roti.
"Gak, gue gak ngawur. Gue serius."
🏡
Mungkin dari delapan jumlah mata kuliahnya dalam semester ini, mata kuliah Struktur Molekul dan Stereokimia Organik adalah favoritnya. Semua materi yang diberikan oleh dosennya itu selalu menyangkut dikepalanya, tak jarang ketika sang dosen memberi suatu reaksi ia akan maju dan menyelesaikannya. Namun hal ini berbeda bagi Doyeon, ia sangat tak menyukai mata kuliah yang bisa membuat kepalanya mumet, sungguh, apalagi dosennya itu selalu saja melempar pertanyaan yang tentu tak Doyeon tau jawabannya.
Setelah dua jam setengah ia lalui dengan rasa kantuk dan tak minat, Doyeon menghembuskan napas lega. Ini saat yang paling ia sukai, saat kelas berakhir dan akhirnya ia bisa bertemu dengan Eunwoo yang sudah menunggunya untuk mengajak makan siang bersama.
Mereka beranjak dari bangku, meninggalkan kelas yang sudah kosong itu. Mereka berjalan keluar gedung belajar mereka, sampai Doyeon memicingkan mata melihat salah satu objek yang ia kenali itu berdiri di depan gedungnya.
"Yu, gue duluan ya."
"Lo mau ke mana?" tanya Tzuyu menatap Doyeon.
"Mau makan sama kak Eunwoo, bye!" Doyeon melambaikan tangannya pada Tzuyu, dan segera menghampiri Eunwoo yang sudah menunggunya di atas motor tak jauh dari parkiran.