—Selamat Membaca—
••••
Setelah hampir tiga jam penanganannya di ruang UGD, Jisoo pun akhirnya mendapatkan ruang VVIP di rumah sakit itu. Kondisi Jisoo juga sudah membaik, setelah tadinya harus melewati masa yang cukup kritis karena mengalami pendarahan yang cukup serius. Sekarang cewek itu sudah sadar meskipun lesunya masih tampak dengan wajahnya yang pucat. Candaan dari Bobby dan June bahkan masih sempet-sempetnya dia balas.
“Nih ya, Jis. Tadi gue liat si Mingyu masuk ke toilet cewek, terus langsung keluar pas ditabok sama Ibu-Ibu dari dalem. HAHAHA!” Bobby tertawa dengan kencang sangking semangatnya bercerita. Apalagi yang menjadi objek bully-nya kali ini adalah Mingyu. ‘Si malika’ yang selalu menindasnya. Kali ini gantian, Bobby puas. Karena membully Mingyu itu adalah suatu kesenangan tersendiri bagi Bobby.
“Ming, mau cari kesempatan inget tempat juga kali. Lu kata ini mall,” June langsung cekikikan ikut mengejek Mingyu.
Mingyu yang sedang mengupas kulit jeruk untuk Jisoo pun jadi melotot ke arah dua orang yang paling keras menertawainya. Gak ada angin, gak ada badai, bahkan sedari tadi Mingyu diam gak ikut dalam urusan membully dengan kedok sebagai bahan bercandaan.
“Iya, iya, bongkar aja semua aib gue.”
“Gak dibongkar orang juga udah pada tahu tabiat lo, suka modus dan cari kesempatan,” balas Jungkook.
“Itu bukannya elu ya, Kook? Sifat dasar seorang buaya,” dengan menekan kata terakhirnya, Lisa berhasil membuat orang-orang di sana tertawa.
Jungkook mendelik ke arah Lisa, bibir cowok itu mengkomat-kamitkan kata, “Diem lu.” Dan dibalas Lisa dengan memelet.
Detik berikutnya, suara pintu yang digeser mengalihkan atensi semua orang yang ada di dalam sana. Sosok cowok tinggi itu sempat mundur satu langkah karena melihat ada banyak kepala di dalam sana, sembilan belas orang tepatnya termasuk Jisoo. Untung ruang inap Jisoo ini kelas VVIP, orang se-RT pun mungkin muat mengisi ruang yang dominan berwarna biru langit ini.
“WOY, WOY, WOY, kasih jalan, kasih jalan!” Momo yang awalnya langsung terpesona melihat sosok itu jadi beranjak dari duduknya dan langsung tegak di antara anak-anak kost yang duduk ngemper di lantai. “Astaga, kalian laki kenapa pada jorok semua sih?!” omelnya begitu melihat kulit buah berserakan di lantai granit itu.
“Anjir, Momo kalo udah liat cogan pasti langsung ilang bolotnya. Dasar cewek, padahal udah punya pacar.” Bambam geleng kepala.
Jaehyun yang duduk di sebelahnya cuma balas menyengir, kemudian cowok itu sedikit memundurkan badannya karena Bambam mendesaknya untuk segera bergeser. Tanpa tahu kalau ada Tzuyu yang berusaha menahan diri agar cowok itu tidak terlalu memepet padanya yang duduk bersandar pada dinding di belakangnya.
Dada Tzuyu jadi menegak, di depan matanya tepat sekali punggung milik Jaehyun.
“Heh, ampas jahe! Jangan deket-deket Tzuyu lu,” Jaehyun langsung menolehkan kepalanya ke kanan-kiri, kemudian belakang. Tepat saat itu juga, pandangan dirinya dan Tzuyu jadi beradu.
Jungkook yang menyergahnya tadi langsung berdiri dan menyempil di antara Jaehyun dan Bambam.
“Apaan sih, Kuk, sempit ini woi! pantat gue kejepit!” Bambam berteriak. Seketika suasana ruang inap Jisoo ramai kembali. Sampai mereka mengabaikan sosok tinggi yang sudah masuk dan menggelengkan kepalanya melihat Bambam dan Jungkook yang berebut tempat.