36. Expectations

2.2K 330 278
                                    

—Selamat Membaca—
••••

“Kak Rose, bisa ngomong bentar?”

Yang ditanya mengangguk, “Boleh, mau curhat ya?”

“Ya, gitu, butuh temen ngobrol nih.”

“Taman belakang aja yuk? Mumpung udara lagi enak,” ajaknya disetujui Tzuyu dengan anggukan dan senyum yang mengulum tipis.

Tzuyu mengikuti Rose, cewek itu menuntunnya duduk di bawah ayunan dan entah sejak kapan di kedua tangan Rose ada cangkir berisi cokelat panas, salah satunya ia sodorkan pada Tzuyu. Dengan senang hati menerimanya kemudian menghirup aroma cokelat itu lamat-lamat.

Benar kata Rose, udara malam ini enak, sejuk. Bulan berbentuk sabit itu menyala di antara ribuan bintang di langit, menunjukkan kalau dirinyalah yang paling menonjol, paling terang, dan juga paling indah. Namun, bagi Tzuyu, semua yang ada di hadapannya terlihat indah. Mereka saling melengkapi untuk sebuah keindahan.

Apa jadinya jika bintang tanpa kehadiran bulan di langit? Atau bagaimana jika keduanya—bulan dan bintang tidak ada di langit malam ini? Yakinlah, Tzuyu akan memilih untuk diam di kamarnya dan menggulung diri dengan kasur seandainya​ pertanyaan kedua yang terjadi, terlalu mengerikan malam tanpa bintang dan bulan itu baginya.

“Akhir-akhir ini jadi sepi ya?” suara Rose memecah diam di antara keduanya. “Maksud gue, semua pada sibuk.”

“Emang kak Rose sendiri gak sibuk? Kak Jungkook, kak June, mereka pada sibuk sampai pulang tengah malem terus, kakak ‘kan satu kelas sama mereka.”

Rose menghela napas, kepalanya mendongak ke arah langit. “Mereka sok sibuk,” Rose mengerutkan bibir. “Lagian gue lagi bete sama June.”

Kening Tzuyu mengernyit, “Bete kenapa, kak?”

“Tau ah, perkara aransemen lagu. Untung sih ada Jaehyun waktu itu,” Rose terkekeh kecil.

“Kak Jaehyun?” Tzuyu bertanya dengan sedikit kaget. Niat dan tujuan awal Tzuyu yang sebenernya buat ngajak ngobrol Rose itu adalah buat nanyain soal hubungannya dengan  Jaehyun. Dan gotcha! belum Tzuyu yang pengen masang umpan, nyatanya Rose udah duluan melempar umpannya. “Kakak deket sama kak Jaehyun?”

“Kita kan temen, Yu. Satu kosan, masa sih gak deket?” Rose tertawa hambar. Padahal gak ada yang lucu, jelas kalo cewek itu lagi nyembunyiin sesuatu. “Ah, lo mah suka ngelawak, Yu. Gemesin tau.”

“Deket dalam hal lain,” potong Tzuyu.

Tawa Rose perlahan mereda, dia diam. Tzuyu tahu, Rose orangnya gak pandai dan gak bisa nyembunyiin sesuatu. Itu yang ia tangkap sejak tinggal di kosan ini. Menilai seseorang dan mengamati sikapnya adalah hal yang Tzuyu lakuin buat tahu karakter orang itu. Transparan adalah kata yang menggambarkan sosok Rose yang sesungguhnya selain mengagumkan dan juga lucu.

“Hm, keliatan ya?”

“Gak sama sekali kak,” jawab Tzuyu.

Rose langsung noleh, “Terus, lo tau gue deket sama Jaehyun dari mana? Kak Jisoo cerita?”

“Emang kak Jisoo tahu?”

Share House Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang