—Selamat Membaca—
••••Habis hujan-hujanan kemaren, malamnya badan Tzuyu langsung meriang. Dan paginya suhu tubuh Tzuyu naik, kepalanya pening. Ia terserang demam.
"Ke dokter aja yuk?"
Tzuyu menggeleng, posisinya masih tiduran di atas tempat tidur. "Nggak usah, Cuma demam biasa, kok." Jawabnya.
Jungkook mempoutkan bibirnya, "Gue beliin obat ke apotek aja ya? Kali ini gak ada penolakan," katanya dengan nada tegas. Ia pun segera beranjak keluar dari kamar Tzuyu.
"Kak Jungkook!" panggil Tzuyu.
"Ya?"
"Beliin roti, dong? Isi selai kacang ya, ya, ya?" pintanya.
"Bubur aja gimana? Orang sakit makannya bubur."
"Nggak mau, maunya roti." Tzuyu tersenyum kemudian. Pengen cekikikan, gak tahu kenapa tiba-tiba sifat manjanya keluar.
Membuat Jungkook ikut tersenyum mendengarnya. "Ya udah, lo istirahat dulu. Gue pergi sebentar." Katanya, lalu pamit dan menutup pintu kamar Tzuyu.
Begitu Jungkook pergi, selimut yang tadi dipasang Jungkook untuk menutupi tubuhnya ia jauhkan. Gerah. Sampai suhu AC di kamarnya itu ia turunkan lagi ke angka 16 derajat Celsius. Tzuyu lalu mengambil posisi duduk dan menyandarkan punggung serta kepalanya pada headboard kasurnya.
Tzuyu biasanya selalu menyetok obat penurun panas di laci-nya, tapi ntah ke mana obat itu, seingat Tzuyu minggu lalu masih tersisa beberapa butir. Untung saja ada Jungkook. Cuma cowok itu yang tahu kondisi Tzuyu saat ini. Dia bahkan rela absen kuliah cuma mau nemenin Tzuyu yang lagi demam. Tzuyu sangat berterima kasih, karena adanya sosok Jungkook di sini. Sudah dua kali ia menolong Tzuyu. Kemarin dan saat ini. Cowok dengan senyum manis itu sudah membuat Tzuyu berhutang banyak padanya.
Suara ketukan pintu yang tiba-tiba itu mengalihkan atensinya. "Masuk," ujarnya tanpa ingin tahu siapa gerangan yang mengetuk pintu.
Sampai pintu itu terbuka sedikit lebar, menampakkan sosok tinggi dan tegap berdiri di sana. Tzuyu jadi mengangkat alisnya melihat sosok Taehyung di sana.
"Gak mau masuk?" tanya Tzuyu heran melihat cowok itu cuma diam tanpa melangkah masuk ke dalam kamarnya.
Taehyung menggeleng, "Daerah privasi lo." Jawabnya.
"Kan gue izini," balas Tzuyu. "Mau ngapain lo?" tanyanya kemudian.
"Mau nengok lo."
Tzuyu diam menatap kearah cowok itu lurus. "Udah, kan?" katanya membuat Taehyung mengernyit. "Sekarang tutup pintunya, gue mau istirahat."
"Tunggu!" sergahnya. "Gue mau nanya."
"Nanya apaan?"
Ia diam sejenak. "Jungkook habis ngapain di kamar lo?"
"Kepo," sinisnya.
"Gak macem-macem, kan?" ia menatap dengan raut wajah serius pada Tzuyu.
Membuat Tzuyu berdecak, lalu melempar bantalnya ke arah cowok itu. Sembari berteriak, "PERGI LO! TUTUP PINTU!"
Ia menyilangkan kedua tangan sebagai tameng untuk menghindari bantal yang dilempar Tzuyu. Taehyung menyeringai penuh arti, kemudian melemparkan kembali bantal itu pada Tzuyu.
Dengan kondisi yang tidak siap, bantal itu berhasil mengenai wajahnya. Satu sudut bibir Taehyung timbul, ia terkekeh lalu menutup pintu kamar Tzuyu dengan cepat.
Taehyung berjalan begitu saja melewati kamarnya yang terbuka. Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku sambil bersiul, ia mulai menuruni anak tangga. Sampai di anak tangga terakhir, ia menangkap sosok Jungkook yang baru saja masuk ke dalam kostan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Share House
Fiksi Penggemar"From housemate to soulmate." © caramelattea [24/11/19]