19. About Ex

2.2K 305 141
                                    

—Selamat Membaca—
••••


      "Bantu gue buat ketemu Lucas," ujarnya. "Lo satu kostan sama dia, kan?"

      Tzuyu mengangguk, "Kok lo tau?" tanyanya penasaran. Soalnya Tzuyu gak pernah ngasih tau siapa-siapa soal kepindahannya, kecuali Doyeon dan beberapa teman kelasnya.

"Pas hari minggu siang," Yuqi memutar bola matanya ke atas berpikir. "Eh, kalo gak salah hampir dua minggu yang lalu, gue ketemu sama dia." Lanjutnya membuat Tzuyu menaikan alis sebelah kanannya, menantikan kelanjutan cerita Yuqi.

"Terus?"

"Ketemuannya juga gak sengaja sih, kayak kita." Yuqi menggerakkan tangannya ke arah Tzuyu dan dirinya. "Kemaren sempet ngobrol sebentar, sekedar nanya kabar, kuliah, dan Lucas juga bilang kalau lo waktu itu baru aja pindahan ke kostannya dia."

Tzuyu manggut-manggut mengerti, kemudian Tzuyu memicingkan matanya, menatap curiga. "Jangan bilang waktu itu kalian ngomongin gue di belakang, ya?" tudingnya.

Yuqi terkekeh, telapak tangannya goyang ke kanan-kiri dengan cepat. "Nggak kok, Lucas doang yang ngomongin lo. Lagi pula waktu itu sekalian gue mau—"

"Biar gue tebak," potong Tzuyu sebelum Yuqi melanjutkan kalimatnya. "Pasti mau ngasih undangan pernikahan, kan?" tebaknya.

Dan Yuqi mengangguk. "Iya, pas dia ambil undangan yang gue kasih, gue bisa liat ekspresinya berubah seketika. Alisnya ngerut gitu, dan tiba-tiba dia ngelempar undangan yang gue kasih dan pergi gitu aja ninggalin gue." Jelasnya, merasa miris sendiri mengingat kejadian beberapa waktu lalu itu. "Gue agak kaget, ngeliat sikap dia kayak gitu, Yu." Tambahnya.

"Kok bisa?"

Menggelengkan kepala sambil mengulum bibir. "Gue gak tau. Malamnya gue langsung spam chat, tapi gak diread sampai sekarang. Ditelpon malah direject. Tuh anak gak biasanya kayak gitu, Yu. Buat gue kepikiran," Yuqi menatap sang lawan bicaranya lurus, "Lo sendiri tau kan, Yu? Gue sama Lucas udah temenan dari umur lima tahun, gue pengennya dia jadi orang pertama yang nerima undang gue. Sampai gue rela datengin gedung kuliahnya, gue tungguin di parkiran, dianya malah kabur." Katanya, meneguk salivanya lalu menatap Tzuyu dengan memohon. "Makanya, Yu, gue minta tolong banget sama lo, bisa kan? Sekedar bantu buat ketemu aja, kok. Gue juga mau nyampain sesuatu sama dia."

Tzuyu menggigit bibir bawahnya tipis, mencuatkannya sedikit ke depan, menatap lawan bicaranya tak enak. "Qi, bukannya gue gak mau bantu, tapi akhir-akhir ini Lucas juga ngejauhi gue gitu, deh." Jawab Tzuyu adanya. Kenyataannya bukan hanya Yuqi saja yany dicuekin Lucas, tapi dirinya juga bernasib sama, sama-sama dicuekin Lucas. "Kayaknya Lucas syok, deh." Celetuk Tzuyu.

"Syok karena gue bakal nikah?"

"Iya, soal perjodohan lo dia gak tahu, 'kan?"

Yuqi mengangguk, omongan Tzuyu ada benarnya. Soal perjodohannya dengan sang calon suami memang gak ada yang tahu kecuali keluarga. Tiba-tiba suara dering ponsel menyelinap di antara dua orang itu, Yuqi sang pemilik ponsel yang berdering, menghela napas kasar setelah melihat sebuah nama tertera di layar ponselnya. "Yu, gue harus pergi." Ujarnya setelah menyimpan kembali ponsel di dalam tas kecil yang ia bawa.

"Gue usahain ya, Qi."

Yuqi tersenyum mendengarnya, kemudian beranjak dari kursi sambil melambaikan tangan pada Tzuyu dan berjalan keluar cafe yang menjadi tempat mereka untuk mengobrol.

🏡

Sore itu, Tzuyu terus berjalan mondar-mandir di kamarnya sendiri sambil menggigit jari. Kebiasaannya kalau lagi bingung. Menatap karpet beludru berwarna cream di lantai dengan transparan.

Share House Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang