—Selamat Membaca—
••••"Jadi, kita itu punya tradisi makan bareng kalo ada anak baru. Yah... semacam acara penyambutan gitu biar mempererat dan bisa lebih dekat satu sama lain karena kita semua anak rantau, setidaknya kita bisa saling jaga layaknya keluarga." Jelas Mina dianggukin oleh Tzuyu mengerti.
"Sekarang, kita mau masak apa?" tanya Lisa begitu keluar dari kamar mandi.
Lisa dan Mina adalah penghuni kamar nomor 9 dan nomor 3. Mereka dua tingkat di atas Tzuyu. Keduanya sama sama fakultas Seni, sedangkan Tzuyu fakultas MIPA.
"Menu biasa," sahut Joy yang lagi mengupas kulit bawang merah. Joy ini menempati kamar nomor 1, dia juga kakak tingkat Tzuyu sekarang semester 6 di jurusan psikologi.
"HELLO EVERYBODY, PRINCESS IS COMING!!"
Mina, Lisa, Joy, dan Tzuyu langsung nutup telinga saat suara cempreng itu menyeruak di dalam rumah.
"BERISIKKK KAK JISOO!" balas Lisa.
Jisoo tertawa, cewek cantik itu menaruh kantong plastik berisi belanjaannya di atas meja. "Mana nih anak baru? Gue mau liat cantikan gue atau dia?" ujar Jisoo langsung berlari menghampiri Tzuyu.
"Yah, cantikan dia lah! Lo mah ga ada apa-apanya," sahut seorang cowok yang baru saja tiba. Jisoo mendelik tajam ke arah cowok itu, menyebalkan.
"Diem lo!"
"Tzu, ini kak Jisoo, yang paling tua," jelas Lisa langsung dapat pelototan dari Jisoo, "Udah semester akhir, dia satu fakultas sama kak Joy."
"Hai, kak Jisoo!" sapa Tzuyu ramah dan Jisoo membalasnya lebih ramah.
"Hai, Tzuyu. Semoga betah tinggal di sini ya."
Tzuyu mengangguk dan tersenyum canggung. Lalu ia beralih ke Lisa, "Terus yang baru dateng?" tanyanya lagi.
"Itu kak Jimin, sama kayak kak Jisoo udah semester akhir, dia satu fakultas sama gue dan Mina."
"Oh," Tzuyu menganggukan kepalanya lagi dengan mulut membentuk huruf 'o'.
"Yeri sama Chaeyoung belum pulang?" tanya Mina di sela mengangkat gorengan ayamnya dari wajan.
"Yeri sama Chaeyoung bukannya lagi ada kegiatan ukm ya?" sahut Joy.
"Lah, tadi pamitnya mau ke minimarket beli kecap?" Lisa menimpali.
"Seriusan ih?!" Mina bingung. "Terus gimana gue mau masak tempe bacem sama ayam kecap manisnya dong?"
"Sini biar gue aja yang pergi belinya, Kak." tawar Tzuyu.
"Gak apa-apa nih?" Tzuyu mengangguk, pasalnya Mina kurang yakin kan Tzuyu orang baru di sini. "Lo tau kan minimarket di depan gang sana?"
"Iya, tau kok kak. Apa aja yang harus dibeli nih?"
"Beli kecap dua botol, gula, susu kotak rasa coconut delight 2 yang gede ya, terus sirup kental manis 1..."
"Cream kental manis, Lis." Kata Mina mengoreksi.
"Nggaklah, sirup kental manis. Kan sirup kental kalo di cicip rasanya manis. Pokoknya sirup kental manis satu yang warna merah!"
Mina menghela napas, "Serah lu, Lis!"
"Udah itu aja," kata Lisa setelah menyebutkan apa saja yang harus dibeli sampai Tzuyu harus mencatatnya di handphone.
"Tzuyu pamit ya."
"Eh, ini duitnya." Mina menyerahkan dua lembar uang ratusan.
"Jangan lama ya, Tzu. Keburu malam, daerah sini rawan lho!" teriak Lisa begitu Tzuyu telah berjalan keluar rumah.
Tzuyu berjalan keluar rumah dengan kepala menunduk menatap handphone-nya membaca daftar yang di sebutkan Lisa tadi untuk dia beli.
Tzuyu terus berjalan tanpa sadar bahwa ada seseorang di depannya, alhasil kepalanya berhasil menabrak bahu orang itu.
"Eh, maaf." Kata Tzuyu sambil mengusap kepalanya.
"Makanya jalan tu liat-liat, kalo mau main hape ya main hape dulu, kalo mau jalan ya jalan dulu!" cetus orang itu yang membuat Tzuyu sedikit kesal.
"Suka-suka gue, bukan urusan lo!" kata Tzuyu berlalu melewati orang itu yang kini tengah mengumpatinya.
🏡
Tzuyu berjalan sambil menenteng dua kantong plastik yang cukup besar sepanjang gang yang sudah sepi karena hari yang mulai gelap. Berjalan dari gang ke rumah kosnya ternyata cukup jauh.
Sambil berjalan Tzuyu mengamati graffiti yang ada pada dinding di gang yang ia lewati. Entah siapa yang membuat itu, Tzuyu menyukainya. Coret-coretan yang berisi kata, kalimat, dan gambar tertentu yang menurut Tzuyu itu unik.
Mata Tzuyu menyipit saat cahaya putih dari motor yang datang mengarahnya menyilaukan pandangannya. Setelah motor itu berlalu, Tzuyu membuka bulat matanya meski merasa ada bayang-bayang hitam bekas cahaya yang menyilaukan itu tadi.
Tzuyu kembali berjalan. Namun, terdengar suara motor yang tadi kembali melewatinya dari arah belakang. Tzuyu mengernyit heran, untuk ketiga kalinya motor itu kembali melewati Tzuyu. Kali ini Tzuyu menatap ke bawah menghindar agar cahaya dari lampu motor itu tak menyilaukan matanya lagi.
Suara motor itu tiba-tiba berhenti saat telah melewati Tzuyu dan terdengar suara standar motor yang dijatuhkan. Tzuyu mulai harap-harap cemas, ia pun mempercepat langkahnya.
Semakin cepat Tzuyu berjalan, semakin cemas pula Tzuyu saat mendengar suara derap langkah kaki seseorang di belakangnya tampak mengikuti.
Tzuyu takut, tak berani menoleh ke belakang guna memastikan. Ia pun mengambil langkah yang besar dan berlari. Tzuyu terlonjak kaget saat seseorang menepuk bahunya, Tzuyu langsung berbalik, refleks satu tangannya yang memegang kantong plastik ia angkat dan ia ayunkan ke kiri.
"Akh!!" ringis orang itu saat kantong plastik yang Tzuyu layangkan mengenai wajahnya.
"Rasain lo, mampus! Siapa suruh ngikutin gue!" hardik Tzuyu begitu melihat seorang cowok yang kini menunduk memegang wajahnya yang sakit.
"Tzuyu," Tzuyu mengernyit bagaimana cowok itu tau namanya.
"Tzuyu.. ini gue," lirih cowok itu mengangkat wajahnya menatap Tzuyu.
Tzuyu tercengang dan menutup mulutnya saat melihat wajah cowok itu yang kini memerah.
"Astaga, kak—"
🏡
Haruskah ku lanjutkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Share House
Fiksi Penggemar"From housemate to soulmate." © caramelattea [24/11/19]